Sidang Dugaan Penganiayaan ke Polisi, Pengacara Terdakwa Sebut Saksi Berikan Keterangan Palsu

Reporter : -
Sidang Dugaan Penganiayaan ke Polisi, Pengacara Terdakwa Sebut Saksi Berikan Keterangan Palsu
Dodik Firmansyah dan Sukardi, selaku Kuasa Hukum terdakwa
advertorial

Sidang perkara dugaan penganiayaan terhadap salah satu anggota Polisi yang viral terjadi di Jembatan Suramadu pada September 2023 lalu masih terus berlanjut. Dalam kasus ini, Zaini menjadi terdakwa saat sidang digelar pada Senin (8/1/2024) kemarin.

Dua saksi dihadirkan dalam persidangan untuk memberikan keterangan. Namun sangat disayangkan salah satu dari saksi tersebut absen dalam persidangan.

Baca Juga: Menuju Pemilu 2024 Aman dan Damai, Polres Bangkalan Gelar Khotmil Qur'an

Dodik Firmansyah dan Sukardi, selaku Kuasa Hukum terdakwa membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, ada dua saksi yang semestinya hadir dalam persidangan. Namun, satu saksi belum bisa hadir. Sidang pun akhirnya ditunda karena ketidakhadiran satu saksi.

"Satu saksi pelapor tidak datang dalam persidangan," ucap Sukardi.

Sedangkan menurut Dodik Firmansyah, saksi yang berhalangan hadir pada sidang kali ini adalah saksi dari Jaksa Penuntut Umum (JPU). 

Baca Juga: Gerak Cepat Polres Bangkalan Berhasil Amankan Dua Pelaku Carok yang Tewaskan 4 Orang

"Menurut klien kami, keterangan yang disampaikan saksi ada yang tidak benar atau memberi keterangan palsu," kata Dodik.

Dodik Firmansyah menyatakan, dirinya sudah menanyakan kepada saksi mengenai video viral yang terjadi di Suramadu pada September 2023. Sebab, dalam video yang beredar tidak ada tindakan kliennya yang melawan aparat penegak hukum.

"Justru ada dugaan intimidasi yang dilakukan dari pihak saksi. Kami juga menunjukkan bahwa terdakwa dipegang, didorong, bahkan ditarik bajunya," ujarnya.

Baca Juga: 4 Orang Tewas dalam Perkelahian di Bangkalan, Diduga Cekcok Lahan Parkir dan Tambak

Menurut dia, jika ada tindakan yang salah dari kliennya, semestinya langsung ditilang. Tidak perlu ada kata-kata yang membuat kliennya merasa emosional. 

"Tidak perlu ada tindakan arogan," tandasnya. (L4n)

Editor : Syaiful Anwar