Banjir di Bekasi Terjadi Sejak Zaman Kerajaan

Reporter : -
Banjir di Bekasi Terjadi Sejak Zaman Kerajaan
Wilayah Bekasi

Banjir Bekasi memang tidak dapat dielakkan. Secara geografis, Bekasi adalah wilayah dataran rendah yang menggenang. Celakanya, wilayah yang menjadi genangan air saat ini ditimbun dan menjadi pemukiman dan buffer zone wilayah Jakarta.

Sejarah mencatat, lebih dari 1500 tahun lalu, Raja Purnawarman dari Tarumanegara memerintahkan penggalian Sungai Candrabaga dan Sungai Gomati. Penggalian tersebut adalah cara untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. Peristiwa ini tercatat dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, Koja, Jakarta Utara.

Baca Juga: Sejarah Banjir Bekasi 1924-2002

Dengan makin padatnya wilayah Bekasi dan sekitarnya serta berubahnya fungsi lahan dari wilayah serapan air menjadi wilayah perumahan, maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Daerah (Pemda) harus bekerjasama memecahkan masalah yang telah menjadi momok sejak 1500 tahun lalu ini.

Baca Juga: Hoaks : Video Banjir Setinggi 4 Meter Menenggelamkan Kawasan Elit di Kota Bekasi

Jika dilihat, "sungai tidak dapat bernafas" karena sempadan sungai telah diambil oleh manusia. Tidak ada lagi batas antara sungai dan pemukiman, sehingga saat terjadinya muatan air yang besar maka yang menjadi aliran sungai adalah wilayah pemukiman warga.

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau perlu dicek kembali di lapangan, apakah Permen tersebut dipatuhi oleh para pengembang properti. Jangan sampai para pembeli rumah yang dirugikan karena membeli rumah yang menjadi aliran sungai.

Catatan sejarah tentang banjir besar di Bekasi pada masa Kolonial Belanda dirangkum oleh Surya Zainul Lutfi dengan judul "Sejarah Banjir Bekasi 1924 - 2002". Dari artikel ilmiah disebutkan banjir besar terjadi tahun 1924,1926, 1932, 1933, 1934 membuat kawasan Bekasi Raya terendam bahkan memutus rel yang menghubungkan Bekasi dan Karawang. (*)

Editor : Bambang Harianto