Tersiksa Lahir Batin di Belantara Papua, Pentolan Organisasi Papua Merdeka Menyerahkan Diri ke TNI

Reporter : -
Tersiksa Lahir Batin di Belantara Papua, Pentolan Organisasi Papua Merdeka Menyerahkan Diri ke TNI
Yeremias Foumair menyerahkan diri ke TNI

Satu per satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) 'mreteli'. Terkini, salah seorang pentolan Organisasi Papua Merdeka dilaporkan menyerahkan diri kepada Satuan Tugas Batalyon (Satgas Yonif 501/Bajra Yudha, pada Kamis (15/05/2025). Mantan separatis bersenjata itu, Yeremias Foumair, yang dalam struktur Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM) menjabat Komandan Batalyon Ayosami, yakni Unit Tempur pemberontak OPM di bawah Kodap IV/Sorong Raya.

Niat Foumair memeluk pangkuan Ibu Pertiwi untuk menumpahkan tangis penyesalan lebih berkobar-kobar, lantaran Pusaka Merah Putih dipandang lebih memiliki suluh penerang nyata di masa depan. Ketimbang tetap berdiam diri di bawah Organisasi Papua Merdeka yang tidak jelas bagaimana 'jluntrungnya', baik bagi sanak keluarga maupun seluruh masyarakat Papua.

Baca Juga: Oknum Anggota Polri Menjual Amunisi di Papua Pegunungan

Alasan itu menjadi keputusan Foumair, hingga rela berjalan kaki berpuluh kilometer menembus belantara Papua yang tak terbilang liarnya, dari tempat persembunyiannya, semak hutan di Kampung Fuog, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya.

Belum lagi hamparan sungai yang luas penuh habitat binatang buas yang dia seberangi, demi cita-citanya bersandar di dada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Baginya, citra Sang Saka Merah Putih lebih semerbak harumnya dari pada bintang kejora, yang tak lebih hanya berisi rayuan dengan seribu janji palsu belaka.

Hal itu disampaikan dalam siaran pers yang dirilis Kapen Kogabwilhan III, Kolonel TNI Winaryo, yang dikirim lewat pesan elektronik kepada jurnalis, Jumat (16/05/2025) pukul 12.58.

"Bertahun-tahun hidup tidak jelas di tengah hutan. Terus terang saya sangat merindukan dapat berkumpul berdampingan dengan anak dan istri saya, yang hidup tenang, aman dan damai di kampung. Akhirnya saya pun sadar, kekerasan yang selama ini saya tempuh bukanlah jalan dan cara yang bisa membawa perubahan lebih baik," testimoni Foumair dalam dialog dengan sejumlah prajurit TNI di Maybrat.

Dilanjutkan Foumair, penderitaannya sepanjang dalam pelarian di tengah hutan menjadi lebih lengkap, tatkala diantara para kombatan separatis Organisasi Papua Merdeka terlihat tidak akur dan saling tekan menekan. Belum lagi jalur logistik dan komunikasi diputus TNI, sehingga perasaan rindu, lapar dan sepi yang mereka miliki.

Baca Juga: OPM Klaim Tembak Gugur 7 Prajurit TNI Dalam Serangan di Yahukimo, Mabes TNI: Itu Hoax

"Sudahlah, pokoknya tidak enak. Sebab itu, bagi siapa saja yang sejauh ini tidak bergabung OPM, jangan sekali-kali punya minat gabung barisan separatisme. Itu jika tidak ingin hidup bagai di neraka," saran Foumair.

Dansatgas Yonif 501/Bajra Yudha, Letkol Inf Yakhya Wisnu Arianto merangkul erat sarat hangat Yeremias Foumair yang baru diterimanya bergabung kembali ke NKRI, setelah tahunan 'bermain-main' di hutan Papua.

"Beberapa hari lalu kita menyaksikan istri Bapak Foumair, yang dihadapan Satgas yang saya pimpin, telah menyatakan sumpah setia dan tidak ingkar janji selamanya kepada NKRI. Dengan kembalinya Bapak Foumair, istri dan anak-anaknya, kami mengajaknya untuk bersama-sama membangun seindah dan sesejahtera mungkin wilayah Papua yang kita cintai bersama ini," terang Yakhya Wisnu.

Baca Juga: 18 Anggota Organisasi Papua Merdeka Ditembak Mati Prajurit TNI di Intan Jaya

Kadispenda Maybrat, Mellianus Saa yang turut menyaksikan penyerahan diri Yeremias Foumair, selain saudara kandung Yeremias Foumair, Cosmas Foumair dan tokoh masyarakat serta kepala kampung setempat, mengatakan Tuhan tidak pernah meninggalkan umatnya dan agama apapun mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam kesempatan berbeda Pangkoops TNI Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, mengapresiasi langkah dan tindakan tanpa nyawa, darah dan luka sia-sia yang dilakukan Dan Satgas Yonif 501/BY, Letkol Inf Yakhya WisnuArianto. Dia mengarahkan agar Yakhya Wisnu dengan cara dan gayanya yang khas TNI humanis, untuk terus melakukan upaya-upaya menyadarkan saudara yang masih berada hutan agar sukarela kembali ke tanah air Indonesia.

"TNI mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis. Itu sebagaimana Inpres No. 9 tahun 2020, tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan Papua. Disitu, tugas TNI bukan militeristik semata, melainkan juga sosial kemasyarakatan," papar Mayjen TNI Lucky Avianto. (fin)

Editor : Bambang Harianto