Antimo, Obat Anti Mabuk dari Dosis hingga Efek Samping

lintasperkoro.com
Antimo

Siapa yang perjalanan jauh harus minum Antimo biar tidak mabuk? Kali ini aku akan membahas tentang Antimo.

Antimo sudah terkenal sebagai obat antimabuk saat bepergian. Antimo adalah merk paten dari PT Phapros, perusahaan farmasi yang menjadi anak perusahaan PT Kimia Farma.

Antimo berisi dimenhydrinat 50mg tiap tabletnya. Antimo termasuk golongan Obat Bebas Terbatas yang bisa dibeli tanpa resep dokter.

Dimenhydrinate adalah antihistamin yang digunakan untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan pusing akibat mabuk perjalanan. Dimenhydrinat bekerja pada antagonis etanolamin H1 yang mengandung difenhidramin dan 8-kloro-teofilin.

Ini adalah strukur kimia dari Dimenhydrinat

Efek farmakologis dimenhydrinat terutama disebabkan oleh bagian diphenhydramine. Dimenhydrinat memiliki efek depresan sistem saraf pusat, antikolinergik, antiemetik (antimuntah), antihistamin, dan anestesi lokal.

Dimenhydrinat bertindak sebagai antiemetik (antimuntah) akibat penghambatan stimulasi vestibular, dan penghambatan asetilkolin. Dimenhydrinat mengalami metabolisme secara ekstensif di hati, dieksresikan dalam urin.

Dalam Formularium Nasional, Dimenhydrinat dimasukkan kedalam kelas terapi obat untuk saluran cerna golongan Antiemetik.

Untuk mencegah mabuk perjalanan, minumlah dimenhidrinat 30 - 60 menit sebelum memulai aktivitas seperti bepergian. 

Dosis dimenhydrinat untuk mabuk perjalanan

Dewasa dan anak diatas 12 tahun =  1 tablet

Anak-anak 6-12 tahun = 1/2 tablet

Anak dibawah 6 tahun bisa menggunakan antimo cair yang sachet

Anak usia 2–6 tahun: 1–2 saset (5–10 ml) boleh diulang setiap 6–8 jam,sesuai dengan keperluan. Dosis maksimal 6 sachet per hari (75 mg dimendhyrate).

Efek samping Dimenhydrinat=

mengantuk, sembelit, penglihatan kabur, atau mulut/hidung/tenggorokan kering. Untuk meredakan mulut kering, kamu bisa menghisap permen, atau minum air.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Dimenhydrinate

- Jangan mengonsumsi dimenhydrinate jika alergi terhadap obat ini.

- Jangan memberikan dimenhydrinate untuk anak usia <2 tahun. Konsultasikan dengan dokter jika akan memberikan dimenhydrinate ke anak-anak.

- Konsultasikan penggunaan dimenhydrinate dengan dokter jika menderita gangguan pernapasan, penyakit jantung, hipertensi, penyakit hati, glaukoma, epilepsi, tukak pada usus atau lambung, hipertiroidisme, atau gangguan berkemih.

- Konsultasikan dengan dokter jika sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.

- Konsultasikan dengan dokter jika sedang atau akan menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, atau produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi antarobat.

- Dimenhydrinat dapat menutupi tanda-tanda awal ototoksisitas jika diberikan bersamaan dengan obat-obatan ototoksik (misalnya aminoglikosida).

- Hati-hati pemberian terhadap pasien dengan kejang, glaukoma sudut tertutup, pembesaran kelenjar prostat, asma, emfisema, insufisiensi hati akut.

- Jangan mengemudikan kendaraan, mengoperasikan alat berat, atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan dimenhydrinate, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan penglihatan buram.

- Jangan minum minuman beralkohol saat menjalani pengobatan dengan dimenhydrinate, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

- Beri tahu dokter jika km sedang merencanakan operasi, termasuk operasi gigi.

- Segera ke dokter jika km mengalami reaksi alergi obat atau efek samping lebih serius setelah mengonsumsi dimenhydrinate.

Dimenhydrinat tidak boleh diberikan pada =

- pasien yang hipersensitivitas terhadap dimenhydrinate atau diphenhydramine 

- pasien dengan penyakit pernafasan bagian bawah, misalnya asma.

- Bayi prematur dan neonatus.

- Wanita menyusui.

- Interaksi Dimenhydrinate dengan obat lain.

- Hilangnya gejala kerusakan fungsi telinga akibat obat-obatan ototoksik, seperti antibiotik aminoglikosida, sehingga berisiko menyebabkan kondisi terlambat ditangani.

- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat dengan efek antikolinergik, seperti obat golongan antidepresan trisiklik atau obat golongan antiparkinson, seperti trihexyphenidyl.

Peningkatan efek penekanan fungsi otak dari obat pereda nyeri opioid atau barbiturat. (*)

*) Source : valiisa

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru