Stop Tipu-tipu Petani dengan Pupuk Urea

lintasperkoro.com
Petani sedang menebar pupuk

Masih menganggap urea itu pupuk? Ini kesalahan fatal. Urea lebih tepatnya dianggap racun.

Pemakaiannya secara berkepanjangan akan merusak ekosistem tanah dan kehidupan tanah. Pada awalnya Urea adalah berbahan garam cyanat yang direaksikan pada Ammonium Hydroxida.

Baca juga: Edarkan Pupuk Palsu, Direktur CV Sawonggaling Nusantara Ditangkap Polda Jatim

Namun urea pabrikan kini menggunakan Ammonium, Hidrogen, Oksigen dan Carbon. Inilah generasi urea yang terburuk. Daripada nenek moyangnya dahulu yang pertama dibuat pada tahun 1928 oleh Ferederich Wohler.

Bahan baku utama pupuk kimia adalah gas. Negara ini adalah produsen gas yang besar. Harga gas dunia itu cuma di kisaran $4/mmbtu. Masak kilang gas jual gas ke pabrik pupuknya bisa diatas $7/mmbtu. Bahkan pernah sampai diatas $10/mmbtu. Selisih harga itu kemudian disubsidi, ketemulah angka Rp 31 triliunan.

Coba kalau subsidi pupuk (Rp 31 triliun) itu dicabut semua. Kilang gas jual gas ke pabrik pupuk di harga dibawah $4/mmbtu. Saya yakin harga pupuk juga tetap murah tanpa subsidi. Dan anggaran Rp 31 triliun bisa dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Gitu dong baru disebut keberpihakan kepada petani.

Secara biologi, urea memang bahan organik yang berhasil disintetis. Namun keunggulan organiknya hanya tinggal nama. Disebabkan reaksi urea di tanah meninggalkan residu asam.

Akibatnya tanah mengeras, pencemaran lingkungan, jauh dari fungsi sejatinya. Organik, yang sering dikenal sebagai pembenah tanah/nutrisi tanah atau vitamin tanah pertanian.

Lebih parahnya lagi pengetahuan sebagian PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan petani. Tentang pola nutrisi berimbang untuk tanah, banyak dari mereka hanya fokus untuk bagaimana pohon tumbuh dan panen.  Melihat tanaman kerdil/kuning lantas menganggap kurang urea.

Akhirnya penaburan/aplikasi diluar batas kebutuhan pun tak terhindari. Padahal daun kuning masih banyak kemungkinan sebagai tersangkanya. Urea dapat menghapus sistem alami kekebalan tanaman pada organisme pengganggu tanaman (OPT/HPT).

Baca juga: Sumber Masalah Pertanian ialah Kelangkaan Pupuk Subsidi

Inilah sebabnya petani sukar sekali mengendalikan hama/jamur pada tanaman yang sudah diberi urea. Urea dapat merusak gen murni turunan tanaman.

Ya, ini bisa dibuktikan dari varitas benih yang terus menurun dari tahun ke tahun. Dan tonase yang terus menurun dari tahun ke tahun. Dan penggunaan pupuk kimia terus meningkat.

Buruknya urea di perparah lagi dengn persaingan omset pada kalangan pengusaha pupuk. Urea yang tidak melalui proses pencucian bersih akan membawa ikutan burite yang tinggi. 

Urea bukan kebutuhan tanaman, urea adalah kebutuhan manusia yang dipaksakan pada tanaman.

Urea yang murni alami ditemukan pada tahun 1773 oleh Hilaire Roulle. Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan 'globin'.

Baca juga: Jual Pupuk Bersubsidi di Mojokerto, Warga Desa Cinandang Dipidana 2 Bulan Penjara

Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu, yaitu bilirubin dan urobilin yang mngandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses. Jadi berhentilah mencekoki tanaman dengan urea sintetis/anorganik atau pupuk kimia.

Yuk hijrah dan selamatkan bumi dari kerusakan yang selama ini dilakukan, dan stop tipu-tipu petani.

QS. Al A’raf 56 “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi setelah (diciptakan) dengan baik…”

*) Penulis : Ahmad Syawaludin

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru