Dalam buku The Genealogy of Morality, Nietzsche menuliskan bahwa ada dua jenis moral dalam kehidupan manusia. Pertama adalah moral tuan, dan yang kedua adalah moral budak.
Apa itu moral tuan dan moral budak?
Secara singkat, moral budak adalah orang-orang yang menerima moralitas karena ketidaksadarannya. Bagi Nietzsche, orang-orang yang tunduk pada aturan-aturan moral seperti agama, bahkan hukum negara tanpa adanya kesadaran dalam diri sendiri mengapa ia harus melakukan itu, adalah orang-orang dalam moral budak.
Berbuat baik karena itulah yang diajarkan oleh agama, tanpa sebuah pengetahuan akan hal baik tersebut, itulah moral budak. Tunduk pada hukum secara buta karena melawan hukum dilarang oleh negara, itulah moral budak.
Moral budak seolah memberi jaminan keselamatan pada hidup manusia, padahal sebenarnya, manusia menjadi budak dari sesuatu yang tidak diketahuinya. Sedangkan moral tuan adalah orang yang memiliki keberanian hidup, bahkan hidup dalam bahaya. Apa maksudnya?
Orang-orang dengan moral tuan adalah orang yang berani hidup berdasarkan moralitasnya sendiri, dengan kehendak bebasnya sendiri dan meningkatkan kehendak untuk berkuasa (will to power) atas diri sendiri. Berbuat baik untuk kebaikan itu sendiri, karena aku menginginkannya.
Tidak berbuat jahat bukan karena takut dihukum oleh negara atau berdosa di hadapan Tuhan, melainkan karena mengatahui bahwa ucapanku maupun tindakanku juga bertanggungjawab atas orang lain.
Contoh sederhana, seseorang yang tidak melanggar lampu lalu lintas karena takut polisi, atau karena memang itulah aturan negara, itulah moral budak. Sedangkan tidak melanggar lampu merah karena kesadaran bahwa dengan melanggar akan menggangu bahkan membahayakan diri sendiri dan orang lain, itulah moral tuan.
Aku menyadari secara penuh segala tindakanku, oleh karena itu aku berkuasa atas diriku sendiri. (*)
*) Source : kelasisolasi
Editor : Syaiful Anwar