Ketum Setya Kita Pancasila Prihatin Kondisi Siswa SDN 09 Jatimulya Usai Aksi Perundungan
Kasus dugaan perundungan atau bullying yang dialami Fatir Arya Adinata (12 tahun), siswa SDN 09 Jatimulya, Tambun Selatan, Bekasi, Provinsi Jawa Barat, mendapat perhatian dari Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Setya Kita Pancasila.
Ketua Umum (Ketum) Setya Kita Pancasila, Andreas Sumual serta Sekjen Setya Kita Pancasila, dalam hal ini diwakili oleh Sandy Tumiwa selaku Wasekjend Setya Kita Pancasila, turut prihatin atas kejadian yang menimpa Fatir. Sandy menyempatkan diri untuk menjenguk Fatir yang sedang dirawat di RS Dharmais Jakarta pada Sabtu malam (29/10/2023).
Baca Juga: Perut dan Dada Ditendang, Muncrat Darah, Inilah Sekelumit Cerita Kekerasan di SMKN 1 Driyorejo
Kasus ini diketahuinya dari postingan seorang kerabat di Instagram. Melihat video Fatir yang terbaring di rumah sakit mengetuk hati sang aktor yang kini aktif di berbagai kegiatan sosial ini.
“Saya sudah menemui Fatir dan ibunya di RS Dharmais semalam. Kondisinya sangat memprihatinkan dan membutuhkan dukungan tidak hanya secara medis tetapi juga psikologis karena masih trauma dengan kondisi fisiknya yang tidak lagi sempurna termasuk aksi pembullyian dari teman sekolahnya. Organisasi Setya Kita Pancasila akan mendampingi atau advokasi korban,” ungkap Sandy, Senin (6/11/2023).
Terlebih, menurut Sandy, ibunda Fatir harus berjuang sendirian tanpa penghasilan karena kehilangan pekerjaan lantaran sibuk mendampingi dan mengurus pengobatan anaknya.
“Kasus ini harus ditindaklanjuti secara serius agar Fatir dan keluarganya mendapatkan keadilan. Apalagi, orangtua Fatir dalam kondisi tidak bekerja dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit baik untuk pengobatan hingga memulihkan psikologisnya yang terganggu,” kata aktor kelahiran 1982 ini.
Sandy menyoroti peran guru dan pengawasan pihak sekolah yang abai dan menganggap sebelah mata terhadap aksi bullying. Padahal, tindakan tersebut dinilainya bisa berdampak fatal, seperti yang dialami Fatir.
Baca Juga: Kapolres Sukabumi Periksa Beberapa Saksi Kasus Bullying di Sekolah
Ia berharap kejadian bullying baik secara verbal maupun fisik berujung kekerasan dapat dihentikan serta dihilangkan di dunia pendidikan di Indonesia.
“Semoga kejadian ini menjadi pemantik seluruh pihak agar lebih concern dan aware terhadap segala bentuk bullying, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di lingkungan sekitar,” tulis Sandy.
“Salam hormat, dan sayang dari seorang ayah dan ibu,” tutup Sandy.
Baca Juga: Siswa SMK Korban Pengeroyokan di Gresik Trauma Berat, Kuasa Hukum: Minta Pindah Sekolah
Sebagai informasi, berdasarkan pengakuan orangtua Fatir, aksi bullying tersebut terjadi pada Februari 2023, yang menyebabkan Fatir cedera pada bagian kaki dan mengalami infeksi bagian dalam. Berbagai upaya pengobatan medis dilakukan namun tidak kunjung membuahkan kesembuhan, bahkan kondisinya semakin memburuk.
Pada Agustus 2023, Fatir dan keluarganya harus menelan pil pahit lantaran dokter mendiagnosisnya mengalami kanker tulang dan telah dilakukan tindakan amputasi pada bagian kaki kirinya.
“Mohon doanya, saat ini anak saya sedang di ICU RS Kanker Dharmais karena kondisinya menurun pasca operasi amputasi kaki,” kata Diana Novita, orangtua Fatir. (Pan)
Editor : Ahmadi