Banyak yang menganggap bergabungnya Kaesang ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menunjukkan keretakan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. Mereka melihat hal ini sebagai bentuk pembangkangan Jokowi pada Mega dan PDI Perjuangan. Bahkan tidak sedikit yang berharap PDI Perjuangan memberi sanksi pada Jokowi.
Saya ingin melihat fenomena ini sebagai peristiwa politik normal. Kaesang adalah individu merdeka yang memiliki hak menentukan masa depan politiknya sendiri. Karena itu tidak relevan menimpakan tanggungjawab pada orang lain (termasuk pada ayahnya) atas keputusan politik yang dia ambil. Tak ada atau tak perlu ada dosa turunan dalam politik modern. Tidak masuk akal memberi sanksi pada Jokowi atas keputusan politik Kaesang. Keduanya adalah individu merdeka.
Baca juga: Erina Gundono, The Empress of Narcissista
Kita sebenarnya tidak tahu apakah keputusan itu atas perintah Jokowi atau bukan. Yang pasti, Kaesang adalah manusia dewasa yang memiliki keputusannya sendiri. Dia juga sudah punya keluarga sendiri.
Jauh lebih berguna melihat keputusan bergabung ke PSI sebagai strategi politik jangka panjang dari Kaesang. Di partai sebesar PDI Perjuangan, Kaesang hanya akan menjadi kader biasa. Sementara di PSI, dia bisa langsung menjadi bintang.
Mungkin juga ini semacam eksperimen politik bagi Kaesang untuk terlibat membesarkan partai yang baru tumbuh.
Saya menduga Kaesang melihat PSI potensial untuk membesar di masa depan. Partai ini, sejauh ini, berusaha membangun positioning ideologis yang cukup jelas. Mereka juga datang dengan gagasan-gagasan kebijakan baru antara lain ide mengenai layanan kesehatan semesta melalui BPJS gratis. Mereka cukup concern dengan isu-isu kebebasan sipil dengan memberi pembelaan pada banyak sekali kasus diskriminasi. Wakil-wakil mereka di parlemen daerah cukup konsisten mendorong akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Mereka cukup aktif memberi respons atas semua isu yang berkembang di masyarakat.
Baca juga: Sah ! PDIP Umumkan Gus Yani dan dr Alif Jadi Calon Bupati dan Wakil Bupati Gresik
Semua ini bisa dilihat sebagai langkah awal partai politik baru yang serius. Mereka memiliki potensi mengisi ruang kosong yang ditinggalkan partai-partai politik mapan yang terlalu sibuk menjalani ritual berburu kuasa yang tak habis-habis.
Semua itu terasa sangat relevan untuk politik masa depan yang akan diisi kelompok pemilih yang juga semakin kritis. Ke depan, rekam jejak dan tawaran kebijakan rasional akan menjadi pertimbangan utama pemilih mengambil keputusan di bilik suara. Saya percaya itu.
Tentu PSI banyak kekurangan, namun dibanding stok partai yang sekarang ada, PSI punya harapan. Saya menduga Kaesang melihat harapan ini. Dan harapan itu yang lebih banyak mendorongnya memilih berlabuh ke PSI.
Baca juga: Daftar Nama 21 Tersangka Suap Dana Hibah Pokmas APBD Provinsi Jawa Timur
Kita lihat perkembangannya.
*) Penulis : Sadiman Ahmad (Peneliti SMRC/Saiful Mujani Research and Consulting)
Editor : Syaiful Anwar