Nama baik dunia pendidikan di Kabupaten Gresik tercoreng akibat ulah oknum pegawai Sekolah Dasar Negeri (SDN) di wilayah Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, yang diduga menggelapkan bantuan dari Program Indonesia Pintar (PIP) yang seharusnya diterima oleh siswa. Tidak tanggung-tanggung, PIP yang diduga digelapkan mencapai puluhan siswa.
Dugaan penggelapan tersebut terjadi di SDN 205 Mojowuku, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik. Dugaan penggelapan tersebut terkuak saat para siswa penerima bantuan PIP telah menginjak bangku SMP atau sejak tahun 2019 hingga 2022.
Baca juga: Dinas Pendidikan Gresik Alokasikan Anggaran Miliaran Rupiah untuk Belanja Buku LKS
Kebetulan, ada salah satu lulusan SDN 05 Mojowuku yang hendak mendaftarkan diri ke SMP. Karena tidak mampu membayar biaya sekolah, orang tua siswa tersebut mengecek ke situs Kemendikbud ada tidaknya bantuan PIP yang diterima oleh anaknya. Hasilnya, diketahui bahwa siswa tersebut menerima bantuan PIP sejak tahun 2019 hingga 2022. Padahal pengakuan orang tua siswa tersebut, dirinya tidak menerima bantuan PIP dari pihak SDN 205 Mojowuku.
Menindaklanjuti itu, Redaksi Lintasperkoro.com mengkonfirmasi ke Kepala Sekolah (Kasek) SDN 205 Mojowuku, Nurul. Dari penjelasan Nurul, “Saya jadi Kepala di SDN Mojowuku mulai tahun 2022. Jadi pelakunya bukan saya. Coba tanya ke Kepala Sekolah yang lama, namanya Pak Rawan. Sekarang dia di SDN Slempit.”
“Jadi saya malah kaget, kemarin Senin saya dipanggil Polres Gresik terkait kasus ini. Jadi, saya gak makan duitnya, saya yang kena getahnya,” kata Nurul, Jumat 22 September 2023.
Baca juga: 5 ASN Pemkab Gresik Tetap Terima Gaji Meski Telah Pensiun, Totalnya Rp 23 Juta
Dikonfirmasi terpisah, Rawan saat ditemui di ruang Kepala SDN Slempit membantah jika dia menggunakan dana bantuan PIP sejak jadi Kepala SDN 205 Mojowuku.
“Saya gak tahu apa-apa. Banyak Wali Murid juga menuduh begitu, tapi awalnya saya pasrahkan ke inisial E yang mengurusi PIP. Eh ternyata jadi seperti ini. Tetap kepala sekolah nantinya yang kena. Jadi mulai tahun 2019 – 2022, bantuan tersebut saya tidak tahu. Dari sekian banyak Wali Murid, E yang tahu,” kata Rawan, Mantan Kepala SDN Mojowuku.
Tentang kepindahan E yang juga satu sekolah dengan Rawan di SDN Slempit, dengan tegas Rawan menampik jika dirinya mengajak E. Menurut Rawan, kepindahan E ke SDN Slempit merupakan kebijakan Dinas Pendidikan Gresik.
Baca juga: Wali Murid Menjerit, UPT SMPN 18 Gresik Tarik Biaya Daftar Ulang Murid Lama Rp 350 Ribu
“Saya sendiri sempat mangkel (marah), seakan-akan E kesini (SDN Slempit) saya yang narik, yang ngajak, yang melindungi. Padahal itu bukan saya. Itu E dapat Surat Penugasan dari Dinas Pendidikan. Jadi saya tidak tahu proses E pindah,” tegasnya.
“Jadi tidak ada persekongkolan antara saya dan E soal bantuan PIP. Saya tidak tahu apa-apa dan saya masih belum dipanggil penegak hukum. Nanti akan saya jawab apa adanya, wong saya memang gak tahu apa apa,” kata Rawan. (adi)
Editor : Syaiful Anwar