Anies Baswedan dan Para Penasihatnya

lintasperkoro.com
Muhaimin Iskandar, Habib Salim Segaf, Surya Paloh,

Panglima Perang sehebat apapun tetap perlu para penasihat politik dan ahli strategi. Terkadang nasihat merekalah yang menyelamatkan pada saat kritis, bahkan memenangkan pertempuran dalam kondisi yang dianggap tidak menguntungkan bahkan yang dianggap mustahil sekalipun.

Sebut saja Pang Tong dan Zhuge Liang, 2 penasihat legendaris di masa Dinasti Han, penasihat utama Liu Bei, Kerajaan Wu ketika menghadapi kekuatan besar pasukan Cao Cao dari kerajaan Wei. Faktor Zhuge Liang inilah menyebabkan 600 ribu pasukan Cao Cao hancur lebur! Pertempuran Tebing Merah.

Baca juga: Surat Terbuka Kepada Anies Baswedan dari Orang Dekat Presiden Jokowi

Sima Yi, sang jenius disisi lain yang menjadi penasihat utama Cao Cao, seteru utama Liu Bai. Bahkan Sima Yi mampu menyelamatkan kerajaan Wei dari kehancuran setelah ditinggal Cao Cao, mampu bertahan dan memenangkan pertempuran ketika ekpedisi militer utara dari kerajaan Wu yang dikomandoi langsung oleh Zhuge Liang.

Sepak terjang para ahli strategi itu mewarnai kisah intrik politik dan perang di era Three Kingdoms.

Di Indonesia, ada sang mahestro politik dan strategi militer, dialah Arya Gede Wiraraja, penasihat utama Raden Wijaya era awal berdirinya kerajaan Majapahit.

Kemampuan Arya Gede Wiraraja mampu melobi Kubilai Khan, Kaisar Agung generasi ke-3 Mongol untuk memobilisasi pasukan Mongol supaya terlibat dalam perebutan kekuasaan melawan kerajaan besar Kediri, Raja Jaya Katwang yang mengkudeta besannya sendiri, Sri Kertanegara Kerajaan Singosari.

Strategi politik dan militer Arya Wiraraja inilah yang membuat sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan. Raden Wijaya dengan modal sumber daya terbatas mampu merebut kembali kekuasaan yang diambil paksa dari mertuanya.

Arya Gede Wiraraja juga menjadi penyelamat Raden Wijaya ketika kondisi chaos kudeta Jaya Katwang. Pelarian Raden Wijaya yang diburu oleh pasukan militer Jaya Katwang mampu dikontrol dan diselamatkan.

Dan dengan kemampuan lobi politiknya pula, Arya Gede Wiraraja mampu meyakinkan Jaya Katwang untuk menghentikan pemburuan lebih lanjut kepada Raden Wijaya yang sudah terselamatkan dan berada di Madura, area kekuasaan Arya Gede Wiraraja.

Bung Karno pun demikian, Bung Hatta dan Bung Syahrir adalah 2 penasihat utama sekaligus lawan politiknya. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi generasi penerusnya dan kita sekarang!

PILPRES 2024 adalah arena adu strategi politik dari berbagai kekuatan politik yang ada.

Tujuan dari ide dan gagasan besar bagi Indonesia yang diusung oleh Anies Baswedan memerlukan dukungan hati masyarakat. Tapi proses perjuangan untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat pada perjalananya harus menghadapi segala macam konsekwensi rintangan yang tidak mudah. Mendaki dan berliku.

Baca juga: Tokoh Politik di Jember Apresiasi Polri Tangkap Pelaku Pengancam Capres Anies

Ujian, tantangan, dan hambatan dari berbagai faktor internal dan eskteral dengan segala kepentingan politiknya harus dijalani dan diselesaikan satu per satu.

Gesekan dengan pihak internal dan eksternal tidak mungkin dihindari. Bahkan di level internal sudah ada yang tereleminasi. Screening di level internal tiada lain hanya demi tujuan besar ke depan dan memenangkan kompetisi sebagai tujuan jangka pendeknya. Tapi tetap harus dihadapi dengan elegan, terhormat dan tegas.

Pengawalan dari tujuan dan ide/gagasan besar ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak sekuruh komponen bangsa.

Ahli strategi politik dan operasional dilapangan menjadi faktor penentu.

Mentor sekaligus penasihat strategi politik jatuh ke Surya Paloh dengan segudang pengalaman yang dimilikinya. Punya kemampuan ulung beradaptasi dan diplomasi dengan kawan atau lawan politik. Kemampuan lain adalah membaca, menganalisa, mencermati dan memprediksi peta politik yang terjadi saat ini dan yang akan datang.

Secara kasat mata Surya Paloh adalah mitra dari Anies Baswedan dengan membawa gerbong Partai Nasdem. Tetapi secara esensial sejatinya dialah ahli strategi politik, penasihat utama Anies Baswedan.

Baca juga: Pengancam Capres Anies Ditangkap, Tokoh Pemuda Situbondo Sebut Bukti Netralitas Polri pada Pemilu 2024

Dipilihnya Muhaimin Iskandar bukan semata-mata karena untuk dijadikan wakil presiden (wapres). Tapi ada misi yang diemban dalam mengawal tujuan dan ide/gagasan besar tadi. Muhaimin Iskandar dengan pengalaman organisasi dan pernah memegang jabatan di berbagai posisi strategis menjadikan dia sebagai orang yang dipercaya sebagai penasihat ahli strategi organisasi tim pemenangan dan operasional lapangan nantinya.

Disisi lain ada Habib Salim Segaf, dengan pengalaman dan kemampuanya membentuk mesin politik dan militansi dari para kader PKS-nya yang tidak diragukan lagi bukti kesolidannya.

Tiga serangkai inilah yang akan mendampingi dan mengawal Anies Baswedan untuk men-goalkan semua tujuan dan ide/gagasan besarnya untuk Indonesia supaya terwujud.

Semua masa ada pemimpinya dan semua pemimpin ada masanya. Kekuasaan rezim sekarang akan pudar ketika pendaftaran Capres dan Cawapres diterima KPU. Semua akan berbalik arah pada waktunya!

*) Sumber : King Purwa

Editor : Ahmadi

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru