Pendaki Ini Hilang Selama 34 Tahun di Gunung Kerinci

Reporter : Redaksi
Yudha Sentika dan monumen yang diabadikan

Ia mendaki bersama teman-temannya dan tak kembali hingga saat ini. Kisah hilangnya Yudha Sentika.

Pada tahun 1990, Yudha Sentika, seorang pelajar berusia 17 tahun, memutuskan untuk menjelajahi Gunung Kerinci bersama teman-temannya dari klub pencinta alam Elpala SMAN 68 Jakarta.

Klub pencinta alam Elpala SMA 68 Jakarta.

Mereka dipenuhi semangat dan kegembiraan, siap untuk menghadapi petualangan di salah satu puncak tertinggi di Sumatra. Namun, apa yang dimulai sebagai petualangan yang penuh semangat berubah menjadi tragedi yang mengguncang.

Cuaca buruk menghadang mereka di puncak gunung, menciptakan kondisi yang sulit untuk diatasi. Meskipun mereka telah mempersiapkan diri, mereka tidak pernah menyangka bahwa cuaca akan berubah begitu drastis.

Ketika mendekati puncak, mereka merasa kesulitan mengatasi kondisi cuaca yang semakin memburuk. Yudha dan dua temannya berhasil mencapai puncak lebih awal, tetapi momen kebahagiaan mereka terhenti ketika Yudha tiba-tiba berteriak karena kedinginan dan melemparkan ranselnya.

Pemandangan semakin buruk dengan pandangan yang terbatas dan kebingungan yang tiba-tiba. Agus, teman terdekat Yudha, bersama mereka dalam perjalanan turun. Namun, dalam kondisi cuaca yang sangat sulit, mereka kehilangan arah dan terpisah dari kelompok lainnya. Mereka mencoba mencari jalan turun, tetapi kesulitan semakin bertambah.

Dalam upaya mereka untuk mencari jalan keluar, mereka menemukan tanda tak terduga dalam bentuk botol air mineral yang diikat. Namun, meskipun mereka mencoba berkomunikasi dengan kode, tidak ada tanggapan. Mereka merasa semakin bingung dan putus asa.

Meskipun menghadapi berbagai kesulitan dan bahaya, termasuk risiko jatuh ke jurang lahar kering, mereka terus bersatu dalam upaya mencari Yudha. Namun, ketika mereka akhirnya tiba di basecamp, kekecewaan menunggu mereka. Basecamp itu kosong.

Pencarian dilakukan dengan gigih dan penuh harapan, tetapi Yudha Sentika tetap tidak ditemukan. Kisah tragis kehilangannya di Gunung Kerinci tetap membekas dalam ingatan teman-temannya.

Tugu yang mereka dirikan menjadi tanda keabadian untuk mengenangnya sebagai seorang pahlawan yang berani, yang terus dikenang dalam perjalanan mendaki yang penuh tantangan. (*)

*) Source : Andivestigasi

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru