Pada Minggu, 15 Oktober 2023, sekitar 13 orang dari komunitas BRUIN (Badan Riset Urusan Sungai Nusantara) bersama Komunitas Trash Control Community melakukan Sensus Sampah Plastik di Kawasan Ekowisata Mangrove dan pantai Wonorejo Surabaya. Kegiatan Sensus Sampah Plastik kali ini, merupakan salah satu rangkaian kegiatan Brand Audit secara konsisten dilakukan oleh komunitas BRUIN sejak tahun 2022.
“BRUIN berkomitmen akan terus melakukan kegiatan Brand Audit secara konsisten dengan menyasar tempat – tempat atau spot timbulan sampah yang ada di wilayah Indonesia. Brand Audit atau Sensus Sampah Plastik sudah kami lakukan sejak tahun 2022 dan berlanjut hingga tahun 2023 dan berakhir pada bulan Desember. Total sekitar 30 lebih lokasi yang sudah kita lakukan Brand Audit atau sensus sampah plastik,” jelas Muhammad Kholid Basyaiban, Koordinatir Program dan Litigasi BRUIN.
Baca juga: Pemuda Bok Brombong Mengajak Para Pengiat Lingkungan Bersih Sungai
Brand Audit atau sensus sampah plastik yang dilaksanakan BRUIN merupakan salah satu cara untuk mengetahui jenis sampah, karakteristik sampah, berdasarkan merek kemasan dan asal produsen untuk dilakukan advokasi dalam hal meminta pertanggung jawaban EPR (Extended Producer Responbility) kepada produsen yang sampahnya tercecer dan bocor di lingkungan.
Produsen harus melakukan langkah – langkah pengurangan atau redesain ulang kemasan lebih ramah lingkungan sebagai Upaya EPR dan merupakan langkah wajib produsen yang harus dipatuhi sesuai amanat Undang – undang pengelolaan sampah dan peta jalan pengurangan sampah.
“Rencana ke depan Komunitas BRUIN akan melakukan olah data dan kompilasi data Brand Audit atau sensus sampah plastik seluruhnya pada akhir desember 2023. Pada akhir Desember 2023 nanti kita akan sampaikan data keseluruhan dari kegiatan Brand Audit melalui seminar dengan mengundang beberapa jurnalis, mahasiswa, aktivis dan teman media untuk mengetahui sampah dari produsen mana yang paling banyak mencemari lingkungan di Indonesia termasuk lingkungan perairan,” imbuh Kholid.
Kegiatan sensus sampah plastik di Kawasan Mangrove diawali dengan menyusuri muara Kali Surabaya dengan perahu wisata mangrove sambil melakukan brand audit dengan menggunakan metode catching (penagkapan) sampah plastik di badan air. Kemudian dilakukan Drafting (pencatatan) secara manual.
Kemudian Tim Sensus Sampah plastik berjalan masuk hingga Tengah Kawasan mangrove dan Pantai Mangrove Wonorejo dan melakukan brand audit menggunkan metode canggih barcode scanning (deteksi barcode) dengan menggunakan barcode reader yang terkoneksi ke komputer/ laptop.
Baca juga: Badan Riset Urusan Sungai Nusantara Serukan Pilkada Jatim 2024 Berjalan Damai
“Saat ini kami sedang mengembangkan brand audit dengan menggunakan metode Barcode scanning (deteksi barcode). Saat ini kami memiliki 10 ribu lebih data base yang berisi data sampah plastik unbrand, sampah plastik kemasan sachet single layer maupun multilayer dari produsen FMCG di Indonesia, sampah popok sekali pakai, sampah botol plastik dan sebagainya. Data tersebut kami kumpulkan selama satu tahun lebih dari kegiatan brand audit sebelumnya. Data base ini sifatnya rahasia sebagai pedoman melakukan brand audit dengan metode barcode scanning. Dengan menggunkan metode ini selain lebih akurat, kegiatan brand audit juga bisa lebih cepat dan mudah,” ujar Alaika Rahmatulloh, Koordinator Riset BRUIN.
"Transek dibuat dengan ukuran panjang 2 meter x lebar 2 meter dan mengambil sampah yang masuk di dalam transek tersebut. Kemudian dari kegiatan Brand audit dan sensus sampah plastik yang kami lakukan di Kawasan wisata Mangrove Wonorejo Surabaya diperoleh hasil dan data menunjukkan 5 Top polluter diantaranya : peringkat petama plastik unbrand, kedua produsen Wings Food, ketiga Unilever, keempat PT Santos Jaya Abadi, dan kelima Indofood..Sampah yang berhasil kami kumpulkan sekitar 550 pcs lebih yang diambil dari transek ukuran 2 x 2."
Baca juga: Fenomena Pantai Plastik Imbas Air Laut Surut
Harapannya kepada Pemerintah dan masyarakat harus saling support dan bekerjasama dalam komitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
"Harapan saya melalui kegiatan Brand Audit ini, dapat menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat, pemerintah dan terutama Perusahaan atau produsen penghasil sampah untuk lebih menjaga dan bertanggung jawab atas sampah-sampahnya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Masyarakat tentunya juga harus lebih aware dan sadar untuk tidak membuang sampahnya, baik sengaja atau tidak sengaja ke sungai sehingga sampahnya mengalir bersama arus sungai menuju muara yang akhirnya berpotensi menjadi mikroplastik yang merusak ekosistem dan biota air," jelas Ziadatur Risqiyah, Founder Trash Control Community Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) dan juga sebagai Duta Lingkungan Provinsi Jawa Timur.
Selain itu, Qiah yang merupakan mahasiswi aktif S2 Biologi Institut Tekhnologi Sepuluh November Surabaya (ITS) menambahkan bahwa, “Pertama, Pemerintah harus segera menetapkan peraturan atau langkah yang tegas bagi kepada pelaku pembuang sampah sembarangan di sungai, dan memberikan solusi yang tepat terhadap masalah sampah yang terjerat di muara/estuary. Kedua, masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan karena sampah tersebut merupakan tanggung jawabnya sendiri. Dan ketiga, yaitu kepada perusahaan agar bertanggung jawab terhadap sampah kemasan yang telah di produksi dan membuat kemasan yang lebih ramah lingkungan dengan memanfaatkan metode atau inovasi bioteknologi industri, karena kemajuan keilmuan bioteknologi semakin pesat dalam era industry”. (kin)
Editor : Ahmadi