Keju Organik Produksi Lokal Diluncurkan di Indonesia

lintasperkoro.com
Menteri Pertanian, Syarul Limpo dalam peluncuran keju organik

Produksi keju organik Indonesia pertama mulai berjalan minggu ini, menandakan tonggak sejarah bagi sektor peternakan susu di negara kepulauan dengan populasi 273 juta penduduk ini. Keju organik ini, diproduksi oleh artisan produsen lokal Mazaraat Cheese, dalam proyek yang didanai oleh Danida yang bertujuan untuk membuka potensi produk organik di Indonesia dan meningkatkan efisiensi peternakan susu lokal.

"Ini merupakan momen yang sangat menggembirakan menyaksikan produksi keju organik ini dimulai. Dengan pandemi, wabah penyakit mulut dan kuku serta gangguan rantai pasok, proyek ini menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanannya. Namun, dengan tekad yang kuat dari semua mitra yang terlibat, dan dengan dukungan dari pemerintah Indonesia, kami berhasil menghadirkan proyek yang sangat berdampak ini, yang menegaskan komitmen Arla untuk menciptakan masa depan industri susu dan mendukung produksi susu berkelanjutan di seluruh dunia," ungkap Executive Vice President of Agriculture, Sustainability and Communication at Arla Foods, Hanne Søndergaard.

Baca juga: Europe Full of Character: Spice Eat Up - Petualangan Kuliner Keju Prancis di Indonesia

Ikut serta dalam perayaan mulainya produksi keju organik di Malang, Direktur Jenderal Kementerian Pertanian, Dr. Nasrullah, mengatakan, "Ini adalah langkah besar bagi industri peternakan susu Indonesia dan seluruh sektor produksi pangan. Kami memiliki rencana ambisius, untuk itu, kami perlu menerapkan praktik terbaik dan pengetahuan terbaru untuk berhasil dan itu bisa terealisasi dengan kolaborasi dalam proyek-proyek seperti ini. Saya sangat menantikan bagaimana ini akan berdampak positif pada produksi lokal kita ke depan."

Terinspirasi dari Denmark dan ilmu yang mendukung ambisi lokal

Setelah kunjungan ke Denmark pada tahun 2018 dan 2019, di mana delegasi perwakilan dari pemerintah Indonesia dan petani terkemuka dari koperasi peternak kecil KPSP memperoleh wawasan mengenai produksi susu organik, kemitraan formal-pun terbentuk.

Langkah pertama dalam proyek ini adalah membangun kapasitas dan mendukung peternak lokal di koperasi peternakan KPSP saat mereka beralih dari peternak konvensional menjadi organik. Ini dilakukan oleh perusahaan inovasi Denmark, SEGES Innovation, dan ICOEL dengan dukungan penuh dari lembaga sertifikasi organik Indonesia LeSOS, NGO Bina Swadaya, dan koperasi itu sendiri.

"Mengubah peternakan kecil pertama yang hanya memiliki 3-5 sapi, dari peternakan konvensional hingga memproduksi susu organik bersertifikat merupakan langkah maju yang signifikan. Standar organik Indonesia harus mencerminkan konteks lokal di mana banyak peternakan berlokasi di desa-desa dan tanpa lahan di sekitar kandang, tetapi kami telah menguraikan dasar-dasar produksi susu organik dalam hal kesejahteraan hewan, pakan, dan produksi konsentrat. Prestasi ini adalah hasil dari kemitraan yang luar biasa antara KPSP dan Bina Swadaya serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di industri susu," jelas Lisbeth Henricksen, Director of Innovation at from SEGES Innovation.

Permintaan susu Indonesia diprediksi akan meningkat sebesar 6 persen pada tahun 2023 dan mengingat sekitar 80 persen dari konsumsi susu berasal dari produk impor, jelas terlihat ada kepentingan lokal untuk menjadi lebih efisien. Selain itu, pemerintah Indonesia telah menetapkan target khusus untuk meningkatkan produksi makanan organik lokal dari sekitar 2 persen saat ini menjadi 20 persen pada tahun 2024.

"Industri makanan Denmark memiliki tradisi panjang dan teruji dalam memproduksi produk susu organik berkualitas tinggi. Dalam proyek ini, kami menggabungkan keahlian dan data yang diperoleh selama beberapa dekade dengan para pemain lokal yang membawa semangat kewirausahaan dan pengetahuan pasar untuk mempercepat perjalanan menuju pencapaian target nasional untuk kepentingan seluruh sektor peternakan susu Indonesia," ucap International Chief Consultant at the Danish Agriculture and Food Council, Jeppe Søndergaard Pedersen.

Baca juga: CNIEL Memperluas Extravaganza Keju Prancis ke Jakarta

Keju berkualitas tinggi siap membawa peternakan susu Indonesia naik kelas

Susu organik bersertifikat dari koperasi KPSP diproses oleh Mazaraat Cheese di pabrik yang baru didirikan di Malang dan diubah menjadi keju organik pertama di negara ini.

Volume susu yang awalnya hanya sekitar 60 liter per hari, diharapkan akan meningkat menjadi 250 liter per hari pada akhir tahun dan menjadi 6000 liter per hari pada tahun 2026.

Koperasi peternakan susu Eropa, Arla Foods, produsen susu organik terbesar di dunia, berkontribusi dengan keahlian pemrosesan yang canggih dan dukungan pasar dari pengalamannya dalam produk kategori organik dan keju artisan.

Baca juga: Savor the Cheeses of France: Petualangan Kuliner yang Diantarkan ke Bali

"Kaitan langsung antara peningkatan hasil dan kualitas di tingkat peternakan hingga dedikasi dan keterampilan manufaktur di Mazaraat Cheese, bisnis ini memiliki semua komponen yang diperlukan untuk berhasil dan memimpin pengembangan produksi susu organik lebih lanjut di Indonesia, dan kami bangga dapat berkontribusi dengan keahlian kami," jelas Managing Director for Arla Foods, Vytautas Petronis.

Mazaraat, yang didirikan pada tahun 2015 dengan visi untuk 'mendirikan ekosistem spesialis keju untuk memenuhi kebutuhan domestik dan menjadi salah satu penyedia keju terkuat di Asia Tenggara', telah mendapat banyak manfaat dari proyek ini dan bahkan sudah menargetkan kesuksesan secara global.

"Memperkenalkan keju yang diproduksi secara organik pertama kalinya di Indonesia adalah sesuatu yang sangat kami banggakan, dan menjadi bagian dari proyek ini adalah peluang yang fantastis. Peluang bagi kami sebagai produsen susu untuk belajar dan berkolaborasi dengan yang terbaik di bidang ini dan sebagai pebisnis di Indonesia untuk membantu mengembangkan industri ini dan membawa peternakan susu organik Indonesia naik kelas," ungkap Jamie Najmi dari Mazaraat Cheese.

Keju ini akan dijual secara lokal di hotel, kafe, dan restoran, dan perjanjian ekspor pertama ke Singapura juga telah disepakati. (dit)

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru