Kata Siapa Menikmati Bromo Mahal? Ini Alternatif ke Bromo Cuma Rp 25 Ribu
Wisata Gunung Bromo mahal. Demikian sebagian besar masyarakat menilainya. Dinilai mahal, marena sejak Oktober 2024, pengelola Gunung Bromo, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) melakukan penyesuaian tarif masuk wisatawan.
Dalam kenaikan tarif masuk ke Gunung Bromo, disebutkan untuk wisatawan lokal nusantara dari Rp 29.000 naik menjadi Rp 54.000 pada hari kerja. Sedangkan untuk hari libur, dari Rp 34.000 naik menjadi Rp 79.000.
Baca Juga: Berkas Tersangka Perambahan Kawasan Taman Nasional Bromo Dilimpahkan ke Kejati
Untuk wisatawan mancanegara dari Rp 220.000 naik menjadi Rp 255.000. Tarif itu berlaku di hari biasa. Dan untuk hari libur menjadi Rp 310.000.
Tidak itu saja. Aturan Baru, mendaki Gunung Semeru wajib memakai pendamping. Jalur pendakian Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, per 23 Desember 2024 telah dibuka.
Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) Balai Besar TNBTS, Endrip Wahyutama, mengatakan setiap kelompok pendaki Gunung Semeru wajib menggunakan jasa pendamping dari PPGST atau Pendamping Pendakian Gunung Semeru Terdaftar. Pendamping ini beranggotakan masyarakat sekitar.
“Pendamping ini telah menjalani bimbingan teknis dari TNBTS untuk dapat bertanggungjawab serta memastikan seluruh pendaki menjalankan SOP yang diberlakukan TNBTS,” kata Endrip
Endrip menerangkan tarif jasa pendamping sepenuhnya merupakan tanggungjawab dari PPGST.
“Tarif diluar dari biaya tiket pendakian Gunung Semeru. Tarif pendamping sepenuhnya diterima dan dikelola oleh PPGST dan tidak ada yang masuk ke kas negara,” jelasnya.
Peran PPGST adalah memastikan kenyamanan dan keselamatan serta mengawasi agar pendaki tidak melanggar peraturan selama pendakian. PPGST bukan guide atau porter.
Pendaki yang sudah menggunakan jasa open trip, guide dan porter tetap diwajibkan menggunakan jasa PPGST yang sudah terdaftar di TNBTS. Wadah PPGST berbentuk paguyuban yang berada dibawah binaan atau pengawasan TNBTS.
Tarif tiket mendaki dan berkemah di Gunung Semeru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2024, untuk Wisatawan Nusantara sebesar Rp73 ribu (2 Hari Kerja), Rp 83 ribu (1 hari kerja 1 hari libur), dan Rp 93 ribu (2 hari libur). Lalu Wisatawan Mancanegara sebesar Rp 435 ribu (hari kerja dan hari libur).
Untuk tarif untuk porter saat ini berada di kisaran Rp250 ribu-Rp300 ribu per hari, serta guide Rp350 ribu per hari untuk wisatawan lokal dan Rp500 ribu per hari untuk wisatawan mancanegara. Sedangkan untuk biaya pendamping sebesar Rp 300 ribu per hari.
Kondisi sepi
Kenaikan tarif masuk Bromo berdampak pada berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan. Saat momen liburan Natal dan Tahun Baru 2025, pengusaha homestay di Bromo malah mengeluh gara-gara sepinya wisatawan. Pelaku wisata menduga hal itu disebabkan harga tiket masuk Bromo yang naik beberapa waktu lalu.
Mereka mengatakan wisatawan turun drastis. Salah satunya diungkap pengelola Homestay di kawasan Bromo, Udin. Udin mengaku pada tahun-tahun sebelumnya, empat kamar homestay miliknya full booked per tanggal 20 Desember hingga 1 Januari. Namun, tahun ini kondisi berbalik 180 derajat.
Alternatif lain ke Bromo
Bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana pemandangan Gunung Bromo dari dekat, seorang netizen bernama Agus Supriyadi mengungkap caranya.
Melalui akun Facebook-nya, Agus Supriyadi menceritakan pengalamannya saat ke Bromo yang menghabiskan biaya masuk atau tiket cuma sekitar Rp 25.000 per orang.
“Saya adalah salah satu yang hampir setiap bulan ke Bromo melewati Probolinggo. Sepanjang perjalanan dari mulai pintu Tol probolinggo Barat - Sukapura - Sapi Kerep - Wonokerto - Jetak - Ngadisari break di Rest Area Ngadisari.
Ngadisari adalah desa terakhir yang bersebelahan Dengan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). View yang sangat Indah sepanjang perjalanan, berakhir di rest Area dan biasanya saya jalan kaki menuju Hotel Cemara Indah, di mana kita bisa nikmati keindahan Bromo hanya dari café-nya.
Oh iya lupa, kita hanya bayar tiket kabupaten sebelum masuk ke rest Area, kalau tidak salah antara Rp 20.000-Rp 25.000 saja. Kita masih bisa nikmati keindahan Gunung Bromo lewat Seruni Point tanpa harus bayar lagi. Intinya kita tinggal bagaimana cara kita menikmati keindahan alam saja. Ini pengalaman saya,” tulis Agus Supriyadi, yang menamakan diri Wong Jember. (*)
Editor : Syaiful Anwar