Kawasan Ekonomi Khusus Gresik sejatinya bermula dari Kawasan Industri Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) yang terhitung sejak tanggal 28 Juni 2021 resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Gresik. Pembangunan kawasan JIIPE ini telah dimulai sejak tahun 2013 dan mulai beroperasi pada tahun 2016.
Kawasan ini berada di wilayah Kecamatan Manyar dan memiliki lokasi yang strategis berada di Selat Madura dan terhubung langsung ke jalur laut melalui pelabuhan di dalam kawasan, serta memiliki akses lokasi yang dekat dengan jalur tol dan jalur jalan nasional pantai utara. Pembangunan kawasan ini merupakan hasil kerjasama pemerintah dan swasta, antara Pelabuhan Indonesia III melalui anak perusahaannya PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI Port) dengan PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk melalui anak perusahaannya PT Usaha Era Pratama Nusantara.
Baca juga: Profil Ketenagakerjaan dan Investasi di Kabupaten Gresik
Dalam buku kajian berjudul ”Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik” yang ditulis oleh Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), yang diterbitkan pada Desember 2023, dan ditandatangani oleh Kepala Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan, Mohammad Mustafa Sarinanto, disebutkan bahwa pengembangan KEK Gresik ini ditargetkan dapat menyerap investasi hingga Rp237,86 triliun di tahun 2030 dan mampu menyerap 199.818 tenaga kerja.
KEK ini dikelola oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (BUPP KEK). KEK Gresik menjadi kawasan terintegrasi dengan total luas yang disetujui mencapai 2167 hektar dari total sekitar 3000 hektar luas kawasan JIIPE secara keseluruhan.
Luas areal tersebut terbagi ke dalam kawasan pelabuhan seluas 406 hektar dan kawasan industri seluas 1761 hektar yang terbagi kedalam beberapa klaster yaitu klaster metal (405 hektar), klaster elektronik (200 hektar), klaster kimia (110 hektar), klaster energi (110 hektar), klaster pendukung & logistik (443 hektar), dan untuk sarana dan prasarana (493 hektar) yang terdiri atas jalan, ruang terbuka hijau, dan infrastruktur penunjang. Selain itu, terdapat juga Kawasan hunian seluas 800 hektar yang tidak menjadi bagian dalam KEK. Hingga Juni 2023, pemanfaatan luas lahan yang ada di KEK Gresik terbagi menjadi: 263,52 ha lahan telah terjual untuk tenant, 80,6 ha lahan digunakan untuk pembangunan infrastruktur & fasilitas kawasan, 112 ha untuk operasional pelabuhan, dan 40 ha dalam tahap persiapan untuk reklamasi.
Masterplan KEK Gresik
Beberapa sarana dan prasarana yang sudah tersedia di dalam KEK Gresik, diantaranya: fasilitas elektrifikasi berupa Dual Fuel Power Plant (Gas & liquid fuel oil) dengan kapasitas sebesar 23 megawatt (MW), jaringan pipa gas dengan kapasitas sebesar 85 MMSCFD, pasokan air industri sebesar 1000m3/hari dari fasilitas Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), fasilitas instalasi pengolahan air limbah yang menggunakan teknologi MBR dengan kapasitas sebesar 2500m3/hari, jaringan telekomunikasi, serta fasilitas pelabuhan laut dalam dengan kedalaman hingga mencapai -16 LWS yang terdiri atas 4 dermaga multifungsi sepanjang 6.200 meter yang sanggup melayani kapal-kapal bermuatan lebih dari 100.000 DWT. Dukungan berupa infrastruktur di luar kawasan KEK juga dilakukan oleh pemerintah melalui pelebaran Jalan Nasional Daendels dan penyambungan jalan tol KLBM (Krian – Legundi – Bunder – Manyar) dengan jalan tol Surabaya-Gresik.
Kawasan KEK Gresik (JIIPE) yang terintegrasi dengan infrastruktur pendukung kawasan berupa pelabuhan laut dalam memiliki keunggulan untuk dikembangkan pada sektor industri dan teknologi yang berorientasi ekspor dan substitusi impor. Pengembangan sektor industri dan teknologi meliputi industri berteknologi tinggi (high tech products/HTP), serta industri metal, industri elektronik pionir dan orientasi ekspor, industri kimia, industri energi dan logistik.
Jumlah tenant yang ada di KEK Gresik hingga Triwulan II tahun 2023 berjumlah 19 pelaku usaha yang terdiri dari beberapa jenis industri seperti industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri makanan, industri logam dasar, dan jasa transportasi.
Investasi di KEK Gresik
Berdasarkan data dari laporan Dewan Nasional KEK tahun 2021, tecatat jumlah realisasi yang ada di KEK Gresik sejak di tetapkan menjadi KEK pada tanggal 28 Juni 2021 telah mencapai Rp 9,8 triliun. Satu tahun berselang, KEK Gresik mencatatkan peningkatan jumlah realisasi investasi yang sangat besar menjadi sebesar Rp33,2 Triliun. Capaian tersebut dapat dikatakan sangat baik karena KEK Gresik ini relative masih baru dan baru dinyatakan resmi beroperasi pada 8 November 2022. Berdasarkan data dari BUPP KEK Gresik, untuk jumlah realisasi investasi yang berada di KEK Gresik pada Triwulan III Tahun 2023 tercatat telah mencapai Rp 52 Triliun.
Untuk rencana investasi ke depan, saat ini terdapat tambahan 1 tenant lagi, yaitu PT Ambercycle Advanced Material Indonesia yang bergerak di bidang recycle. Perusahaan tersebut melakukan komitmen investasi sebesar US$ 130 juta dengan rencana akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025.
Dampak pembangunan KEK Gresik
Berdasakan hasil analisis dampak pembangunan KEK Gresik, ketika terjadi pembangunan KEK (yang diasumsikan dengan tingkat investasi), maka akan memberikan dampak terhadap tumbuhnya ekonomi di berbagai sektor. Sektor ekonomi yang paling tinggi adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang.
Selanjutnya diikuti oleh jenis usaha utama KEK Gresik yaitu industri pengolahan. Selain itu sektor-sektor yang lain pada umumnya juga mengalami peningkatan output yang cukup tinggi diantaranya sektor real estat, sektor pengadaan listrik dan gas, dan sektor informasi dan komunikasi.
Pembangunan KEK Gresik juga akan berdampak terhadap kesempatan kerja berdasarkan sektor. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan output, maka serapan tenaga kerja juga sejalan dengan peningkatan tersebut. Dampak terbesar terhadap kesempatan kerja terjadi pada sektor jasa keuangan dan asuransi yang akan tumbuh sektor 7,82 persen. Kemudian diikuti kesempatan kerja pada sektor lainnya, seperti jasa perusahaan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, dan transportasi pergudangan.
Berdasarkan capaian kinerja investasi di KEK Gresik dan asumsi skenario realisasi investasi, maka diperoleh hasil proyeksi investasi menggunakan asumsi moderat (skenario rendah) pada 2028 diperkirakan mencapai Rp130,82 triliun. Berdasarkan hasil proyeksi permintaan tenaga kerja hingga, diprediksi akan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 130.823 orang di tahun 2028 pada skenario rendah.
Berdasarkan hasil proyeksi permintaan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan akan lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan universitas, diploma, dan SMTA Kerjuruan. Proyeksi permintaan tenaga keruja berdasarkan jabatan menunjukkan bahwa jabatan tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan adalah Pekerja Pengolahan, Kerajinan, dan ybdi.
Selain jabatan tersebut, jabatan lain seperti Tenaga Usaha Jasa dan Tenaga Penjualan, teknisi hingga operator dan perakit mesin juga merupakan jenis jabatan yang diprediksi akan mengalami banyak permintaan di KEK Gresik.
Tantangan Pemenuhan Tenaga Kerja di KEK Gresik, diantaranya: adanya pergeseran dari sektor pertanian ke sektor industri membuat masyarakat Kabupaten Gresik perlu ada pembiasaan baru, Penyerapan tenaga kerja lokal Gresik masih menjadi tantangan karena UMK yang tinggi di Gresik menarik minat para pendatang, Meningkatkan kolaborasi dengan stakeholders dalam rangka memperkuat kerjasama antara industri dan institusi pendidikan.
Baca juga: Profil Ketenagakerjaan dan Investasi di Kabupaten Gresik
Beberapa hal yang dapat menjadi rekomendasi strategi antara lain optimalisasi investasi yang harus segera dilakukan upaya untuk dapat mengoptimalkan serapan tenaga kerja di KEK Gresik. Perlu memperbanyak SMTA kejuruan dan pendidikan tinggi dengan kurikulum yang sesuai dengan potensi KEK Gresik. Perlu mengembangkan SKKNI berbasis kebutuhan dunia usaha (demand based), serta mengembangkan kurikulum pelatihan yang link and match, melakukan harmonisasi dini dengan pelaku usaha dan calon investor untuk mempersiapkan pelatihan. Pengembangan program pelatihan peningkatan produktivitas di BPVP juga perlu dilakukan secara lebih masif. Selain itu juga perlu memperbanyak kemitraan dan kolaborasi dengan stakeholders dalam rangka memperkuat kinerja BPVP dan institusi pendidikan.
Sekolah-sekolah vokasi di Gresik dapat fokus pada keahlian pada bidang-bidang pengolahan hasil mineral; kimia polimer; sistem informasi industri; dan administrasi bisnis industri, dan lain-lain yang relevan menyesuaikan dengan perkembangan industri yang ada di Kabupaten Gresik.
Proyeksi kebutuhan tenaga kerja
Pembangunan KEK Gresik diprediksi akan memberikan dampak luas terhadap berbagai sektor di luar kegiatan utama di kawasan tersebut. Analisis dampak pembangunan KEK Gresik disusun dengan metode Computable General Equlibrium (CGE) dengan pendekatan regional. Model ekonomi ini diarahkan untuk melihat dampak perubahan variabel ekonomi secara umum terhadap perekonomian wilayah seperti pertumbuhan sektoral dan distribusi penyerapan tenaga kerja berdasarkan sektor dan pendapatan pada berbagai bentuk rumah tangga, sektor industri dan beberapa indikator ekonomi makro. Besaran shock (simulasi) dilakukan terhadap perkembangan peningkatan investasi pada KEK Gresik dikaitkan terhadap investasi pada propinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil kalkulasi maka besaran simulasi investasi pada KEK Gresik adalah sebesar 18,7 persen.
Sektor ekonomi yang akan terdampak peningkatan paling tinggi adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang sebesar 6,37 persen. Selanjutnya diikuti oleh jenis usaha utama KEK Gresik yaitu industri pengolahan yang akan mengalami peningkatan sebesar 6,15 persen. Selain itu sektor-sektor yang lain pada umumnya juga mengalami peningkatan output yang cukup tinggi diantaranya sektor real estat (5,92 persen), sektor pengadaan listrik dan gas (4,97 persen), dan sektor informasi dan komunikasi (4,91 persen).
Pembangunan KEK GRESIK juga akan berdampak terhadap kesempatan kerja berdasarkan sektor. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan output maka serapan tenaga kerja juga sejalan dengan peningkatan tersebut. Penyerapan tenaga kerja terlihat meningkat di semua sektor ekonomi dengan besaran yang bervariasi.
Dampak terbesar terhadap kesempatan kerja tertinggi terjadi pada jasa keuangan dan asuransi yang akan tumbuh sektor 7,82 persen. Kemudian diikuti kesempatan kerja pada sektor jasa perusahaan yang akan meningkat 7,61 persen. Selain itu peningkatan kesempatan kerja juga terjadi pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (7,52%), perdagangan besar dan eceran (6,09%), industri pengolahan (4,22%), dan transportasi pergudangan (3,63%).
Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja di KEK Gresik
Setiap KEK memiliki rasio yang berbeda. Nilai investasi per tenaga kerja untuk KEK Gresik rata-rata adalah sebesar Rp3,21 miliar. Artinya dengan rata-rata investasi sebesar Rp3,21 miliar maka akan menyerap 1 orang tenaga kerja. Rasio ini selanjutnya akan digunakan sebagai basis rasio untuk melakukan proyeksi tenaga kerja.
Berdasarkan hasil proyeksi, pada asumsi moderat (low scenario) pada 2024 nilai investasi di KEK Gresik diperkirakan akan mencapai Rp59,46 triliun. Nilai ini meningkat dari triwulan III 2023 yang sudah mencapai Rp52 triliun. Kemudian nilai investasi ini akan terus meningkat hingga pada 2028 mencapai Rp130,82 triliun.
Baca juga: Penelitian : Tenaga Kerja Asli Gresik Hanya Terserap 45% di KEK JIIPE Gresik
Lebih lanjut, jika menggunakan asumsi optimis (high scenario) maka pada 2024 diperkirakan nilai investasi KEK Gresik akan mencapai Rp77,3 triliun. Kemudian pada tahun 2028 akan menyentuh Rp178,3 triliun. Proyeksi nilai investasi ini selanjutnya dijadikan basis untuk proyeksi permintaan tenaga kerja dengan menggunakan rasio nilai investasi per tenaga kerja di KEK Gresik.
Berdasarkan hasil proyeksi permintaan tenaga kerja 2024 hingga 2028, maka permintaan tenaga kerja diprediksi akan terus mengalami peningkatan.
Pada 2024 diperkirakan permintaan tenaga kerja di KEK Gresik akan mencapai sebanyak 20.953 orang pada skenario rendah dan sebesar 27.239 pada skenario tinggi. Pada proyeksi skenario rendah terdapat penurunan permintaan tenaga kerja jika dibandingkan pada realisasi triwulan III tahun 2023 yang mencapai 24.000 orang. Hal tersebut disebabkan telah selesainya rencana kontruksi beberapa tenant yang ada di KEK Gresik, salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia.
Jika dilihat secara jangka menengah, angka permintaan ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan hasil proyeksi investasi yang terus meningkat. Pada tahun 2028 diperkirakan permintaan tenaga kerja akan menjadi sebanyak 130.823 orang pada skenario rendah dan sebanyak 178.395 pada skenario tinggi.
Berdasarkan hasil proyeksi permintaan tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan di KEK Gresik, maka terlihat bahwa permintaan terbanyak diperkirakan akan terjadi pada tenaga kerja lulusan tingkat universitas, diploma, dan SMTA kejuruan. Berdasarkan proyeksi dengan asumsi moderat (skenario rendah), pada tahun 2024 permintaan tenaga kerja untuk lulusan universitas diperkirakan sebanyak diploma diperkiran sebanyak 6.810 orang. Diikuti permintaan dari tenaga kerja lulusan diploma sebanyak 5.7622 orang dan SMTA kejuruan sebanyak 4.191 orang.
Jumlah permintaan tenaga kerja tersebut diperkirakan akan terus meningkat hingga pada tahun 2028, dimana permintaan lulusan universitas meningkat hingga 14.981. Sementara permintaan lulusan diploma diperkirakan akan mencapai sebesar 12.676 orang dan lulusan universitas sebanyak 14.981 orang.
Jika dilihat struktur tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan maka KEK Gresik akan lebih banyak membutuhkan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi. Kondisi tersebut sejalan dengan jenis usaha yang berkembang di KEK Gresik yang berada di bidang manufaktur dan industri berteknologi tinggi (high tech products/HTP). Sehingga permintaan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah (SMTP ke bawah) di KEK Gresik hanya sebesar 10 persen. Karakteristik ini jelas menjadi tantangan karena struktur penduduk yang bekerja di Kabupaten Gresik sebanyak 42 persen penduduk yang berkerja adalah tamatan SMTP ke bawah.
Pada tahun 2024 jumlah permintaannya diproyeksi sebesar 4.191 orang dan pada 2028 meningkat hingga mencapai 9.219 orang. Hal tersebut sejalan dengan tenant yang berkembang di KEK Gresik baik itu industri pengolahan bijih logam (smelter), industri bahan kimia, hingga industri makanan. Selanjutnya banyak juga dibutuhkan jabatan lain seperti teknisi dan asisten profesional untuk melakukan maintenance pada mesin-mesin industri.
Selain jabatan tersebut, peningkatan terjadi pada tenaga usaha jasa hingga operator dan perakit mesin juga merupakan jenis jabatan yang diprediksi akan mengalami banyak permintaan di KEK Gresik. (*)
Editor : Syaiful Anwar