AKP Raharjo, Kasatresnarkoba Polres Tuban yang Berasal Dari Keluarga Petani

Reporter : -
AKP Raharjo, Kasatresnarkoba Polres Tuban yang Berasal Dari Keluarga Petani
AKP Raharjo

Ajun Komisaris Polisi (AKP) Raharjo dikenal sebagai sosok yang kalem tapi tegas. Tegas dalam arti tidak pandang bulu dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan pemberantasan narkoba di Kabupaten Tuban.

Ya, AKP Raharjo adalah perwira Kepolisian yang menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse (Kasatres) Narkoba Polres Tuban selama 3 bulan belakangan ini. Banyak kasus penyalahgunaan narkoba yang berhasil diungkap oleh jajarannya. Meski demikian, penangkapan itu saja tidak cukup. Langkah pencegahan dibutuhkan agar peredaran narkoba tidak semakin masif.

Baca Juga: Seruan Ketua Umum KPORI kepada Jaksa Agung Terkait Dugaan Kriminalisasi Terhadap 12 Anggotanya

Pencegahan itu, menurutnya, harus melibatkan semua pihak, tidak cuma dari Kepolisian. AKP Raharjo menyadari, dalam tugasnya pasti ada rintangan yang dihadapinya. Karena itu, kerjasama dari semua pihak sangat dibutuhkan.

"Satresnarkoba Polres Tuban bertugas melaksanakan pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan, pengawasan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba serta koordinasi dalam rangka pembinaan, pencegahan, rehabilitasi korban dan penyalahgunaan narkoba," katanya.

Di balik keseharianya sebagai anggota Polri, ternyata ada hal yang menarik dari sosok AKP Raharjo. Dalam perjalanan karirnya, AKP Raharjo tergabung dalam angkatan 39 "Wira Satya Brata", yakni angkatan scapa Polri tahun 2010.

Baca Juga: Satreskrim Polres Tuban Dinilai Lemot Tangani Percobaan Pembunuhan Terhada 2 Wartawan

AKP Raharjo pernah menjadi bagian Dasba Brimob 6000. Saat awal karirnya, AKP Raharjo menjadi bagian yang pernah berdinas di tempat konflik, seperti Aceh, Ambon, Poso, Papua. Dia juga pernah ditugaskan sebagai Formed Police Unit VI (FPU 6) Sudan sebagai pasukan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Tugas di Sudan selama 1 tahun itu menjadi kebanggan tersendiri baginya.

advertorial

"Banyak cerita-cerita tak terlupakan selama bertugas di wilayah konflik. Seperti mendapatkan istri asli orang Aceh. Namanya jodoh. Sedangkan saya asli Bojonegoro. Kini istri dan mertua, saya ajak ke Bojonegoro hingga beberapa tahun ini. Kadang, saya sama istri
mengunjungi Aceh, mengenang tempat-tempat saat muda, saat kami berjuang," kenangnya.

Di usianya yang ke-48 tahun, Raharjo masih belum percaya dengan alur hidupnya. Dia beruntung bisa menjadi bagian dari Polri. Padahal, keluarganya tidak ada yang menjadi Polisi.

Baca Juga: Sidang Oknum LSM di Kasus Tambang Tuban, Minta Rp 200 Juta hingga Ancam Ngebom Polrestabes Surabaya

"Ayah, ibu, dan saudara saya tidak ada silsilah dari anggota Polri atau abdi Negara. Saya dari keluarga petani. Tapi ada kenangan terkesan seperti pernah disampaikan kakek saya, yaitu saat dia berkata saya akan jadi Polisi. Kata kakek saya waktu saya kecil, 'dek cucu mene iki bakal dadi Polisi', sambil menggendong saya. Saat itu saya masih berusia 5 bulan. Dengar cerita itu dari kakekku, saya ketawa. Karena kakekku ini kan bukan dari silsilah anggota Polri, tapi bergaul dengan banyak anggota seperti Babhinkamtibmas, Babinsa," ungkap Raharjo sambil tersenyum lebar.

"Dengan sendau gurau kakek saya, sekarang cucunya menjadi Polisi," kata Raharjo. (*)

Editor : Zainuddin Qodir