Beda Penggunaan Kata ‘Namun’ dan ‘Tapi’

Reporter : -
Beda Penggunaan Kata ‘Namun’ dan ‘Tapi’
Kata “Namun" dan "Tetapi"

Kata “Namun" dan "Tetapi" secara arti sama, tetapi penggunaan jauh berbeda. Sebelum kita bahas, ada pengingat:

Tetapi kata baku
Tapi kata tidak baku

Jadi, ini bukan persoalan salah atau benar, melainkan baku dan tidak baku.

Selanjutnya, secara definisi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi V:

Namun kata penghubung antarkalimat untuk menandai perlawanan; akan tetapi

Tetapi: kata penghubung antarkalimat untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras.

Jadi, secara definisi "namun" dan "tetapi" sebetulnya sama saja. Satu-satunya pembeda adalah penggunaannya dalam konteks kalimat. Agar lebih mudah, langsung ke contoh kalimat saja.

Namun
Contoh yang salah: Anisa menang lomba balap karung, namun ibunya tidak sempat menyaksikan.
Contoh yang benar: Agus memang orangnya sangat pintar. Namun, ia tak punya uang untuk melanjutkan pendidikan.

Tetapi
Contoh yang salah: Aku menyukainya. Tetapi, dia tidak menyukaiku.
Contoh yang benar: Aku menyukainya, tetapi dia tidak menyukaiku.
Jika ingin menggunakan "tetapi" pada awal kalimat, maka harus ada kata "akan" yang mendahuluinya—seperti yang tertulis pada definisi "namun" di atas.

See?

Kata "namun" hanya bisa ditempatkan pada awal kalimat, tidak bisa sebagai penghubung setelah tanda koma.

Contoh lain:
Perlahan namun pasti
Perlahan, tetapi pasti
Ia tidak rupawan. Namun, ia baik hati
Ia tidak rupawan, tetapi baik hati

Dalam percakapan langsung, penempatan kata "namun" dan "tetapi" memang tidak perlu dipersoalkan. Beda halnya ketika dibuat dalam bentuk tulisan, terutama karya tulis ilmiah.

Penggunaan "namun" dan "tetapi" yang tepat dalam kalimat juga bukan hal wajib dan tidak menjamin kita masuk surga. Namun, mengetahui dan memahaminya seharusnya membuatmu berbangga diri karena tidak semua orang tahu—bahkan kebanyakan tak peduli. (*)

Editor : Syaiful Anwar