India Diintai Kelangkaan Urea

avatar Redaksi
  • URL berhasil dicopy
Urea di India (foto AI)
Urea di India (foto AI)
grosir-buah-surabaya

Sektor pertanian India kemungkinan akan segera menghadapi kelangkaan urea, karena konsumsi terus melonjak melampaui kapasitas produksi domestik — sebuah tantangan yang semakin sulit diatasi oleh para pembuat kebijakan.

Konsumsi Meningkat vs Pasokan Terbatas

Pada tahun fiskal berjalan (2025-2026), konsumsi Urea diproyeksikan akan melebihi 40 juta ton, hampir 10 juta ton lebih tinggi dari produksi domestik. Ini menandai tahun di mana pertumbuhan permintaan telah melampaui jumlah penambahan pabrik Urea baru setiap tahunnya.

Tahun lalu (2024-2025), konsumsi telah mencapai rekor 38,8 juta ton, dan penggunaannya hanya pada paruh pertama tahun fiskal ini telah tumbuh sebesar 2,1%.

Mengapa Lonjakan Ini?

Kombinasi beberapa faktor mendorong peningkatan ini :

Musim hujan yang kuat : luas lahan yang lebih luas untuk tanaman rabi, terutama yang intensif urea.

Distorsi harga : harga eceran tertinggi (HET) urea hanya ₹5.628 per ton, tidak berubah sejak 2015, sementara DAP (pupuk yang paling banyak digunakan berikutnya) berharga ₹27.000 per ton.

Kesenjangan ketersediaan : karena DAP dan pupuk kompleks lainnya terbatas pasokannya, banyak petani beralih ke urea.

Stok Menurun dan Tekanan Produksi

Musim rabi saat ini dimulai dengan hanya 3,7 juta ton stok urea pada 1 Oktober 2025 - turun dari 6,3 juta ton pada tahun sebelumnya. Kekurangan 2,6 juta ton ini dapat semakin membebani ketersediaan dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, produksi urea domestik sedang tertekan :

2023-2024: 31,4 juta ton

2024-2025: 30,6 juta ton

April–September 2025 : turun 5,6% (year-on-year)

Meskipun enam pabrik baru (masing-masing berkapasitas 1,3 MTPA) beroperasi antara 2019–2022, penutupan di Kakinada (AP) dan Panki (Kanpur) telah mengurangi kapasitas efektif menjadi 30–31 juta ton per tahun.

Langkah Kebijakan — Namun Dampaknya Terbatas

Pemerintah telah memperkenalkan beberapa langkah untuk mengekang penggunaan berlebihan dan pengalihan :

Pelapisan urea 100�ngan mimba.

Pengurangan ukuran kantong dari 50 kg menjadi 45 kg.

Namun, langkah-langkah ini belum secara signifikan mengekang konsumsi secara keseluruhan. Dengan harga urea yang sensitif secara politik, kenaikan harga kemungkinan besar tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Menatap Masa Depan

Jika tren saat ini berlanjut, konsumsi urea dapat mencapai 45 juta ton dalam beberapa tahun, yang akan semakin memperlebar kesenjangan impor. Pilihan yang dihadapi para pembuat kebijakan sangat sulit :

Memperluas produksi dalam negeri, atau

Meningkatkan ketergantungan pada impor, yang akan membuat negara ini rentan terhadap volatilitas harga global.

Dengan peran penting pupuk dalam kerangka ketahanan pangan India, menemukan keseimbangan berkelanjutan antara keterjangkauan, efisiensi, dan stabilitas pasokan akan menjadi sangat penting di tahun-tahun mendatang. (*)