Dunia pendidikan di Kabupaten Ponorogo dihebohkan oleh adanya tarikan sumbangan kepada siswa untuk beli mobil baru. Kejadian ini terjadi di SMPN 1 Ponorogo, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
Dari data yang beredar, sumbangan yang dibebankan kepada siswa SMPN 1 Ponorogo sebesar Rp 1,7 juta. Dari rincian daftar sumbangan tersebut, ada pengadaan alat musik berupa gitar, bass, drum akustik, efek gitar merk Line G P0D60 Guitar, Keyboard Yamaha, amplifier, kabel gitar, kabel bass, kabel ampli.
Ada juga pengadaan berupa peremajaan mobil sekolah (Innova tahun 2019), dan pengadaan komputer untuk praktik siswa. Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 554.580.000, dan dikurangi oleh penjualan mobil lama sebesar 45 juta. Jadi totalnya sebesar Rp 509.580.000.
Wali murid diberikan 3 pilihan. Perbedaannya hanya pada harga mobil Innova. Pada pilihan pertama mobil Inova produksi tahun 2017 dengan harga Rp 225 juta. Pilihan kedua mobil Innova tahun 2018 dengan harga Rp 240 juta, dan pilihan ketiga mobil Innova tahun 2019 dengan harga Rp 265 juta.
Pada pilihan pertama per siswa dibebani Rp 1,590.556. Pilihan kedua sebesar Rp 1.682.569, dan pilihan ketiga sebesar Rp 1.769.375. Surat rincian kebutuhan tersebut ditandatangani oleh Ketua Komite SMPN 1 Ponorogo, Bendahara Komite SMPN 1 Ponorogo, dan Kepala SMPN 1 Ponorogo.
“Memang benar surat itu. Dan kalau saya pribadi ada point peremajaan mobil sebenarnya tidak terlalu urgent,” ujar salah satu wali murid SMPN 1 Ponorogo berinisial PR, Jumat (29/9/2023).
Menanggapi itu, Kepala SMPN 1 Ponorogo, Imam Mujahid mengungkapkan, Sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Sekolah (SPPMS) itu merupakan program Komite Sekolah. Menurutnya, rincian sumbangan yang ditetapkan ke orang tua sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah.
"Komputer kita sudah lama, alat musik juga, mobil sering mogok. Jadi kita bisa upgrade melalui komite," ungkap Imam dilansir dari detikJatim, pada Jumat (29/9/2023).
Alat musik yang sudah lama itu dinilai tidak bisa menunjang kebutuhan siswa dalam mengembangkan bakat bermusik. Sedangkan di satu sisi, sekolah ingin anak-anak bisa mendapatkan fasilitas layak dengan membeli alat musik yang lebih baru.
Mobil biasanya dipakai untuk kegiatan OSIS. Selama ini mobil sekolah kerap dipakai untuk mengantarkan para murid yang mengikuti lomba.
"Mobil juga untuk mobilisasi, kemarin sempat dipakai untuk kegiatan OSIS juga mogok. Jadi, adanya sumbangan itu untuk kepentingan sekolah dan siswa. Misal sekolah kita ikut lomba, bisa pakai mobil yang tidak mogok," tambahnya.
Imam menambahkan, sumbangan itu ditarik secara sukarela. Mulai dari nilai terkecil hingga terbesar. Artinya, jika memang tidak mampu orang tua bisa meminta keringanan atau bisa bebas dari sumbangan jika punya bukti keterangan tidak mampu.
"Ada juga siswa yang tidak mampu, minta keringanan atau bebas, ya bisa saja dengan menunjukkan bukti dari desa atau kelurahan," jelas Imam. (dtc)
Editor : Syaiful Anwar