Mengenal Cuci Darah Bagi Pasien Gagal Ginjal

lintasperkoro.com
Mesin cuci darah

Kata-kata yang yang sering didengar berkaitan dengan penyakit ginjal adalah cuci darah. Ini bukan hanya sekedar darah yang dicuci. Prosedurnya cukup kompleks dengan manfaat yang banyak pula bagi penderita gagal ginjal.

Proses cuci darah pada dasarnya adalah menyaring darah menggunakan mesin khusus. Jika ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dengan baik, mesin inilah yang akan menjalankan tugasnya: membersihkan darah dari zat-zat berbahaya dan menjaga keseimbangan cairan tubuh ini.

Proses cuci darah

Mekanisme cuci darah atau hemodialisis dimulai dengan pengambilan darah dari pasien melalui akses yang disebut 'shunt', yang biasanya berada di lengan. Melalui mesin Shunt ini dibuat dengan menghubungkan pembuluh darah untuk memudahkan aliran darah keluar dan masuk tubuh pasien.

Shunt

Setelah darah diambil, darah tersebut dialirkan ke sebuah mesin dengan dialiser atau 'ginjal buatan'. Dalam dialiser, darah mengalir melalui kapiler, sementara cairan dialisis mengalir di sekelilingnya, dipisahkan oleh membran semipermeabel. Kerja utamanya ada disini.

Dialiser

Disini zat-zat berbahaya dan kelebihan cairan dalam darah melewati membran semipermeabel dan berpindah ke cairan dialisis. Ini memungkinkan darah untuk dibersihkan dari zat-zat berbahaya seperti urea dan kreatinin serta kelebihan garam dan air. Setelah proses pembersihan.

Darah kemudian dipompa kembali ke tubuh pasien, dan siklus ini diulang beberapa kali dalam satu sesi hemodialisis.

Selain proses itu, juga bisa dilakukan proses lain seperti pengambilan cairan yang berlebihan dari tubuh, yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal sehingga menumpuk.

Pengambilan cairan yang berlebihan dari tubuh

Satu sesi hemodialisis biasanya berlangsung selama 3-5 jam dan perlu dilakukan beberapa kali dalam seminggu. Tentunya, frekuensi ini bergantung pada kondisi kesehatan individu dan kebutuhan medis yang spesifik.

Risiko komplikasi dan efek samping juga diminimalkan. Efek samping seperti tekanan darah rendah, kelelahan, dan kram bisa terjadi. Oleh karena itu, monitoring medis terus-menerus sangat penting.

Mengatur jadwal, diet, dan gaya hidup harus disesuaikan untuk mendukung proses ini. Itu sebabnya dukungan keluarga dan lingkungan penting. Penting, meskipun mengalami gangguan ginjal, hidup tidak berhenti di sini.

Banyak pasien cuci darah yang masih bisa menjalani hidup.

Cuci darah adalah bukti bahwa kemajuan medis telah membuka pintu untuk hidup yang lebih baik bagi mereka yang berjuang dengan gangguan ginjal.

Ada juga alternatif lain bagi hemodialisis, seperti dialisis peritoneal dan transplantasi ginjal. Setiap opsi memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Memilih opsi terbaik tergantung pada kondisi kesehatan pasien, gaya hidup, dan preferensi pribadi.

Salah satu tatalaksana gagal ginjal tahap akhir adalah transplantasi ginjal, yaitu proses mencangkokkan ginjal dari donor kepada resipien.

Terdengarnya simple. Tapi ada beberapa hal penting yang wajib diketahui karena proses tidak berhenti sampai disitu.

Apa saja? Dalam dunia kedokteran, ini adalah prosedur medis yang menggantikan ginjal yang tidak berfungsi dengan yang sehat dari donor.

Donor sendiri bisa donor jenazah atau donor hidup. Ada proses sebelum transplan - operasi - perawatan sesudah transplan..Masing masing harus dijalani.

Persiapan pra-transplantasi adalah bagian penting. Dimulai dengan pengecekan kesehatan mendalam untuk memastikan pasien siap menerima ginjal baru, hingga dukungan psikologis untuk menguatkan mental pasien. Ini dilakukan ke donor dan resipien.

Donor harus dalam kondisi baik. Tes kompatibilitas darah dan jaringan juga tak kalah penting.

Mencari ginjal yang cocok bagaikan mencari pasangan, semakin serasi, semakin besar peluang keberhasilan.

Di akhir persiapan, edukasi menjadi kunci - memahami prosedur, risiko, dan perawatan pasca-transplantasi. Setelah itu dilakukan operasi.

Dan selanjutnya adalah tantangan penolakan organ. Sistem imun kita dirancang untuk melawan yang asing. Jadi, saat ginjal baru diterima, sistem imun bisa mencoba 'menyerang'.

Untuk mencegah ini, para dokter memanfaatkan obat imunosupresan. Imunosupresan adalah obat yang meredam sistem imun, mencegahnya dari 'serangan' ke ginjal baru. Dengan demikian, ginjal bisa mulai bekerja dengan baik, tanpa perlawanan dari sistem imun sendiri.

Dengan begitu, penolakan organ bisa diminimalkan. Ingat, harus dalam supervisi.

Namun, penggunaan obat ini tidak tanpa efek samping. Karena mereka meredam sistem imun, penggunaannya dapat meningkatkan risiko infeksi dan beberapa hal lain. Sebab, kita memerlukan sistem imun untuk melawan penyakit ini terutama di Indonesia yang merupakan sarang dari kuman.

Kuncinya adalah manajemen hati-hati dan pemantauan ketat oleh tim medis. Dosis obat harus disesuaikan sedemikian rupa untuk mencapai keseimbangan antara pencegahan penolakan organ dan meminimalkan risiko efek samping.

Jadi beberapa pemeriksaan juga yang harus diperiksa rutin. Survival atau tingkat hidup setelah transplantasi ginjal?

Meski ada tantangan dan risiko, prosedur ini seringkali memberikan kualitas hidup yang baik bagi banyak pasien. Survival pasien sangat baik. 

Demikian pula dengan donor, hampir tidak ada yang mengalami masalah, sehingga transplantasi ginjal tetap menjadi harapan besar bagi banyak pasien dengan gagalan ginjal.

Dan meski tantangannya kemajuan dalam ilmu medis dan penanganan pasien dapat memberikan kehidupan yang lebih baik dan lebih panjang setelah prosedur. (*)

*) Sumber : Dokter Dana Pramudya

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru