Melihat dari Dekat Pembangunan Wisata Desa di Lebaniwaras yang Terkesan Mangkrak, Habiskan Anggaran Besar

Reporter : Tasripan
Bangunan yang ada di Desa Wisata Lebaniwaras

Banyak kepala desa mengimpikan punya wisata desa. Mereka kemudian berlomba-lomba membangun wisata desa dengan harapan bisa meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) di wilayah yang dipimpinnya.

Pembangunan wisata desa ada yang menggunakan Dana Desa, dan tak sedikit bekerjasama dengan investor dalam pembangunannya. Setelah dibangun, sering ditemukan wisata desa mangkrak dan tidak terurus karena salah kelola atau diluar ekspektasi.

Baca juga: PLN Bantu Kembangkan Wisata Alam Gosari di Kabupaten Gresik

Wisata desa yang terkesan mangkrak dan tidak terawat ditemukan di Desa Lebaniwaras, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Saat memasuki lokasi wisata desa di Desa Lebaniwaras, timbul kesan angker. Tampak di sekeliling lokasi, tumbuh semak belukar. Ilalang juga tumbuh tinggi.

Dari keterangan warga Desa Lebaniwaras, objek wisata desa yang ada di desanya sudah lama terbengkalai. Bukannya menjadi tempat wisata yang menyenangkan bagi masyarakat, malah seakan menjadi tempat wisata yang angkar.

Keterangan warga bukannya tidak beralasan. Saat wartawan meninjau lokasi, memang kenyataannya seperti itu. Dilokasi wisata desa, tak ada satu pun warga melakukan kegiatan. Hanya ada bangunan kosong, gazebo yang rusak, dan juga rumput liar yang amat tinggi.

"Warga malah takut jika melewati daerah sini (desa wisata). Kalau malam hari suasananya menakutkan," ungkap warga yang namanya tidak mau disebutkan pada Jum'at (23/8/2024).

Rimbunnya rumput yang tumbuh di lokasi desa wisata Lebaniwaras sedikit banyak menguntungkan warga. Karena warga yang memiliki ternak sapi atau kambing tidak perlu jauh-jauh mencari rumput.

Mereka tinggal datang ke lokasi wisata desa dengan membawa sabit dan karung, pulangnya sudah bisa membawa rumput untuk pakan ternak mereka.

"Kalau hanya dijadikan warga sebagai ladang untuk mencari rumput, kenapa harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk membangun wisata desa itu," pungkasnya.

Baca juga: Wisata Petualangan Resmi Dibuka di Desa Geger, Bangkalan

Informasi yang dihimpun Media Lintasperkoro.com, pembangunan Wisata Desa Lebaniwaras dimulai sejak tahun 2021 hingga tahun 2023. Anggaran yang dipakai sebesar Rp 480 juta. Anggaran tersebut keseluruhannya berasal dari Dana Desa. Rinciannya, tahun 2021 tahap l untuk pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) sebesar Rp 100 juta.

Lalu di tahun 2022 tahap ll, untuk pembangunan inovasi desa sebesa Rp. 150 juta. Selanjutnya di tahun 2023 tahap l, untuk pembangunan rumah makan Rp. 50.000.000, site plan Rp. 30.000.000.

Dan tahun 2023 tahap ll untuk pembangunan paving sebesar Rp. 150.000.000.

Saat dikonfirmasi wartawan, Adi selaku Kepala Desa Lebaniwaras tak menampik jika untuk pembangunan Desa Wisata di wilayahnya memakan anggaran sebesar itu. Dia menerangkan, itu sudah ada perjanjian kontrak dengan seorang pengusaha. Namun, Adi mengelak apabila wisata desa di wilayahnya dianggap mangkrak, karena masih punya daya jual.

"Itu tidak mangkrak mas, malah sudah dikontrak orang," ungkap Adi.

Wisata desa Lebaniwaras, masih menurut Adi, dikontrak oleh pengusaha soup buah yang lagi viral. Besarannya juga lumayan. Tetapi kemanakah uang kontrak tersebut masih menjadi tanda tanya.

"Untuk kontraknya sebesar Rp 25 juta setahun. Dan saat ini masih dalam kontrak orang tersebut," pungkas Adi.

Selain itu, BUMDes Mekar Jaya di desa Lebaniwaras juga diduga tidak berjalan. Dana untuk penguatan modal BUMDes diduga dipakai oleh Kepala Desa Lebaniwaras. Dana untuk penguatan modal BUMDes Mekar Jaya mulai tahun 2020 - 2024, total anggarannya sebesar Rp. 170.000.000.

Hingga berita ini tayang, Arditra Risdiansah selaku Camat Wringinanom belum bisa dikonfirmasi terkait adanya wisata yang dikontrakkan. Dihubungi melalui WhatsAppnya belum menjawab. (*)

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru