Guru SMK di Surabaya Diduga Alami Pelecehan Seksual Sesama Jenis

Reporter : Mahmud
Dodik Firmansyah dan Sukardi saat menerima IW di kantornya

Inisial IW (40 tahun), seorang wanita yang berprofesi sebagai Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Bubutan Kota Surabaya, diduga menjadi korban pelecehan seksual dan perundungan (bulliying) di sekolah tempatnya mengajar. Akibatnya, dia mengalami tekanan psikis dan trauma.

Diakui IW, dugaan pelecehan seksual terhadapnya dilakukan oleh sesama guru dan staf di SMK tempatnya mengajar. Dugaan pelecehan seksual tersebut bukan dilakukan oleh guru lawan jenis, tapi sesama jenis.

Baca juga: Pensiunan Guru Laporkan Warga Bogem atas Dugaan Penipuan dan Penggelapan

Bentuk pelecehannya seperti dipegang payudaranya, dikirim video porno dan stiker bergambar porno melalui chat Whatsapp, dan kerap diraba bagian tubuhnya. Dan kejadian itu kerap dilakukan saat IW berada di ruangan guru SMK tersebut. Menurut IW, dugaan pelecehan itu paling parah dialaminya sejak 3 bulan terakhir.

“(Diduga) diraba ketika saya duduk di ruang guru. Habis itu, Ibu V (inisial, Guru) nyamperin. Duduk. Gak tahu, kok tiba-tiba tangannya pegang payudaraku. Aku diem. Lama kelamaan, kok gini terus. Sudah hampir 2 minggu dibegituin terus. Karena tak tahan lagi dilecehkan terus selama 2 minggu, dia tak lawan. Tangannya tak pegang. Saya risih. Kadang-kadang saya duduk di ruang guru dikasih video bokep oleh Ibu R (inisial, Staf TU). Saya cuma diam. Kadang saya tidur, difoto. Saya pakai HP (handphone) diambil. Kadang nge-chat orang pake HP saya. Menjelekkan saya,” kata IW.

IW mengaku, awalnya dia bersabar menghadapi perbuatan tak senonoh tersebut. Namun kesabarannya sudah diujung batas. Dia sudah tidak tahan lagi menghadapi dugaan perundungan sekaligus pelecehan seksual tersebut. Oleh karena itu, IW pun memilih mengundurkan diri sejak Sabtu, 11 Oktober 2025, setelah dia mengabdi selama 2,5 tahun di SMK tersebut.

“Surat pengunduran diri saya sampaikan kepada Bapak Kepala Sekolah melalui Whatsapp dan surat resmi. Saya tidak antarkan langsung karena takut saat datang ke SMK itu lagi,” ujar IW kepada wartawan di kantor Dodik Firmansyah, di Jalan Peneleh nomor 128 Surabaya, pada Jumat siang, 17 Oktober 2025.

Di Kantor Hukum Dodik Firmansyah, IW meminta perlindungan hukum karena batinnya tertekan. Tidak hanya mendapat dugaan pelecehan seksual dan perundungan, tapi juga sering mendapat pesan di Whatsapp pribadinya dari nomor-nomor tidak dikenal. Isinya tentang ajakan BO (Booking Order) yang identik dengan profesi Pekerja Seksual (PSK).

“Saya takut. Banyak nomor gak dikenal ngajak BO dalam waktu beberapa bulan ini. Saya gak tahu nomor siapa. Seperti nomor 082338650950 yang pernah banya ‘Open bo tha’. Terus ada lagi nomor 085771297407 yang juga nanya BO. Ada lagi nomor 085731124381, juga nanya berapa mbak. Dan ada beberapa nomor lagi. Dikira saya PSK. Saya blokir semua nomor-nomor itu karena takut,” ujarnya.

Tidak hanya itu saja. IW juga diancam akan dipolisikan melalui Chat Whatsapp oleh nomor yang bernama Khoirul Arnavat, yang mengaku sebagai Anggota Polri. Isinya ancamannya, “Sampean kalau macam-macam ke istriku tak panggil ke Polda nanti. Bukti ada semuanya. Lihat saja. Kalau hari ini gak kamu selesaikan masalahnya, tak panggil ke Polda. Malah jadi panjang urusannya. Lihat saja. Tak cari sampai ketemu kamu nanti. Lihat aja. Akan aku panggil ke Polda nanti.”

Segala perbuatan oknum guru dan Staf TU (Tata Usaha) tersebut serta nomor-nomor tak dikenal yang masuk di Chat Whatsapp tersebut, IW memilih tidak menceritakannya kepada Kepala Sekolah berinisal Gz. Menurut IW, dia memilih memendam tekanan batin tersebut.

“Saat di sekolah, setelah selesai ngajar, saya memilih berada di musholla dekat SMK dari pada di ruang guru. Karena jika di ruang guru, takut dipegang-pegang lagi (bagian sensitive). Di SMK itu, jadwal saya ngajar seminggu 3 kali, yaitu hari Selasa, Kamis, dan Jumat,” kata IW.  

Baca juga: Dodik Firmansyah Kunjungi Kantor DPC MADAS Gresik

Saat dikonfirmasi perihal kejadian yang dialami IW di lingkungan SMK yang dipimpinnya, Kepala SMK di kawasan Bubutan berinisial Gz menjelaskan bahwa Ibu IW resign dari SMK dengan sendirinya.

“Pamitan sama kita. Ketika saya taya tidak ada alasan apapun. Kenapa kok resign, dia jawab, ‘Ya gak papa pak. Tidak ada masalah’. Kemudian Bu IW, saya panggil ke sekolah. Ternyata ada masalah. Kemudian kita undang baik-baik, kita selesaikan secara kekeluargaan. Itu saja selesai. Dan yang bersangkutan tidak datang. Ya sudah. Jangan memperpanjang masalah. Minta nasehat ke Pak Babin, dan pak Babin juga memberi nasihat. Ya sudah gak diperpanjang,” kata Gz melalui sambungan telpon Whatsapp.

Ditanya tentang dugaan perundungan dan pelecehan seksual yang dialami IW oleh oknum Guru dan Staf TU di SMK tersebut, Gz menegaskan jika dia tidak tahu. Bahkan, ancaman melalui chat Whatsapp yang dialami IW juga tidak diketahuinya.

“Yang saya tahu, tidak ada ancaman apapun, tapi ingin klarifikasi. Jadi yang bersangkutan kalau mau datang (ke sekolah) selesai. Tolong dipahami, kami guru. Mari tabayyun bersama-sama, itu sudah selesai. Jadi, mencari kebenarannya supaya tidak muncul kemana-mana. Tidak ada mengintimdasi, tidak ada. Ada bukti voice, harus kita buktikan kebenarannya. Dan Bu IW, kita undang klarifikasi. Kalau itu benar suaranya Bu IW, ya Ibu IW mengakui kesalahannya selesai. Pelecehan tidak ada. Video porno tidak ada laporan ke saya,” kata Gz.

Dan yang dimaksud voice ialah voice note yang yang tersebar di beberapa kontak Whatsapp berisi tentang curahan hati (curhat) IW kepada temannya.

Sedangkan seorang perempuan yang mengakui sebagai istri dari Gz meminta melalui sambungan telpon milik Gz, agar kejadian yang dialami IW tidak diberitakan di media.

Baca juga: Klarifikasi BRI Unit Kunir atas Polemik Nasabah yang Pakai Jasa Pengacara

“Ngapain harus ada pemberitaan. Kami tidak membuka hak ke publik. Masalahnya, kami kekeluargaan. Saya tidak mau ada pemberitaan positif maupun negatif terkait dengan ini,” katanya dengan nada tinggi.

Dia yang tak mau menyebutkan namanya berkata, IW telah diajak untuk bertemu agar masalahnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Namun, IW menutup akses komunikasi dengan pihak sekolah.

“Kami tidak ada masalah. Resign juga resign sendiri. Kan aneh. Kenapa ada tiba-tiba media,” katanya.

Dodik Firmansyah selaku Kuasa Hukum dari IW berkata, pihaknya akan melakukan konseling terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait atas peristiwa yang dialami kliennya. Terlebih dahulu dia akan konseling ke Unit PPA (Perlindungan Anak dan Perempuan) Polrestabes Surabaya, kemudian akan ke Komnas Perempuan.

“Setelah konseling, kami akan mengambil upaya-upaya hukum untuk keadilan dan perlindungan kepada klien kami. Saat ini, klien kami mengalami tekanan psikisnya. Sering ketakutan. Dan untuk memulihkan psikisnya tidak mudah,” kata Dodik Firmansyah. (*)

Editor : S. Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru