Yenny Wahid punya peluang menjadi bakal calon wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia di Koalisi perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon Presiden (capres). Koalisi Perubahan terdiri dari 3 partai politik, yaitu Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menanggapi nama Yenny Wahid berpeluang mendampingi Anies Baswedan sebagai bakal Capres, Jansen Sitindaon selaku Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat.
Baca juga: Donor Hati Untuk Andi Arief Telah Ditemukan
Berikut pernyataan Jansen Sitindaon :
Banyak wartawan nanya saya soal ini. Sekalian disini saya jawab secara umum untuk semua. Jadi jawaban ini bukan hanya terkait berita mbak Yenny dibawah saja. Namun sekali lagi sifatnya umum, untuk semua yang berminat mengisi posisi Cawapres di Koalisi Perubahan:
“Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi Wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain. Karena jika koalisi ini menang, sebagaimana namanya perubahan, banyak hal yabg ingin kami ubah. Dan idealnya Cawapres perubahan ini memang yang selama ini wajahnya merepresentasikan hal itu.
Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan branding-nya di rakyat yang ingin perubahan. Dimana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya. Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh “status quo” atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini.
Tentu jikapun saya misalnya jadi pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: “anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi”.
Jadi ini sebenarnya untuk kebaikan bersama. Biarlah teman-teman yang selama berada dan ikut di rezim ini: mendukung lanjutkan, kami yang diluar mengusung perubahan. Biar nanti rakyat yang menentukan di pemilu siapa yang menang dan mendapat dukungan terbanyak.
——
Baca juga: Partai Demokrat : Pemilu 2024, Pemilu Paling Sulit
Dapat saya pahami, karena yang jadi perhatian saat ini adalah soal pengisian posisi Cawapres — karena tinggal ini yang kosong dan Koalisi Perubahan ini juga sudah cukup syarat berlayar 20 porsen — tentulah banyak peminat dari luar sana yang merasa dirinya pantas dan ingin mengisi posisi itu.
Jadi bagi para peminat, jika diri anda selama ini tidak merepresentasikan perubahan — apalagi jadi bagian dan ikut menikmati rezim ini — saya pribadi berharap anda cari koalisi lain saja jika mau jadi Cawapres.
Saya pribadi akan menentang anda, minimal di rapat-rapat di partai saya, Demokrat yang adalah pemegang 9,3 % (porsen) dalam koalisi perubahan ini. Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya. Penting saya akan bersuara menentang dan menolak anda yang tidak merepresentasikan perubahan namun ingin jadi Cawapres di koalisi ini.
Selamat menuju pemilu untuk kita semua.
Baca juga: Partai Demokrat Pastikan Usung Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024
NB: tulisan ini adalah pendapat pribadi saya.
Hormatku,
—
Jansen Sitindoan
Editor : Syaiful Anwar