Pabrik Kertas Importir Sampah Mencemari Sungai Porong, Pelajar Asal Gresik Menyurati Gubernur Jatim

lintasperkoro.com
Aeshnina Azzahra Aqilani atau dipanggil Nina memasukkan suratnya ke bagian administrasi Pemprov Jatim

Aktivis lingkungan, Aeshnina Azzahra Aqilani atau dipanggil Nina mendatangi kantor Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, untuk mengirimi surat terkait temuan-temuan sampah impor di Jawa Timur (Jatim). Selain itu, Nina mendatangi kantor Gubernur Jawa Timur dengan membawa spesimen sampah impor yang diketahui berasal dari pabrik kertas dan foto-foto pencemaran sungai akibat buangan limbah pabrik kertas.

“Kami mengirimkan surat untuk mengingatkan kepada Gubernur Jawa Timur terkait penyelesaian sampah impor yang tak kunjung selesai sehingga berdampak pada pencemaran di Kali (Sungai) Sadar dan Kali Porong. Fakta ini kami temukan ketika melakukan investigasi lapangan pada PT Mekabox International masih membuang limbah cairnya langsung ke sungai, berwarna kuning kecoklatan dan kental yang dapat Membunuh ribuan ikan-ikan dan udang ditambak sungai porong. Dan setelah kami teliti limbah cairnya, ternyata terdapat mikroplastiknya. Fakta ini menunjukan bahwa pabrik kertas di Jawa Timur masih mengimpor sampah plastik. Mikroplastik adalah serpihan/remahan plastik,” ungkap Nina yang pelajar di SMA Muhammadiyah 10 Gresik Kota Baru.

Baca juga: Launching Maskot POPDA XIV Jawa Timur

Di samping itu, mikroplastik diketahui dapat menyerap polutan-polutan di sekitarnya, dapat sangat mudah dimakan ikan di sungai akhirnya masuk ke manusia sehingga dapat merusak hormon, menyebabkan kanker, diabetes, kolesterol, merusak IQ dan menurunkan kesuburan.

Temuan lainnya terkait fakta sampah impor ini, pabrik kertas tidak memusnahkan sampah plastiknya, akan tetapi dijual ke desa-desa di sekitar pabrik kertas yang berasal dari Mojokerto dan Sidoarjo. Penduduk desanya sebagian besar adalah petani yang upahnya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari yang akhirnya terpaksa menjadi pemilah sampah plastik impor. Sampah plastik impor ini juga ada yang berakhir di pabrik tahu yang berada di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. 

Baca juga: Risma-Gus Hans, Api Sejarah Kepemimpinan dan Lentera Kesejahteraan Jatim

Melalui suratnya, Nina mengingatkan kepada Gubernur Jawa Timur terkait masalah tahu dan telur dioksin yang sampai saat ini belum dituntaskan. Pabrik tahu masih menggunakan scrub plastik untuk bahan bakar pembuatan tahu, kemudian asap yang dihasilkan dari hasil pembakaran plastik mengandung racun-racun berbahaya seperti dioksin hingga mengkontaminasi tahu dan abu yang dimakan oleh ayam ternak dan mengkontaminasi telur ayam, mencemari udara dan tanah. 

Gubernur Jawa Timur pada tahun 2019 pernah berjanji untuk membantu memberikan subsidi kayu bakar sebagai pengganti plastik untuk masyarakat yang bekerja di pabrik tahu Tropodo, sementara masyarakat membutuhkan mesin penghangat (boiler) untuk menghemat kayu. 

Baca juga: Yunita Linda Dikukuhkan Sebagai Kepala OJK Jatim

Warga desa yang dibuangi sampah impor sangat tidak suka diliput media karena takut pemerintah akan memberhentikan masuknya sampah impor, dan tidak ada pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari. 

Oleh karena itu, di dalam suratnya, Nina menuntut Gubernur Jawa Timur, untuk segera menepati janjinya menyelesaikan permasalahan sampah impor, menegakkan regulasi pabrik kertas agar tidak mengeluarkan sampah impor dari pabrik, mengawasi serius pabrik kertas agar tidak membuang limbah cair yang dapat merusak ekosistem sungai, memberikan pekerjaan yang layak dan merata. (dit)

Editor : Syaiful Anwar

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru