Akhir tahun 1994, saat itu saya baru beberapa bulan bergabung ke Bank Muamalat. Suatu hari saya yang sedang berada di Divisi Riset diperkenalkan dengan seorang pemuda berkursi roda. Ini anak TIN (Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor/IPB) juga, kata Boss Divisi Riset yang juga alumni IPB. Rupanya dia angkatan 25 TIN, pantes tidak ketemu karena saya 3 tahun diatasnya. Disana juga ada Mas Bayu Krishnamurti, saya kenal beliau karena senior saya di SMAN 1 Bogor.
Rupanya Mas Bayu dan Handri datang dalam rangka menawarkan riset ke Bank Muamalat. Saya tidak tahu detilnya, tapi sempat bicara bagaimana dia kuliah dan akhirnya tahu kalau dia adalah mahasiswa teladan IPB di angkatannya. Sempat tertegun bagaimana dia bisa meraihnya mengingat kampus TIN IPB kan sebuah medan yang sangat sulit untuk mahasiswa difabel sepertinya. Tapi dia sempat menyampaikan bahwa dia sedang berdiskusi dengan seorang headhunter kenamaan soal karirnya, dan belakangan kontak tersebutlah yang mengantarkannya berkarir di GE kemudian.
Sejak itu saya mengikuti sepak terjangnya yang luar biasa, terutama karena dia juga adalah nasabah istri saya di Bank Muamalat. Sampai sekitar 6 bulan lalu Handry menelepon istri saya bertanya soal investasi syariah, padahal istri saya sudah lama tidak bekerja disana.
Handry bilang : aku tuh hanya kenal kamu saja di Bank Muamalat alasannya menghubungi istriku. Lantas istriku membantunya menghubungi orang yang bisa membantunya. Makanya kami berdua sangat kaget ketika tadi pagi Sabtu (16/9/2023), mendengar dia wafat.
Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wafuanhu. Selamat jalan Handry !
Baca juga: Sepenggal Surat dari Handry Satriago Bagi Para Pemimpin Masa Depan
Penulis : Dr. Rahmat Mulyana (Lecturer of Islamic Economics & Strategy).
Untuk diketahui, Handry Satriago adalah seorang profesional Indonesia. Meniti karier di beberapa perusahaan lokal, ia bergabung dengan General Electric Indonesia dan mencapai puncak jabatan sebagai Direktur Utama (CEO/Chief Executive Officer), yang dijabatnya sampai meninggal dunia pada tahun 2023.
Handry Satriago lahir di Kota Pekanbaru, pada 13 Juni 1969, dan meninggal dunia pada Sabtu, 16 September 2023, sekitar pukul 07.50 WIB, di usia 54 tahun. Handry Satriago meninggal di usia 54 tahun karena sakit.
Penyebab utama meninggalnya Handry karena penyakit kanker yang sudah cukup lama ia derita. Jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo - AA1 Blad 129, petak 191. (did)
Editor : Syaiful Anwar