Harga Pupuk di India Berpotensi Naik

Reporter : Redaksi
Impor pupuk di India

India bersiap menghadapi harga pupuk yang lebih tinggi menjelang musim panen rabi (musim dingin) yang krusial setelah Tiongkok menangguhkan ekspor urea dan pupuk khusus mulai 15 Oktober, ujar seorang pejabat senior industri pada hari Selasa (21/10/2025).

Tiongkok, yang baru-baru ini melanjutkan ekspor pupuk dari 15 Mei hingga 15 Oktober 2025 dengan peningkatan inspeksi, kini telah menangguhkan ekspor hingga pemberitahuan lebih lanjut, yang tidak hanya memengaruhi India tetapi juga pasar global.

Baca juga: Pangsa Rusia dalam Ekspor Pupuk Nitrogen ke Amerika Serikat Naik

Penangguhan ini mencakup pupuk khusus seperti TMAP (Technical Monoammonium Phosphate) dan produk larutan Urea seperti AdBlue, serta pupuk konvensional seperti DAP dan urea.

"Tiongkok telah menutup ekspor mulai 15 Oktober, tidak hanya untuk India tetapi juga seluruh pasar dunia," ujar Presiden Asosiasi Industri Pupuk Larut atau Soluble Fertilizer Industry Association (SFIA), Rajib Chakraborty, kepada PTI.

"Saya yakin penghentian ekspor akan berlangsung selama 5-6 bulan ke depan," ujarnya.

India mengimpor sekitar 95 persen pupuk khususnya, termasuk fosfat seperti TMAP dan cairan pengendali emisi seperti AdBlue, dari Tiongkok.

Baca juga: India akan Meningkatkan Impor Pupuk Sebesar 41 Persen

Rajib Chakraborty mengatakan harga pupuk khusus, yang sudah berada pada tingkat yang sangat tinggi, dapat naik 10-15 persen karena pembatasan ekspor Tiongkok.

India mengonsumsi sekitar 250.000 ton pupuk khusus setiap tahunnya, dengan 60-65 persen digunakan selama musim rabi, yang berlangsung dari Oktober hingga Maret.

Pejabat industri tersebut mengatakan bahwa memenuhi permintaan untuk musim rabi yang sedang berlangsung tidak akan menjadi masalah karena para pedagang telah mengamankan pasokan yang tersedia melalui agen perdagangan global, meskipun harga akan terpengaruh.

Baca juga: Bangladesh Menyetujui Impor Pupuk untuk Mengamankan Stok

"Jika pembatasan ekspor Tiongkok berlanjut setelah Maret 2026, maka hal itu akan menjadi kekhawatiran," kata Chakraborty, menambahkan bahwa musim rabi dapat diperpanjang hingga Maret tahun ini karena ketersediaan air yang lebih baik.

“India memiliki sumber pasokan alternatif termasuk Afrika Selatan, Chili, dan Kroasia, tetapi hanya untuk satu atau dua produk,” tambahnya. (*)

Editor : S. Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru