Makam KH Zubair Membuat Terpana Masyarakat Saat Dibongkar

avatar Redaksi
  • URL berhasil dicopy
KH Zubair
KH Zubair
grosir-buah-surabaya

KH Zubair adalah ulama' Falak (astronomi) internasional yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Sebagian besar masyarakat khususnya di Kabupaten Bojonegoro mungkin jarang mendengar nama KH Zubair dan bahkan tidak mengenal nama beliau.

KH Zubair merupakan pakar ilmu Falak (Astronomi) yang kecerdasan ilmunya di akui dunia internasional. KH Zubair lahir di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, pada 16 September 1908 atau pada Rabu Pahing bertepatan 19 Sya'ban 1326 Hijriyah/1838 Masehi.

Masa kecil Kyai Zubair dihabiskan di Bojonegoro, sebelum akhirnya melakukan pengembaraan ilmu di berbagai daerah hingga ke Timur Tengah. KH Zubair banyak berguru kepada ulama Timur Tengah. KH Zubair menulis beberapa kitab yang digunakan di Timur Tengah dan juga ada yang dikaji di pondok pesantren yang ada di Indonesia sampai saat ini.

Setelah selesai menuntut ilmu, KH Zubair kembali ke Indonesia diperkirakan sekitar tahun 1930. KH Zubair menetap di rumah istrinya di daerah Salatiga.

Sekembalinya dari Timur Tengah, KH Zubair menjadi aktivis pendidikan di masa kependudukan Jepang pada tahun 1943-1945. Selain itu, KH Zubair juga diangkat menjadi Kepala Mahkamah Islam se-Jawa Madura, dan masih banyak sekali sejarah-sejaarah perjuangan dalam syiar dan perjuangan untuk agama Islam.

Setelah usia KH Zubair semakin sepuh, pada 10 Desember 1990, KH Zubai kembali kepangkuan Rahmatullah. Dan KH Zubair dimakamkan di kompleks pemakaman Masjid Raya Baitul Atiq Kauman, Kota Salatiga.

Ada cerita keistimewaan KH Zubair dan disaksikan banyak masyarakat kala itu. Setelah kewafatan KH Zubair sekitar 8 tahunan, area pemakaman KH Zubair terkena aliran air yang sangat deras dan menimbulkan kerusakan pada makam KH Zubair.

Saat membongkar makam KH Zubair, jenazah KH Zubair masih terlihat utuh seperti awal dikebumikan. Kejadian itu membuat semua yang menyaksikan terpada dan tidak bisa berkata apa-apa, hanya lafadz takbir yang keluar. Setelah itu, makam KH Zubair kembali dirapikan dan diperbaiki dengan kokoh. (*)