Provinsi Jawa Tengah (Jateng) merupakan salah satu sentra produksi kapulaga. Oleh karena itu perlu dikembangkan secara berkelanjutan.
Cisilia Triwidiyanti selaku Ketua Tim Kerja Karantina menuturkan, "Kapulaga merupakan salah satu rempah-rempah yang secara turun temurun digunakan sebagai bahan baku pengobatan herbal dan masakan nusantara. Hal ini menjadi peluang pasar yang menggiurkan."
Tak disangka segudang kegunaan kapulaga jadi incaran pasar Tiongkok. Frekuensi ekspor komoditas tersebut rutin dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Emas. Kali ini sebanyak 13 ton kapulaga senilai 550 juta rupiah diperiksa oleh Pejabat Karantina, sebelum diekspor ke Tiongkok.
Tentunya sebelumnya, dilakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen karantina, kesesuaian jenis, jumlah dan memiliki nomor registrasi General Administration Custom of China (GACC). Fasilitas produksi dan kelayakan teknisnya telah memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga sertifikat layak dikeluarkan.
Hasil pemeriksaan diketahui kapulaga sehat, kering, layak dikonsumsi, serta bebas target serangga. Selanjutnya kapulaga siap berlabuh ke Tiongkok memenuhi kebutuhan bahan baku pangan. Diharapkan kegiatan ekspor bisa meningkat dan berdaya saing di pasar global.
"Karantina Jateng terus mendukung akselerasi ekspor agar semakin mendunia. Penerbitan Phytosanitary Certificate sebagai jaminan komoditas kapulaga yang diekspor diterima negara tujuan," imbuh Cisilia. (dry)
Editor : Ahmadi