Akhir Hidup Vipi Berawal dari Cinta Tak Berbalas, Kisah Kematian Siswi SMK di Lamongan

Reporter : Tasripan
Lokasi ditemukannya jenazah Vipi Puji Rahayu

Kecantikan Vipi Puji Rahayu, gadis kelahiran pada 24 Maret 2008 di Kabupaten Lamongan, membuat remaja berinisial ABH (16 tahun) jatuh hati kepadanya. Rasa cintanya yang terpendam belum mampu diungkapnya secara langsung kepada siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Thoriqul Ulum yang beralamat di Jalan Mastrip, Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan, tersebut.

Saban hari, hati ABH gusar karena dilanda asmara yang begitu mendalam. Hingga suatu ketika, ABH sudah tidak tahan lagi untuk mengungkapkan cintanya kepada Vipi Puji Rahayu. ABH dengan hati yang ragu mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada Vipi Puji Rahayu. Ragu takut ditolak.

Baca juga: 3 Oknum TNI AL yang Terlibat Pembunuhan Bos Rental Mobil Dilimpahkan ke Oditurat

Dan benar, cinta ABH tak berbalas. Vipi sudah punya teman dekat. Keputusan Vivi itulah yang membuat ABH sakit hati. Lalu pada Jumat 10 Januari 2025 sekitar jam 1 siang, ABH menghubungi Vipi untuk bertemu. Vipi menyambut baik pertemuan itu tanpa firasat apapun.

Vipi Puji Rahayu

ABH menjemput Vipi di rumahnya, di Dusun Mireng, Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan. Pengakuan ABH, dia menjemput Vipi dengan mengendarai sepeda motor Suzuki Shogun milik ayahnya.

Kemudian ABH membonceng Vipi dan berhenti di warung kosong di depan Perumahan Made Great Residence, masuk Desa Made, Kabupaten Lamongan. Sampai di warung tersebut, ABH bersama Vipi masuk ke dalamnya.

Di dalam warung itu, awalnya keduanya ngobrol biasa. Lalu obrolan semakin memanas, dan keduanya terlibat cekcok tentang cinta yang tak berbalas. ABH bilang kepada Vipi bahwa dia cemburu saat Vipi bersama cowok lain. Dari cekcok itulah, ABH kalap. Dia gelap mata. Dan melakukan tindak kekerasan terhadap Vipi.

“Saya hantam matanya, terus saya pukul perutnya. Saya bungkam pakai kerudung, sama celana orang yang punya warung. Saya benturkan kepalanya. Terus saya tumpuk tubuhnya dengan kursi, meja, dan batu di atasnya,” ungkap ABH menceritakan saat dia membunuh Vipi di dalam warung kosong.

Pengakuan ABH, dia juga membenturkan kepala Vipi ke tembok sebanyak 2 kali. Saat tahu Vipi masih bernafas, dia bungkam dengan jilbab. Lalu Vipi tewas saat dibungkam.

“Setelah meninggal, saya pergi. HP (hanphone milik Vipi) saya bawa, terus pulang ke rumah. Saya pake HP-nya, saya bajak WA-nya (Whatsapp). Saya sendirian (yang membunuh). Saya cemburu sama Vipi. Sakit hati,” ujar ABH di hadapan Polisi.

Misteri mayat Mr X

Vipi tidak pulang ke rumahnya selama 1 hari membuat orang tuanya gusar. Orang tua Vipi bernama Trimo (60 tahun), mendatangi SMK Thoriqul Ulum untuk menanyakan keberadaan anaknya tersebut. Tetapi hasilnya nihil. Pihak SMK Thoriqul Ulum ataupun teman-teman Vipi tidak tahu keberadaan Vipi.

Pihak SMK Thoriqul Ulum menyarankan agar orang tua Vipi melapor ke Polisi. Lalu pada Sabtu, 11 Januari 2025 sekitar pukul 11.30 WIB, orang tua Vipi, Trimo, melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Sidodadi, Kabupaten Lamongan.

Dalam laporan itu, Trimo menerangkan jika putrinya meninggalkan rumah pada Jumat 10 Januari 2025. Vipi meninggalkan rumah tanpa pamit ke orang tuanya, dan sampai Sabtu (11/1/205), Vipi tidak pulang.

Sembari menunggu kabar baik dari Kepolisian, kerabat dan teman-teman Vipi berikhtiar lain agar Vipi ditemukan, termasuk memposting ke beberapa media sosial.

Laporan Trimo di Polsek Sukodadi

“Info orang hilang bernama Vipi Puji Rahayu pada tanggal 10 Januari hubungi 083189891055. Sekali lagi, mohon bantuan mas kaka bapak ibu barang kali ada yang menemukan atau bertemu dengan teman saya yang bernama Vipi Puji Rahayu yang dibawa kabur oleh pacarnya,” demikian informasi tentang kehilangan Vipi yang diposting di media sosial Facebook oleh teman dekatnya, Wulan Anggraini, pada Sabtu 11 Januari 2025.

Menunggu beberapa hari tanpa kabar, orang tua Vipi mendapat kabar tentang penemuan mayat Mr X, jenis kelamin perempuan, tanpa identitas. Mayat tersebut ditemukan di warung kosong tepatnya di depan Perumahan Made Great Residence, Desa Made, pada Rabu 15 Januari 2025 pukul 07.00 WIB.

Saksi pertama kali yang menemukan mayat Mr X tersebut ialah Ahmad Zamroni (28 tahun), warga Desa Made. Menurut penjelasan Ahmad Zamroni, pada Rabu, 15 Januari 2025 sekira pukul 07.00 WIB, dia datang ke warung kopi yang dikontraknya (warung kopi sudah satu bulan kosong, pintu depan rolling door dalam keadaan terbuka sekitar 1 meter) dengan tujuan untuk membersikan warung kopi tersebut.

Ketika berada di teras warung, Ahmad Zamroni mencium bau tak sedap /bau bangkai. Kemudian dia masuk ke dalam warung dan mengecek ke dalam kamar yang berada di warung tersebut.

Ahmad Zamroni kaget melihat ada mayat yang tertutup kursi panjang hingga hanya terlihat tangan dan kaki yang sudah dikerumuni ulat/ belatung. Melihat hal tersebut, Ahmad Zamroni langsung keluar dari dalam warung dan memberitahukan hal tersebut kepada Andi Mariyono (49 tahun), yang pada waktu itu sedang bekerja membersihkan rumput di samping selatan warung tersebut.

Selanjutnya, Andi Mariyono melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Lamongan Kota diteruskan ke Koramil 0812/01 Kota. Anggota Polsek Lamongan Kota dan Babinsa Koramil 0812/01 Kota, tim Inavis Polres Lamongan, anggota Unit 2 Sat Reskrim Polres Lamongan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan olah TKP.

Adapun hasil olah TKP oleh tim Inavis Polres Lamongan ditemukan bahwa korban dalam keadaan meninggal dunia tertutup oleh tiga kursi panjang yang terbuat dari kayu. Saat ditemukan, badan korban sudah membengkak dan dikerumuni ulat/belatung, kepala dililit dengan celana jeans panjang, dan ditemukan satu batu kumbung ukuran +/- 30 x 10 cm. Korban masih mengenakan seragam pramuka kaos warna toska, rok panjang motif zebra.

Setelah dilakukan olah TKP, korban dibawa Ke RSUD Dr. Soegiri Lamongan. Sesampainya korban di RSUD Dr. Soegiri, ada masyarakat bernama Trimo, yang sebelumnya kehilangan anggota keluarganya mengecek korban / jenazah. Dan ternyata benar bahwa jenazah tersebut merupakan anaknya yang hilang atas nama Vipi Puji Rahayu. Trimo mengenali korban dari pakaian dan sandal korban.

Menurut keterangan Trimo, anaknya keluar dari rumah pada Jumat, 10 Januari 2025 sekira pukul 15.30 WIB dengan jalan kaki kemudian tidak pulang ke rumah. Lalu pada Sabtu, 11 Januari 2025, pihak keluarga korban melaporkan kehilangan orang ke Polsek Sukodadi. Korban merupakan siswi SMK kelas 1 di SMK Thoriqul Ulum.

Baca juga: Ada Pabrik Pupuk di Lamongan Diduga Pakai Oli Bekas untuk Pembakaran

Motif sakit hati

Setelah melakukan penyelidikan terhadap kematian Vipi, Satreskrim Polres Lamongan berhasil menangkap inisial ABH. Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP Rizky Akbar Kurniadi menjelaskan, kronologi berawal dari penemuan mayat Mr X di sebuah bangunan kosong bekas warung yang ditinggalkan selama 1 bulan tepatnya di depan Perumahan Made Great Residence di Desa Made, pada Rabu 15 Januari 2025 sekitar pukul 07.00 WIB.

Kemudian Polres Lamongan beserta Tim Forensik Labsfor Polda Jawa Timur melakukan identifikasi dan otopsi terhadap korban sehinggga ditemukan identitas korban dan penyebab kematian korban.

“Disesuaikan juga dengan laporan orang hilang di Polsek Sukodadi pada Sabtu, 11 Januari 2025, dan dikonfirmasi oleh pihak keluarga korban. Dan Mr X tersebut sesuai dengan ciri-ciri dan baju yang dipakai dengan Mr X tersebut adalah korban bernama VPS. Kemudian Polres Lamongan melakukan penyelidikan dan berhasil mengungkap pembunuhan ini kurang dari 1x24 jam. Dan pelaku diamankan,” kata AKP Rizky Akbar Kurniadi.

AKP Rizky Akbar Kurniadi mengaitkan hubungan korban dan pelaku adalah hubungan pertemanan satu kelas di SMK. Mengenai motifnya, yang diungkap Satreskrim Polres Lamongan ialah pelaku sakit hati.

“Jadi pelaku suka dengan korban. Namun pelaku saat menyatakan cinta kepada korban, korban sudah berpacaran dengan yang lain sehingga pelaku sakit hati. Dari hasil identifikasi dan visum et repertum, untuk luka pada koban terdapat di dahi kanan dan juga memar di kepala bagian kiri dan belakang. Juga ada bekas bekapan. Keterangan saksi, sudah kami periksa terhadap 7 saksi termasuk saksi dari sekolah, teman-teman korban dari sekolah, juga tetangga dan keluarga korban,” kata AKP Rizky Akbar Kurniadi.

ABH, pelaku pembunuhan terhadap Vipi Puji Rahayu

Atas perbuatannya itu, ABH disangka dengan Pasal 80 Ayat 3 Undang Undang Republik Indonesia (UU RI) nomor 35 tahun 2014  tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan/atau Pasal 340 KUHP atau Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 15 tahun.

Tanggapan pihak SMK Thoriqul Ulum

Pihak SMK Thoriqul Ulum menjelaskan kronologi sebelum Vipi ditemukan meninggal dunia. Naila, Wali kelas dari Vipi Puji Rahayu di SMK Thoriqul Ulum menjelaskan kronologinya.

Katanya, pada Kamis 9 Januari 2025 jam 10 malam, Vipi bersama dengan teman sekelasnya pulang dari perjalanan kunjungan industri di Yogyakarta. Sampai di Gedung Serba Guna di Desa Made, semua siswa dijemput oleh orang tuanya masing-masing untuk kembali ke rumah mereka, begitu pula dengan Vipi.

Lalu pada Jumat (10/1/2025) pukul 05.35 WIB, Naila sebagai wali kelas Vipi dihubungi melalui chat WA (Whatsapp) oleh Vipi. Di Chat itu, Vipi izin kepada Naila tidak bisa masuk ke sekolah dikarenakan sakit.

“Saya pun mengiyakan. Saya melanjutkan aktivitas mengajar karena pada hari Jumat itu sekolah tidak libur. Memang pada waktu itu sebagian dari siswa kami ada yang tidak masuk sekolah, mungkin karena perjalanan 3 hari dari Yogyakarta cukup melelahkan. Pada pukul 4 sore, keluarga Ananda Vipi mendatangi sekolah guna menanyakan keberadaan Vipi. Sebenarnya orangtua sudah mengetahui bahwa Vipi tidak masuk sekolah karena dia menyampaikan ke orang tuanya tidak enak badan. Sehingga pada waktu itu disuruh istirahat oleh orangtuanya. Tetapi setelah dicek di kamar, Vipi tidak ada. Orang tuanya mencari keberadaannya di sekolah,” jelasnya.

Baca juga: Elisa Lam: Kasus Aneh yang Sempat Menggemparkan Dunia

Kepada orang tua Vipi, Naila menyampaikan jika sampai kurun waktu 1x24 jam, Vipi tidak pulang ke rumah, Naila menyarankan agar dilaporkan ke pihak yang berwajib.

“Pada Sabtu 11 Januari 2025, saya mengubungi keluarga Vipi menanyakan perkembangan dari Vipi. Dijawab, belum ada kabar. Dari pihak keluarga sudah melapor ke Polsek Sidodadi,” katanya.

Video pengakuan ABH, pelaku dan Wali Kelas Wipi

Lalu Naila kembali menghubungi kelurga Vipi pada Senin (13/1/2025) untuk datang ke sekolah. Kemudian, Naila bertemu langsung dengan Bapak Vipi dan sepupunya di kantor sekolah.

“Kami obrol lama di kantor, membicarakan Vipi kemungkinan ada dimana. Saya menyampaikan ke pihak keluarga bahwasanya sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin menanyakan ke siswa yang dekat dengan Vipi. Dan anak yang lain juga kami minta tolong keberadaan Vipi. Tapi belum ada perkembangan sampai Senin tersebut,” katanya.

Pada Rabu (24/1/2025), Naila berkata, dia mendapat informasi bahwa tersiar kabar ditemukan jenazah tanpa identitas yang tidak jauh dari SMK Thoriqul Ulum.

“Saya terkejut dan khawatir, apakah itu anak kami yang hilang. Berselang beberapa jam, orang tua Vipi menghubungi saya, mengatakan bahwasnaya Ananda Vipi telah ditemukan. Saya tanya, apakah jenazah itu tanpa identitas, keluarga Vipi mengiyakan, dilihat dari baju terakhir yang dipakai sebelum meninggalkan rumah. Setelah itu, saya dihubungi pihak Kepolisian tepatnya Polres Lamongan. Saya datang kesana dengan beberapa perwakilan guru. Saya ditanya mengenai Ananda Vipi seperti apa,” jelasnya.

Di Polres Lamogan, Naila mengaku, dia masih berkomunikasi dengan orang tua Vipi yang menyebutkan bahwa jenazah Vipi sudah dibawa ke RSUD Soegiri untuk diotopsi. Menurut Naila, dia dimintai keterangan oleh Penyidik Polres Lamongan bersama dengan teman-teman Vipi yang satu sekolah.

“Di Polres, saya bertemu dengan bapak kandung Vipi. Saya tanya langsung, apakah benar jenazah yang ditemukan Ananda Vipi. Dia membenarkan dilihat dari pakaiannya, dari roknya. Dia meyakini meski hasil otopsi belum keluar,” ujarnya.

Menurut Naila, sekitar jam 19.00 WIB pada Rabu (14/1/2025), dia mendapat kabar bahwa hasil otopsi jenazah Vivi selesai dan dibawa pulang. Kemudian dia datang ke rumah duka dan ikut proses pemakaman.

“Sebagai Wali Kelas, saya ingin meluruskan. Saya tegaskan bahwa anak saya, Ananda Vipi Puji Rahayu, adalah seorang anak yang baik, rajin, selalu diantar orang tuanya, ketika berangkat ke sekolah, pulang pun dijemput. Ananda Vipi tidak bisa naik sepeda motor. Jadi jangan ada pemberitaan yang melenceng. Saya gurunya. Saya wali kelasnya. Saya tahu betul tentang anak saya. Jadi, saya mohon, pembicaraan anak saya nakal itu tidak benar. Jadi, Ananda Vipi tidak kabur dari rumah, tidak meninggalkan rumah. Tapi dia pergi bermain dan tidak pulang. Karena Vipi dibunuh pada Jumat sore, sementara Ananda Vipi meninggalkan rumah jam 1. Selama 6 hari mencari. Ananda Vipi tidak bisa pulang karena sudah meninggal. Kami dari pihak sekolah sangat menyayangkan. Mohon jangan menggiring opini ke arah negatif. Mari doakan bersama agar keluarga tenang, iklhas, Ananda Vipi juga tenang disana. Jadi jangan mengatakan apapun jika tidak tahu kebenarannya,” tegasnya. (*)

Editor : Bambang Harianto

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru