Saat Beliau ditanya seseorang,
“Mana yang lebih penting dan patut diutamakan, antara dakwah dan tareqat?”
Baca juga: Melaksanakan Perintah "Sampaikanlah (Ilmu) walau Satu Ayat"
Beliau kemudian menjawab, “Antara makanan dan air, mana yang lebih penting dan lebih diutamakan? Dakwah dan tareqat bagaikan makanan dan air. Satu sama lain saling berhubungan dan menguatkan.”
Agama mesti kita amalkan secara sempurna, bukan dengan nafsu kita. Kita yang jauh dari Allah SWT ini akan mudah taksub dengan satu jalan dan akan menganggap bahwa itu saja jalan agama dan yang lain bukan agama. Lalu menganggap dirinya sudah faham agama dan orang lain tidak faham agama. Ini adalah merupakan faham yang salah besar.
Orang yang kenal agama melalui dakwah, akan taksub pada dakwah.
Orang yang kenal agama melalui tareqat, akan taksub pada tareqat.
Orang yang kenal agama melalui ilmu, akan taksub dengan ilmu.
Sedangkan jalan suci para nabi ialah menjalani hidup dengan agama yang sempurna bukan hanya dengan satu bagian dari agama saja.
• Taksub Pada Dakwah
Orang yang hanya mujahadah dakwah, imannya akan tinggi melangit, tetapi hati mereka akan kotor dan tak akan merasakan ruhani istimewa yang dirasakan oleh ahli-ahli tareqat.
Mereka akan mengganggap diri mereka sebagai pemilik hidayah dan menganggap orang yang tidak mengikut jalan dakwah adalah golongan yang “belum dapat hidayah” walaupun orang itu seorang ulama besar ataupun Wali Allah SWT.
Mereka akan merasa sangat berjasa pada umat karena kerja-kerja mereka. Walaupun akhirnya orang memang berbondong-bondong akan mendapat manfaat dari dakwah mereka, tetapi mereka gagal memperbaiki diri sendiri (islah diri) dengan dakwah mereka.
• Taksub Pada Tarekat
Orang yang hanya sibuk dengan tareqat, hatinya tentu akan bersih suci dari segala penyakit hati, mudah taubat dan insaf, rendah diri dan melihat diri hina dan sifat kemuliaan lainnya akan zahir pada batinnya, tetapi dia tidak akan mendapat kekuatan iman sebagaimana yang didapat oleh para da’i melalui mujahadah dan pengorbanan, dia tidak akan dapat fikir dan risau para nabi dan tidak mendapat sifat peduli pada umat dengan penuh kasih sayang dan hanya akan sibuk dengan diri sendiri.
Yang lebih menakutkan ialah apabila dia ditipu syaitan dengan perkara keruhanian seperti kasyaf, karomah, sirr, nur dan sebagainya hingga dia hanya sibuk mencari itu bukan mencari Allah SWT.
Baca juga: Korem Bhaskara Jaya Menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW
Banyak yang tersesat dalam dirinya sendiri dan menganggap orang lain yang tidak mengalami apa yang dia alami sebagai kesesatan.
• Taksub Pada Ilmu.
Orang yang hanya sibuk dengan ilmu, kajian-kajian saja, tanpa peduli pada dakwah dan tareqat, mereka akan mengalami masalah hati yang sangat dahsyat.
Mereka akan mengejar dunia dengan ilmu, mengejar mahsyur dengan ilmu, mengejar nama dan pujian dengan mahsyur.
Mereka beranggapan dirinya paling berilmu, paling berjasa pada umat dan mengganggap semua orang yang jahil sebagai orang yang hina termasuk para pekerja agama.
Maka akan wujud para ulama dunia yang sangat jelas dan terang mengejar untung dunia dengan ilmunya.
Tanpa keuntungan dunia, ilmunya tidak akan diberikan kepada siapapun, takabur akan membesar, tamak akan subur dan sifat-sifat lain yang semuanya dapat ditutup dengan pakaian ulama sehingga banyak orang menganggap dia adalah pewaris nabi yang sahih.
Baca juga: Pondok Pesantren Ar Roudloh Mengadakan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Semoga Allah SWT lindungi kita semua dari fitnah-fitnah (perkara-perkara yang menjauhkan kita dari agama).
Semoga Allah memberikan kekuatan, kemudahan, kita dalam mengamalkan ilmu, tarekat, dan mendakwahkan agama yang dicontohkan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam
Benarnya dari Allah SWT
Salahnya dari saya yang kurang pengorbanan dalam agama
Barokallahufiikum
*) Penulis : Maulana Yusuf Radiallah Anhu
Editor : Redaksi