Dampak Buruk Polusi Udara Terhadap Kecantikan Dan Kesehatan Kulit

Reporter : -
Dampak Buruk Polusi Udara Terhadap Kecantikan Dan Kesehatan Kulit
Polusi udara dan pencegahannya
advertorial

Saat ini, Jakarta menghadapi masalah serius terkait polusi udara yang menciptakan dampak nyata pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Pada beberapa hari terakhir, angka PM2.5 di Jakarta melebihi ambang batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara signifikan melampaui standar aman 25 mikrogram per meter kubik. Ini menunjukkan bahwa kualitas udara di kota ini jauh dari kondisi yang dianggap sehat.

Selain bisa terhirup ke dalam tubuh dan merusak paru-paru atau organ lainnya, polusi juga bisa berdampak pada kesehatan kulit. Hal ini karena kulit merupakan organ tubuh terluar yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuh dari benda asing, termasuk polusi. Zat berbahaya yang dihasilkan polusi tersebut, seperti karbon monoksida, benzena, hidrogen klorida, ozon, dan logam berat, termasuk timbal dan merkuri, bisa merusak dan meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah pada kulit.

Baca Juga: Alodokter Jadi Perusahaan Indonesia di Daftar World's Best Digital Health Companies 2024

Dokter dr. Abi Noya, Medical Content Marketing Senior Manager ALODOKTER mengatakan bahwa paparan polusi pada kulit yang terlalu banyak atau sering dapat membuat kulit cepat rusak dan berisiko mengalami berbagai kondisi atau penyakit seperti:

Iritasi Kulit

Iritasi kulit ringan umumnya tidak berbahaya bagi kulit, tetapi iritasi yang parah bisa mengganggu aktivitas sehari-hari karena biasanya kulit akan terasa gatal, tampak bersisik, kemerahan, dan bahkan terasa perih atau nyeri.

Jerawat

Riset menyebutkan bahwa paparan polusi berlebihan bisa menyebabkan kulit terlalu banyak menghasilkan sebum. Sebum adalah minyak alami kulit yang berfungsi untuk melembapkan kulit dan mencegah pertumbuhan bakteri di kulit.Ketika jumlah sebum meningkat, kulit wajah akan menjadi terlalu berminyak, sehingga mudah muncul komedo dan jerawat.

Hiperpigmentasi

Polusi udara juga dapat merangsang produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit. Ini dapat menyebabkan hiperpigmentasi atau bintik-bintik gelap pada kulit, terutama pada area yang terpapar polusi secara langsung.

Penuaan Dini

Baca Juga: Kharisma Ariyanti : Selamat Hari Dokter Nasional

Polusi udara seperti partikel debu, polutan, dan zat kimia dapat merusak lapisan pelindung kulit dan memicu produksi radikal bebas. Ini dapat mengakibatkan kerusakan pada kolagen dan elastin, protein-protein penting yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, kulit dapat mengalami penuaan dini, seperti keriput, garis halus, dan kulit kendur.

Kanker kulit

Polusi pada kulit juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Udara yang tercemar mengandung banyak zat berbahaya, termasuk berbagai jenis racun yang memiliki sifat karsinogenik.

Dampak dari polusi udara yang ekstrem ini tidak bisa diabaikan karena telah menciptakan tantangan nyata bagi kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Para ahli kesehatan menyarankan agar masyarakat Jakarta mulai mencoba melakukan beberapa perubahan dan penyesuaian dalam pola hidup karena situasi ini. Seperti mengenakan masker pernapasan dan membatasi aktivitas di luar ruangan seperti olahraga, berjalan-jalan, dan bermain. Khususnya untuk kesehatan kulit, menurut dokter Abi ada beberapa langkah pencegahan dampak buruk polusi udara yang dapat dilakukan, antara lain:

Membersihkan kulit dengan rutin dan tepat. Rutin membersihkan kotoran yang menumpuk di wajah ketika  bangun dan sebelum tidur. Menggunakan sabun berbahan kimia lembut untuk kulit guna mencegah terjadinya iritasi dan alergi pada kulit serta eksfoliasi dapat dilakukan untuk memaksimalkan upaya menjaga kebersihan kulit. Gunakan juga toner dan pelembap untuk merawat kulit dan mencegah kulit kering.

Baca Juga: Alodokter Bekerjasama Dengan Perusahaan Asuransi

Gunakan tabir surya. Disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 35 atau lebih ketika beraktivitas di bawah terik matahari, terutama pada pukul 10.00–15.00. Penggunaan tabir surya juga penting untuk mencegah sunburn dan mengurangi risiko terjadinya kanker kulit.

Air dan Hidrasi. Konsumsi cukup air penting untuk menjaga kulit tetap terhidrasi dan membantu dalam proses detoksifikasi tubuh dari zat-zat berbahaya.

Konsumsi makanan bergizi dan kaya akan antioksidan. Asupan nutrisi yang sehat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan kulit dan melawan dampak buruk polusi, seperti buah dan sayuran. 

Antioksidan adalah senyawa yang melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh polusi udara dan faktor lingkungan lainnya. Nutrisi yang kaya akan antioksidan meliputi vitamin C, vitamin E, beta-karoten (provitamin A), selenium, dan zinc. Makanan seperti buah-buahan segar, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak ikan (sumber omega-3) dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan.

ALODOKTER menyarankan masyarakat agar selalu bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk menentukan langkah terbaik dalam merawat kulit menghadapi polusi udara. Optimalkan fitur chat dengan dokter di aplikasi ALODOKTER apabila dirasa ada ketidaknyamanan akibat polusi udara. Fitur ini juga dapat merekomendasikan pemeriksaan jika diperlukan hingga mem bantu untuk booking jadwal pemeriksaannya di klinik atau RS sesuai pilihan. (dit)

Editor : Syaiful Anwar