Zombi Sampah Impor Mengejar Gubernur Jawa Timur

lintasperkoro.com
Aktivis lingkungan demo di Gedung Grahadi Surabaya

"Puluhan tahun dioksin meracuni masyarakat Tropodo,” demikian seruan 30 aktivis dari Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON Foundation) dan gabungan mahasiswa se–Jawa Timur, seperti dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan Universitas Trunojoyo Madura. 

30 orang berkumpul  dan menggelar Aksi Teatrikal di depan gedung negara Grahadi Surabaya. Para aktivis mengelar aksi dengan memakai kostum zombi yang dililit sampah impor, yang mengambarkan pesan bahwa di penghujung kepemimpinan Gubernur Jawa Timur problem sampah impor di Jawa Timur masih belum tuntas. 

Baca juga: Puluhan Aktivis Lingkungan dan Akademisi Gelar Aksi Solidaritas Peduli Pantai Lewat Clean Up dan Audit Plastik

Tema zombi mengambarkan bahwa kasus sampah impor dapat terus menghantui gubernur jawa timur untuk segera merealisasikan janji nya untuk segera menuntaskan masalah sampah impor di Jawa Timur. Berikut temuan fakta - fakta terbaru terkait problem sampah impor Jawa Timur pada tahun 2023: 

Temuan Sampah Impor 2023 : 2 Desa di Kabupaten Sidoarjo Dijadikan Dumpsite Sampah Impor, Perlu Sanksi Tegas Bagi Pabrik Kertas yang Bandel

Dalam 2 minggu terakhir, Tim ECOTON telah melakukan investigasi terkait eksistensi sampah impor di Jawa Timur. Dalam investigasi yang dilakukan, ditemukan fakta baru bahwa dua lokasi desa di Kabupaten Sidoarjo, yakni Desa Gedangrowo dan Desa Wirobiting, dijadikan dumpsite utama sampah impor setelah perusahaan kertas tidak lagi membuang scrub impor-nya di desa Bangun, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Sejak temuan scrub plastik impor di Desa Bangun pada tahun 2019 ramai, Desa Wirobiting dan Desa Gedangrowo juga dijadikan dumpsite penimbunan sampah impor. Namun, jumlah timbunan di dua tempat (Desa Gedangrowo dan Wirobiting), relatif kecil dibanding dengan jumlah timbunan di Desa Bangun. 

Disisi lain, Desa Wirobiting dan Desa Gedangrowo berlokasi sangat berdekatan dengan Desa Bangun yang memungkingan beberapa perusahaan kertas di Jawa Timur menjadikan 2 desa tersebut sebagai opsi utama menimbun sampah scrup impor nya. 

Tim investigasi mencatat bahwa perusahaan kertas secara terang-terangan membuang scrub plastik impornya berasal dari kawasan Ngoro Mojokerto, yaitu PT Megasurya Eratama dan PT Buana Mega, pabrik kertas asal Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Beberapa scrub plastik impor dengan ketinggian kurang lebih 5 meter terlihat di tumpuk di lapangan terbuka di Dusun Gisik, Desa Wirobiting, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, dan juga di Dusun Karangkletak, Desa Gedangrowo, Kabupaten Sidoarjo. 

“Sampah plastik dari pabrik kertas sudah puluhan tahun menopang perekonomian warga, bahkan saya mampu menyekolahkan anak saya hingga menjadi TNI dan Sarjana tidak lain dari hasil memilah sampah. Setelah kunjungan ibu Khofifah dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2019, pasokan sampah yang dibuang di desa kami menurun drastis. Sehingga, pengasilan dari memilah sampah juga cenderung menurun karena pasokan yang berkurang. Saat ini sampah yang dibuang di desa kami berasal dari perusahaan kertas dari kawasan Ngoro Mojokerto dan juga perusahaan kertas dari wilayah Beji Pasuruan Jawa Timur. Saat ini berapa perusahaan kertas di Jawa Timur seperti PT Pakerin tidak lagi membuang sampah scrub nya ke desa kami, karena sampah plastik dari Pakerin dijadikan campuran pembakaran batu bara,” ujar bapak Karjono, pemilah sampah dari Desa Wirobiting. 

Memilah sampah telah puluhan tahun menjadi pekerjaan alternatif yang menjanjikan. Tercatat bahwa pemilah sampah impor di 2 desa tersebut, rata - rata mampu memperoleh penghasilan ratusan ribu setiap harinya. Selain bisa menjual rosokan berupa plastik keras, aluminium besi dan tembaga, para pemilah juga menjual scrub plastik impornya ke pabrik tahu sebagai bahan bakar. Di sisi lain, para pemilah sampah di 2 desa tersebut bercerita tentang keseringan mereka menemukan uang asing asal Korea. 

“Selain memanfaatkan sampah yang punya nilai jual, kami juga menjual sampah plastik kecil cacahan untuk dijual ke pabrik tahu sebagai bahan bapak penganti kayu. Dan kami beberapa kali juga menemukan uang asing asal Korea yaitu won,” imbuh Karjono saat diwawancarai. 

Warga di 2 desa tersebut terpaksa menjadi pemilah sampah dan kebanyakan mereka merasa sangat diuntungkan dengan pekerjaan memilah sampah. Kepentingan ekonomi menjadi suatu hal yang utama, para pemilah mengantungkan hidupnya dari memilah sampah. 

Disisi lain, beberapa pabrik kertas di Jawa Timur seperti PT Pakerin, Mekabox Internasional, sudah baik dan patuh, sudah tidak lagi membuang scrub plastiknya ke pemukiman dan dumpsite terbuka. Mereka memanfaatkan scrub plastik impor sebagai campuran batubara untuk selanjutnya dilakukan prose pembakakaran di incenerator yang dimiliki perusahaan kertas tersebut.

Pada tahun 2019  ramai pemberitaan terkait temuan dioksin tertinggi nomor 2 se-Asia Tenggara pada sample telur ayam kampung, tahu dan tanah di 2 desa di Kabupaten Mojokerto dan Sidoarjo. Kandungan dioksin di 2 tempat tersebut dipengaruhi karena aktivitas pembakaran plastik impor di sentra tahu Tropodo dan area dumpsite dapat menghasilkan racun dioxin dan mikroplastik yang dapat menganggu sistem hormon dan pemicu penyakit kanker. 

Berdasarkan temuan tersebut pada tahun 2019, puluhan Industri Kecil Menengah (IKM) tahu di Desa Tropodo.mendeklarasikan untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar sampah plastik untuk produksi tahu. Sebagai gantinya, pelaku usaha akan menggunakan wood pallet sebagai bahan bakar ramah lingkungan. 

Disisi lain, bantuan wood pallet dan bantuan blower khusus kayu pernah dijanjikan oleh Pemkab Sidoarjo dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada saat kunjungan lapangan di Desa Tropodo pada tahun 2019. Usulan penggunaan wood pallet sebagai alternatif bahan bakar dan bantuan blower khusus kayu disampaikan Bupati Sidoarjo, Saiful lillah pada saat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dan penerapannya akan dirapatkan dengan Pemprov Jatim dan akan direalisasikan secepatnya dengan didukung bantuan subsidi wood pallet bagi pengusaha tahu sebagai bahan bakar ramah lingkungan pengganti plastik. 

"Yang menjadi sumber pencemaran adalah penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar, dengan adanya alternatif bahan bakar wood pallet yang harganya cukup terjangkau akan jadi solusi yang diberikan Pemkab Sidoarjo dan Pemprov Jatim kepada pelaku pabrik tahu di Desa Tropodo," ungkap Saiful Ilah pada saat kunjungan sentra tahu Tropodo pada tahun 2019. 

Pada investigasi lanjutan di sentra Tahu Tropodo pada bulan Agustus 2023, penggunaan scrub plastik impor sebagai bahan bakar masih masif digunakan di beberapa sentra tahu Tropodo. Asap mengepul terlihat di beberapa tungku dan insenerator pabrik tahu Tropodo. 

Fakta kedua, Pak Gufron, salah satu pemilik pabrik tahu Tropodo menjelaskan bahwa scrub plastik impor tersebut disuplai dari kawasan dumsite di Desa Wirobiting dan Desa Gedangrowo kabupaten Sidoarjo. 

“Plastik bahan bakar di sentra tahu kami dikirim dan disuplai dari kawasan dumpsite Desa Gedangrowo dan Wirobiting. Alasannya selain harganya lebih murah, nyala api dari pembakaran plastii lebih stabil yang berimbas pada hasil produksi tahu menjadi baik dan bagus," ungkap Gufron salah satu pemilik pabrik Tahu di Desa Tropodo. 

Baca juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya

Saat dilakukan wawancara, Bapak Gufron selaku pemilik pabrik tahu sempat menyinggung janji wakil menteri KLHK dan Gubernur Jatim terkait kesanggupan untuk memberikan bantuan subsidi wood pallet dan mesin Blower khusus kayu kepada pengusaha pabrik tahu Tropodo. 

"Pemerintah jangan hanya melarang tanpa memberikan solusi. Beberapa pengusaha tahu di Tropodo termasuk saya kecewa atas janji Gubernur Jatim dan Wakil Menteri KLHK pada tahun 2019 yang sanggup untuk memberikan bantuan subsidi bahan bakar kayu pallet dan bantuan mesin blower khusus kayu. Namun, hingga saat ini statement pemerintah atas bantuan tersebut masih nihil hasilnya dan cenderung janji semata. Saya mewakili teman - teman pengusaha tahu yang lain berharap janji yang sempat disampaikan Khofifah dan wakil menteri KLHK pada tahun 2019 untuk segera direalisasikan secara nyata," imbuh Gufron saat diwawancarai awak media. 

Pabrik Kertas Jatim Sumber Mikroplastik Brantas : Aktivitas Impor kertas bercampur Plastik Jadi Primadona, Bukti Suplai Kertas Lokal Minim

Australia menjadi negara pengirim kertas bekas terbanyak ke Indonesia, dengan presentasi 618.878 ton dan dikuti USA dengan total 505.508 ton pada tahun 2022. Selain Australia dan USA negara – negara dikawasan Asia seperti korea, jepang dan singapura, dan juga negara – negara Eropa seperti Itali, Inggris, sepanyol  juga menjadi pengirim kertas bekas yang berpotensi dicampur dengan bahan B3 (plastik sekali pakai, besi, aluminum dll). Beberapa pabrik kertas asal Jatim seperti PT Pakerin, Mekabox Internasional, Sun Paper dan Megasurya Eratama masih masif menggunakan kertas bekas dari luar negeri sebagi suplai utama bahan baku produksi kertas. 

Beberapa hari terakhir tim Investigasi mencoba mengambil air sample buangan pabrik kertas di Mojokerto seperti, PT Pakerin, Mekabox Internasional dan Megasurya Eratama yang semuanya merupakan pabrik kertas yang membuang limbah cairnya ke sungai Brantas, Kali Sadar dan Kali Porong. Air sampel yang diambil kemudian diuji kandungan mikrolastik dan ditemukan fakta bahwa terdapat mikroplastik di air limbah pabrik kertas. 

“Disisi lain mikroplastik yang mendominasi Brantas sebagian besar bersumber dari pabrik kertas yang melakukan impor bahan baku kertas bekas dari luar negeri. kertas bekas yang diimpor, disisipkan plastik dan Bahan B3 yang ketika melalui proses proses produksi, maka air limbah dari pabrik kertas tersebut mengandung mikroplastik di dalamnya. Gubernur Jatim harus menganggap serius masalah mikroplastik dan limbah industri di sungai Brantas. Jatim sendiri menjadi  provinsi dengan peringkat nomor 1 sungai paling tinggi kontaminasi Mikroplastik nya diantara 34 provinsi lain di Indonesia,” imbuh Kholid Basyaiban, Divisi Legal dan Advokasi ECOTON.

Kertas bekas impor dengan kualitas baik menjadi primadona para importir pabrik kertas karena minimya suplai kertas local dan buruknya kualitas kertas lokal.  Pengumpulan kertas bekas di Indonesia belum efisien dan maksimal. Hal tersebut dipengaruhi oleh pemilahan sampah dan pengumpulan sampah disetiap daerah di Indonesia belum maksimal. Sehingga terjadi kelangkaan kertas local dalam negeri karena sampah kertas bekas dalam negeri banyak tercampur dengan sampah lain seperti organic dan residu yang menurunkan kualitas kertas dan kertas bekas cenderung berakhir di TPA. 

Disarikan dari data Kementrian Perindustrian pada tahun 2015, asumsi kebutuhan kertas yang diserap pasar domestik per tahun sekitar 6,2 juta ton maka 70% dari ini setara 4,4 juta ton. Selama ini di dalam negeri baru bisa menghasilkan sekitar 2,5 juta ton kertas bekas, sisanya untuk memenuhi kebutuhan harus melakukan diimpor kertas.

Tuntut Janji Gurbernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa Untuk Selesaikan Problem Sampah Impor 

Sejak ramai kemunculan pada tahun 2019. Beberapa wilayah di Jawa Timur memperoleh dampak besar dari aktivitas impor sampah. Perusahaan kertas  di Jawa Timur sangat berkontribusi besar. Dampak lingkungan dan korban lingkungan yang sangat besar ditimbulkan dari aktivitas sampah impor. Tercatat senyawa dioksin telah mencemari 2 lokasi di Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Mojokerto dan Sioarjo menjadi 2 kabupaten dengan kandungan dioksin nomer 2 se - Asia Tenggara. Selain lingkungan dan kesehatan masyarakat di pertaruhkan, problem lain yang timbul yaitu kerugian dan hilangnya mata pencarian pemilah sampah. 

Baca juga: Yayasan Konservasi Sungai Nusantara dan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Lakukan Sensus Serangga Air

"Warga di lokasi dumpsite dibenturkan dengan kepentingan ekonomi dan kepentingan lingkungan. Warga desa sebagai pemilah sangat anti dan menolak ketika diliput media ataupun wartawan. Mereka takut pemerintah memutus suplai sampah plastik impor di desa mereka, karena mereka sebagian besar mengantungkan ekonomi dari memilah sampah tanpa menghiraukan dampak kesehatan yang ditimbulkan. Warga desa yang hidup di lokasi dumpsite perlu mendapat alternatit pekerjaan pengganti memilah sampah yang tidak menimbulkan resiko, baik resiko kesehatan dan resiko lingkungan yang ditimbulkan di kemudian hari,” ungkap Kholid Basyaiban. 

Melalui aksi yang dilakukan Ecoton, meminta kepada Gubernur Jatim untuk :

Petama, meminta Gubernur Jatim untuk berkoordinasi dengan istansi terkait dalam melakukan penegakan hukum melalui pemerketatan regulasi dan pengawasan terhadap aktivitas pabrik kertas di Jawa Timur, agar tidak mengeluarkan sampah plastik impor dan menumpuknnya di lingkungan terbuka;

Kedua, meminta Gubernur Jatim untuk berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pengawasan dengan serius terhadap pabrik kertas untuk memperbaiki sistem IPAL agar limbah cair yang dibuang tidak mencemari sungai Brantas;

Ketiga, meminta Gubernur Jatim untuk segera merealisasikan janji untuk memberikan bantuan subsidi bahan bakar ramah lingkungan Wood Pallet kepada pengusaha pabrik Tahu Tropodo;

Keempat, meminta Gubernur Jatim untuk merealisasikan janji untuk berkoordinasi dengan KLHK terkait pengadaan mesin blower khusus kayu bakar bagi pengusaha pabrik Tahu Tropodo;

Kelima, meminta kepada Gubernur Jatim untuk memberikan alternative pekerjaan pengganti yang layak dan merata bagi ratusan pemilah sampah impor yang tersebar di beberapa wilayah Jawa Timur yang terancam kesehatan nya.

Keenam, Gubernur Jatim harus berkoordinasi dengan istansi terkait untuk memberikan sanksi kewajiban melalkukan pembersihan lokasi dumpsite samnpah impor.

Ketujuh, mempertegas komitmen untuk menyelesaikan dan memenuhi janji terhadap penyelesaian problem sampah impor. (dry)

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru