Luas Panen Padi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2024

Reporter : -
Luas Panen Padi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2024
Data produksi dan panen padi di Jawa Timur

Sejak tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dalam melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

Baca Juga: Kinerja Impor di Jawa Timur pada Tahun 2024

Penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja, tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras. Secara garis besar, data yang diperlukan dan dikumpulkan dalam penghitungan produksi beras antara lain:

1. Luas lahan baku sawah nasional yang digunakan untuk mengestimasi luas panen yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 sebesar 7.463.948 hektare.

2. Pengamatan fase tumbuh padi untuk menghitung luas panen dengan KSA yang dikembangkan bersama BPPT dan telah mendapat pengakuan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI (sekarang BRIN).

3. Produktivitas per hektare berasal dari Survei Ubinan yang telah dilakukan penyempurnaan dengan mengganti metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi berbasis sampel KSA. Khusus penghitungan potensi produksi padi periode Januari−April 2025 menggunakan pendekatan rata-rata produktivitas Subround I (Januari−April) 2022−2024.

4. Angka konversi dari gabah kering panen (GKP) ke gabah kering giling (GKG) dan angka konversi dari GKG ke beras berasal dari Survei Konversi Gabah ke Beras pada tahun 2018 yang merupakan angka konversi yang lebih akurat dengan melakukan survei di dua periode musim yang berbeda dengan basis provinsi sehingga didapatkan angka konversi untuk masing-masing provinsi yang memperhitungkan pengaruh musim.

Luas Panen Padi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2024

Berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 1,62 juta hektare, atau mengalami penurunan sebesar 0,08 juta hektare (4,78 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 1,70 juta hektare. Puncak panen padi pada tahun 2024 mengalami pergeseran ke Bulan April, dari sebelumnya terjadi pada Maret 2023.

Luas panen padi pada April 2024 adalah sebesar 0,37 juta hektare, sedangkan pada Maret 2023 luas panen padi mencapai 0,37 juta hektare.

Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2025 mencapai 0,07 juta hektare, dan potensi luas panen sepanjang Februari hingga April 2025 diperkirakan seluas 0,77 juta hektare.

Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2025 diperkirakan mencapai 0,84 juta hektare, atau mengalami peningkatan sekitar 0,14 juta hektare (20,17 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2024 yang sebesar 0,70 juta hektare.

Luas panen Februari−April 2025 adalah angka potensiLuas panen Februari−April 2025 adalah angka potensi

Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur

Produksi padi di Provinsi Jawa Timur sepanjang Januari hingga Desember 2024 mencapai sekitar 9,27 juta ton GKG, atau mengalami penurunan sebanyak 0,44 juta ton GKG (4,53 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 9,71 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2024 terjadi pada Bulan April, yaitu sebesar 2,14 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada Bulan Januari, yaitu sekitar 0,28 juta ton GKG.

Baca Juga: Kinerja Impor di Jawa Timur pada Tahun 2024

Produksi padi Januari−April 2025 adalah angka sementaraProduksi padi Januari−April 2025 adalah angka sementara

Jika perkembangan produksi padi selama tahun 2024 dilihat menurut Subround, terjadi penurunan produksi padi pada Subround Januari−April 2024, yaitu sebesar 0,55 juta ton GKG (11,97 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023. Penurunan produksi padi tersebut disebabkan karena adanya penurunan produktivitas padi, serta penurunan luas panen padi pada Subround Januari−April 2024 sebesar 0,10 juta hektare (13,06 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Di sisi lain, peningkatan produksi padi terjadi pada Subround Mei−Agustus 2024 dan September−Desember 2024, yaitu masing-masing sebesar 0,04 juta ton GKG (1,13 persen) dan 0,07 juta ton GKG (3,90 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Perbedaan angka di belakang koma disebabkan oleh pembulatan angkaPerbedaan angka di belakang koma disebabkan oleh pembulatan angka

Pada Januari 2025, produksi padi diperkirakan sebesar 0,38 juta ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2025 mencapai 4,42 juta ton GKG.

Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2025 diperkirakan mencapai 4,80 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 0,76 juta ton GKG (18,68 persen) dibandingkan 2024 yang sebesar 4,04 juta ton GKG.

Penurunan produksi padi pada 2024 terjadi di beberapa wilayah seperti Kabupaten Gresik, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Banyuwangi. Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami kenaikan produksi padi, misalnya Kabupaten Tuban, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Sidoarjo. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2024 adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Bojonegoro.

Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Blitar.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit Pada Tahun 2024

Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2025, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2025 adalah Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Jember. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kota Mojokerto, Kota Batu, dan Kota Pasuruan.

Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/KotaProduksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota

Potensi penurunan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari–April 2025 dibandingkan Subround yang sama pada 2024 terjadi di Kabupaten Ngawi, Kota Pasuruan, dan Kota Surabaya. Sementara itu, potensi kenaikan produksi padi pada Subround Januari–April 2025 yang cukup besar terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Tuban.

Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/KotaProduksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten/Kota

Produksi Beras di Provinsi Jawa Timur

Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2024 setara dengan 5,35 juta ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 0,25 juta ton (4,53 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 5,61 juta ton. Produksi beras tertinggi pada 2024 terjadi pada Bulan April, yaitu yaitu sebesar 0,16 juta ton.

Pada Januari 2025, produksi beras diperkirakan sebanyak 0,22 juta ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2025 ialah sebesar 2,55 juta ton. Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari−April 2025 diperkirakan mencapai 2,77 juta ton beras atau mengalami peningkatan sebesar 0,44 juta ton (18,68 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari−April 2024 yang sebesar 2,34 juta ton beras. (*)

Editor : Zainuddin Qodir