Musholla Waqaf di Desa Manyar Sidomukti Laku Rp 1,3 Miliar Tanpa Rembug, Ahli Waris dan Warga Berang

Reporter : Tasripan
Mushollah "Roudhotul Abidin"

Mushollah "Roudhotul Abidin" yang berada di Jalan Raya Gladak, Desa Manyar Sidomukti, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, laku dijual sebesar Rp 1,3 miliar. Pembelinya ialah Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN).

Dibelinya Mushollah "Roudhotul Abidin" oleh BBJN Wilayah Jawa Bali karena lahan musholla tersebut terdampak pelebaran jalan nasional. Informasi yang dihimpun Media Lintasperkoro.com, musholla waqaf tersebut laku dijual sejak 3 Maret 2023. Transaksi itu baru diketahui warga dan ahli waris baru-baru ini.

Baca juga: Warga Menolak Keras Musholla Waqaf di Desa Manyar Sidomukti Dijual Rp 1,3 Miliar

Karena penjualan tersebut tanpa rembug dan sepengetahuan warga, protes dan penolakan pun terjadi. Untuk meredam gejolak warga, Camat Manyar, Hedriyawan Susilo mengundang warga dan ahli waris untuk bermusyawarah di kantor Kecamatan Manyar pada Kamis siang 25 Juli 2024.

Pertemuan antara pihak Kecamatan Manyar, Pemdes Manyar Sidomukti, ahli waris, dan warga, berlangsung alot. Kata-kata protes sering mengemuka dalam pertamuan tersebut.

Keputusan warga tetap menolak penjualan Mushollah "Roudhotul Abidin". Alasan warga, musholla tersebut tanah waqof almarhum Nachwan. Terlebih, penjualan tanpa sepengetahuan warga dan ahli waris pemberi waqof.

Karena itu, ahli waris akan melaporkan ke Polisi terkait jual beli Mushollah "Roudhotul Abidin" yang dilakukan tanpa sepengetahuan warga dan ahli waris.

Baca juga: Jika Tidak Diberi Kompensasi, Sejumlah Warga Desa Manyar Sidomukti Ancam Hentikan Proyek Strategis Nasional

Nidhomuddin selaku takmir Mushollah "Roudhotul Abidin" menjelaskan, Mushollah "Roudhotul Abidin" merupakan waqaf dari almarhum Nachwan. Surat waqaf diurus oleh Nidhomuddin dan Towil.

"Perkiraan kurang lebih tahun 2002 - 2003 atau sebelumnya, musholla ini sudah berdiri sebelum SPBU. Yang membangun adalah warga. Lahannya pemberian dari Nachwan. Lahan mushollah itu berada di tengah lahan milik Nachwan, yang kemudian diwariskan ke anaknya, yaitu Chamidah dan keponakannya, Nadhifatun Nikmah. Beberapa tahun kemudian, lahan yang ada mushollanya dijual ke Kumala. Sertifikatnya jadi satu atas nama Chamidah dan Nadhifatun Nikmah. Kita sebagai warga tidak tahu siapa yang menjualnya. Kita jadi bingung karena selama ini pihak Pemdes Manyar Sidomukti tidak pernah beri kabar apapun," katanya.

Dia mengingat, warga RT 3 RW 1 Desa Manyar Sidomukti pernah diundang oleh Pemdes Manyar Sidomukti pada 27 Mei 2024 pukul 19.00 WIB di Balai Desa Manyar Sidomukti. Sebanyak 14 undangan hadir. Mereka terdiri dari Kepala Desa Manyar Sidomukti, Sekretaris Desa Manyar Sidomukti, dan Mudin. Hadir pula Takmir Musholla dan warga sekitar musholla.

Saat pertemuan itu, Kepala Desa Manyar Sidomukti mengumumkan bahwa musholla waqof di Dusun Gladak sudah terjual dengan nilai Rp 1,3 miliar.

"Kami semua kaget dan bingung, kok ujuk - ujuk sudah terjual. Kami kaget bukan main dan merasa dizolimi. Karena kami tidak pernah diajak komunikasi atau ada sosialisasi apapun. Jadi kami menolak dan tidak menerima kalau musholla itu dijual. Disini pihak desa tidak ada transparasi kepada kami. Harusnya mereka mengayomi dan memberi pelayanan kepada masyarakat yang baik. Ini kok malah nikung warganya. Dulu pernah kejadian, ada pegawai desa dan beberapa pegawai datang memanjat pagar musholla dan masuk ke dalam. Tapi tidak tahu ada apa. Kenapa kok tidak minta kunci pagar, malah memanjatnya. Pihak Desa juga tidak bilang ada apa," paparnya. (*)

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru