Muhammad Qoderi, Sosok Aktivis dari Mojokerto yang (tak) Terlupakan
Kabar duka itu tersebar sekitar jam 7-an pagi, saat aplikasi percakapan Whatsapp mulai diaktifkan. Beragam ucapan mengalir, dari teks hingga animasi. Ucapan kepada seorang sahabat, kerabat, dan rekan. Ucapan duka atas kematian seorang aktivis yang terkenal dengan gayanya yang supel dan menghibur namun tak menghapus sikap kritisnya.
Aktivis itu ialah Muhammad Qoderi, yang lahir di Mojokerto pada 19 Januari 1966. Muhammad Qoderi menyerah pada sakit yang dideritanya pada Sabtu dini hari, 3 Juni 2023. Dia meninggal dunia usai dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Di hari yang sama, pada Sabtu siang, 3 Juni 2023, jenazahnya dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) di Desa Mojolebak, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Aduan Dugaan Kecurangan Ujian Perangkat Desa Tanpa Progres, LIRA Mojokerto Siap Aksi
Kini, 22 hari pasca kematian itu, sosok sahabat, kerabat, dan rekan itu seakan terlupa. Hanya segelintir orang yang tak pernah alpa menyebut namanya di sela-sela doa, mengirim permohonan ke Sang Pencipta supaya arwahnya mendapat ketenangan dan surga tempatnya.
"Seandainya kau tahu betapa cepatnya manusia melupakanmu setelah kematianmu, niscaya kau takkan pernah mencari ridha seorangpun selain Rabbmu."
Bagi para sahabatnya, Qoderi dikenal sebagai sosok periang. Dia tergabung di beberapa lembaga sosial masyarakat (LSM) dan organisasi kemasyarakatan. Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) ialah salah satu LSM yang diikutinya. Di lain itu, Qoderi juga mencatatkan namanya di organisasi seperti Gerakan Mojokerto Nusantara Bersatu, Forum Bhayangkara Indonesia (FBI), DPP Harimau Mojokerto Nusantara, dan masih banyak lainnya.
Di partai politik, Qoderi pernah aktif sebagai Kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Terakhir dia tergabung sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan meniatkan diri sebagai bakal calon legislatif (caleg).
Di LIRA khususnya kepengurusan tingkat DPD, jasa Qoderi tak bisa dihitung dengan angka-angka. Meski keberadaannya seringkali tak dianggap oleh pengurus LIRA, namun kesetiaan dan loyalitasnya tidak perlu diragukan. Di kepengurusan LIRA DPD, dia tidak dimasukkan ke dalam struktur. Namun, Qoderi tak mendendam. Rasa kecewa itu dibuktikan dengan kinerja. Banyak bukti hasil kinerjanya, dan hasil itu sulit diganti dengan apapun.
Kepergian Qoderi meninggalkan jasa yang tak ternilai harganya bagi ikatan persahabatan dan solidaritas. Penulis masih ingat, suatu ketika semasa hidup dia pernah berkata, "Jika hari ini kamu berbuat baik kepada orang lain, yakinlah kebaikan itu akan kembali. Walau tidak kepadamu, bisa ke anak-anakmu, cucumu, cicitmu, hingga sekian keturunanmu. Sebaliknya, jika hari ini berbuat zolim, karma itu pasti berlaku. Jika azab tidak menimpamu, bisa jadi ke anakmu, cucumu, cicitmu, hingga sekian keturunanmu. Hukum karma berlaku tanpa melihat jabatan, kekayaan, kesukuan, agama."
Muhammad Qoderi, itu bukan cuma nama. Muhammad Qoderi merupakan bagian dari catatan sejarah yang akan diperbincangkan di masa depan, tentang seorang yang ikhlas dalam gerak perjuangan di Mojokerto. Laksana perjuangan para prajurit kerajaan Majapahit yang jadi ikon Mojokerto. (Rif)
Editor : Redaksi