Fakta di Balik Konspirasi Tabung Keabadian dan Tubuh Asli Michael Jackson yang Diawetkan

Reporter : -
Fakta di Balik Konspirasi Tabung Keabadian dan Tubuh Asli Michael Jackson yang Diawetkan
Foto saat Michael Jackson di dalam Tabung Hiperbarik
advertorial

Foto dengan tubuh Michael Jackson di dalamnya sangat terkenal pada tahun 2000-an dan kembali viral setelah kabar kematian Michael Jackson beberapa tahun lalu. Saat awal tersebar, ada berbagai macam tudingan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada foto tersebut.

Michael Jackson saat berbaring di dalam tabung Hiperbarik

Ada beberapa tulisan artikel dan konspirasi mengenai apa yang dilakukan Michael Jackson di dalam alat itu. Ada yang mengatakan itu adalah alat "keabadian" Michael Jackson karena ia tidak ingin menjadi tua dan mati, sampai ada yang mengatakan sosok yang tertidur disana adalah Michael Jackson yang asli, sedangkan Michael Jackson yang tampil ke publik adalah tiruan atau penggantinya.

Michael Jackson dikatakan sudah lama meninggal dunia dan tubuhnya diawetkan. Sementara yang kita lihat setelahnya adalah seseorang yang mirip dengan Michael Jackson dan menggantikan posisinya. Apalagi penampilannya yang tiap waktu semakin berubah.

Tapi benarkah kabar simpang siur itu dan apa fakta latar belakang pengambilan foto tersebut?

Mari kita bahas fakta sebenarnya, serta bagaimana keterbatasan pengetahuan dan minimnya akses mencari informasi saat itu membuat foto tersebut dipercaya sebagai foto bukti konspirasi tadi.

Penjelasannya akan membawa kita ke tahun 1984, tepatnya Januari tanggal 27 1984. Saat itu Michael Jackson sedang melakukan shooting untuk iklan produk Pepsi. Adegan untuk iklan itu adalah MJ seakan akan sedang konser dengan tata panggung dan disaksikan para penonton.

Awalnya proses pengambilan scene iklan berlangsung normal. Namun ditengah proses pengambilan gambar untuk take ke-6, saat Michael Jackson tengah membawakan lagu Billie Jean, terjadi kesalahan pada tata cahaya dan atraksi panggung.

Ledakan kembang api di belakang panggung yang seharusnya muncul setelah Michael Jackson turun dari tangga justru keluar saat Michael Jackson masih berada di sisi belakang panggung hingga akhirnya membakar rambut Michael Jackson.

Detik detik kejadian itu bisa dilihat pada rekaman dibawah :

Michael Jackson tidak menyadari api sudah menyala di rambutnya dan terus menari. Penonton yang saat itu juga berada di lokasi pembuatan iklan malah mengira itu bagian dari koreografi sebelum akhirnya para kru panggung datang dan mencoba mematikan api tersebut. Akibat insiden ini, Michael Jackson mengalami luka bakar yang serius di kepalanya dan mengalami kebotakan.

Michael Jackson mengalami luka bakar

Luka bakar di kepalanya ini juga membuat Michael Jackson harus menjalani serangkaian operasi. la juga harus meminum obat penghilang rasa sakit karena kepalanya terus terasa nyeri.

Rambutnya yang terbakar hingga kulit kepalanya itupun sulit untuk tumbuh lagi, dan sejak itu juga Michael Jackson harus tampil dengan wig (rambut palsu).

Pepsi selaku pihak yang bertanggung jawab atas insiden ini memberikan kompensasi yang sangat besar kepada Michael Jackson baik untuk pengobatan, maupun kontrak iklan itu sendiri. Tidak disebutkan seberapa besar kompensasi tersebut. Namun kabar yang beredar, nilainya sangat fantastis.

Michael Jackson dirawat di rumah sakit

Alih alih menggunakan uang itu untuk kepentingan pribadinya, Michael Jackson justru melakukan hal lain.

Michael Jackson mendonasikan tabung Hiperbarik ke Rumah Sakit

Sadar bagaimana sakit dan menderitanya orang-orang yang mengalami luka bakar, Michael Jackson kemudian mendonasikan uang kompensasi itu untuk para korban luka bakar di rumah sakit. Ia bahkan membeli alat terapi hiperbarik dan mendonasikannya untuk keperluan rumah sakit. 

Salah satu pasien yang disarankan melalui terapi hiperbarik

Tabung Hiperbarik sendiri adalah metode pengobatan dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruang udara berupa tabung transparan bertekanan tinggi lebih dari satu Atmosfer Absolut.

Tujuan terapi ini dilakukan adalah untuk mengisi darah dengan oksigen yang cukup untuk memperbaiki jaringan dan mengembalikan fungsi normal tubuh. Salah satu pasien yang disarankan melalui terapi hiperbarik adalah pasien luka bakar.

Michael Jackson memesan beberapa unit alat terapi hiperbarik ini untuk dirinya dan untuk donasi. Sebelum diserahkan ke rumah sakit, ia juga terlebih dahulu mencoba fungsi alat tersebut yang juga akan ia tempatkan di rumahnya. la berbaring disana dan memperbolehkan orang-orang yang datang saat itu untuk mengambil fotonya beristirahat di dalam alat tersebut. Dan salah satu foto tersebut adalah foto yang tersebar. 

Ini adalah foto lainnya dengan posisi Michael Jackson yang berbeda.

Sayang, tangan-tangan jahil orang orang saat itu membuat keterangan yang berbeda tentang foto tersebut. Mereka memanfaatkan ke-awaman orang mengenai alat terapi hiperbarik dan menyebutnya sebagai "alat penghenti penuaan", dan dibuatlah kabar palsu tentang Michael Jackson. Lebih jauh lagi mereka menyebutkan tentang konspirasi kloning dan sebagainya. Akibat berita bohong itu, nama Michael Jackson sempat tercoreng dan bahkan konspirasi konspirasi tentang dirinya tersebar.

Miris! Meskipun terdengar aneh, tapi banyak orang dari seluruh dunia yang pada akhirnya percaya dengan keterangan palsu itu dan menyebarkannya lebih luas lagi hingga dianggap sebagai fakta rahasia dan kelam seorang Michael Jackson.

Michael Jackson nyatanya memang menggunakan alat itu karena dia juga menderita insomnia akut dan luka bakar di kepalanya belum sepenuhnya sembuh. Namun penggunaan alat itu baginya lebih kepada membangun kualitas tidur yang baik dengan jumlah oksigen yang cukup.

Belakangan ini penggunaan tabung hiperbarik juga umum dilakukan banyak orang, dan tujuannya memang pengobatan dan kualitas tidur, bukan untuk membuatnya abadi seperti yang disebarkan berita berita palsu yang dulu tersebar.

Yah, kesimpulannya, berita bohong yang disampaikan berulang-ulang pada akhirnya akan menemukan orang orang yang kelak mempercayainya sebagai fakta.(*)

*) Sumber : mwv_mystic

Editor : Syaiful Anwar