Perut dan Dada Ditendang, Muncrat Darah, Inilah Sekelumit Cerita Kekerasan di SMKN 1 Driyorejo
Sekelumit cerita tentang kekerasan di dalam sekolah tersaji di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Driyorejo. Kisah yang tak patut ditiru, dan menghadirkan adegan yang berdarah.
Korbannya inisial Rf, warga Desa Banjaran, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Beberapa bagian tubuh Rf mengalami lebam, khususnya di bagian mata. Sebagian lagi terluka dan muncrat darah hingga bercaknya mengenai seragam sekolahnya.
Baca Juga: Pelaku Penganiayaan Suami Istri di Palimanan Ditangkap
Mata Rf lebam, bekas kena pukulan
Rf tak berdaya saat tangan dan kaki seorang kakak kelasnya di SMKN 1 Driyorejo bertubi-tubi memukulnya. Dia pasrah. Kekerasan yang dialaminya itu jadi tontonan siswa lainnya. Rf dihajar tanpa ampun di salah satu ruangan di SMKN 1 Driyorejo. Perut dan dadanya ditendang oleh terduga pelaku dengan sepatu yang masih dikenakan.
Kejadian pada Senin siang, 5 Februari 2024, tersebut dipicu oleh kesalahpahaman antara Rf dan terduga pelaku. Awal penganiayaan itu terjadi pada saat Rf meminta kepada teman sekolahnya nomor cewek. Temannya memberi nomor cewek yang ternyata teman satu sekolahnya
Kemudian Rf mengirim pesan kepada cewek tersebut. Isinya tentang pertanyaan seputar asmara cewek tersebut, punya pacar atau tidak. Kemudian cewek tersebut membalas pesan Rf dengan jawaban "belum".
Tidak lama berselang, Rf menghubungi cewek tersebut menggunakan nomor ponsel yang berbeda. Tujuannya untuk bercanda sekalian menguji sifat cewek tersebut apakah masuk cewek baik-baik atau sebaliknya.
Komunikasi antara Rf dan cewek tersebut terus terjalin tanpa tahu menahu diantara keduanya. Karena cewek tersebut tidak mengetahui apabila nomor ponsel yang tidak dikenal dan mengirim pesan kepadanya ialah teman satu sekolahnya di SMKN 1 Driyorejo, yakni Rf.
Komunikasi berlanjut, kemudian Rf meminta foto bugil kepada cewek tersebut agar dikirim melalui aplikasi percakapan. Cewek itu tidak keberatan dan mengirim foto bugil.
Suatu ketika, cewek itu penasaran terhadap sosok yang sering menghubunginya lewat aplikasi percakapan. Dia pun mencari informasi lengkap. Hingga suatu ketika, cewek itu tahu bahwa sosok dibalik nomor yang menghubunginya ialah Rf.
Cewek itu marah dan berniat wadul kepada kekasihnya. Rf mengiba dan minta maaf agar tindakannya itu tidak disampaikan ke kekasihnya. Ternyata maaf tidak bisa membendung niat cewek tersebut melaporkan ulah Rf kepada dirinya.
Mendapati laporan kekasihnya, terduga pelaku menghubungi Rf. Dia mengajak Rf menemuinya di salah satu ruangan di SMKN 1 Driyorejo pada Senin siang, 5 Februari 2024. Bersamaan pula, terduga pelaku mengajak puluhan temannya.
Setelah Rf tiba ditempat yang dimaksud, disitulah terjadi kekerasan. Terduga pelaku menganiaya Rf tanpa belas kasihan.
Baca Juga: Dari Isu Judi Online hingga Perselingkuhan, Di Balik Penganiayaan Siti Wahyuni dengan Linggis
Dari pengakuan Rf, terduga pelaku sempat menghardik kepadanya dengan kata-kata, "Lapo koen WA (Whatsapp) gendaanku. Enake kekpo. (Kenapa kamu WA pacarku. Baiknya bagaimana)."
Menurut Rf, dia sudah mengakui apabila komunikasi antara dirinya dengan cewek itu hanya bercanda. Dan Rf sudah minta maaf. Tetapi, terduga pelaku tidak mau tahu alasan Rf. Lalu penganiayaan itupun dilakukan terduga pelaku ke Rf.
Meski mendapat perlakuan kekerasan, Rf tidak melawan. Sebab, dia tidak mau punya masalah lagi di sekolahnya karena sebelumnya dia mendapat sanksi dari sekolahnya.
Usai dianiaya, terduga pelaku beserta teman-temannya meninggalkan Rf. Rf yang sudah tidak berdaya menghubungi orangtuanya agar dijemput di sekolahnya.
Tak lama kemudian, ayah Rf datang menjemput. Betapa kaget ayah Rf setelah tahu, anaknya berlumuran darah. Beberapa badannya lebam.
"Kaget anakku ada bekas luka dan banyak darah ditubuhnya," ucap ayah Rf kepada wartawan.
Tidak terima anaknya dianiaya, ayah Rf mengajak anaknya melapor ke Polsek Driyorejo. Pada hari yang sama, Senin sore, 5 Februari 2024, Rf didampingi ayahnya dan beberapa orang melapor ke Polsek Driyorejo. Setelah itu, dia dilakukan visum di Puskesmas Driyorejo.
Baca Juga: Pilot di Tangsel Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Penganiayaan di Emerald Garden
Guna mendapat informasi lebih lanjut tentang kekerasan di SMKN 1 Driyorejo, wartawan menghubungi Humas SMKN 1 Driyorejo, Ali Usman. Kepada wartawan, Ali Usman mengaku jika perkara tersebut sudah ditangani Polsek Driyorejo, dan pihak SMKN 1 Driyorejo sudah koordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gresik dan Polsek Driyorejo.
Dijelaskan Ali Usman, penganiayaan di lingkungan SMKN 1 Driyorejo yang dialami Rf tanpa sepengetahuan pihak SMKN 1 Driyorejo. Jadi, Ali Usman tidak mau peristiwa yang dialami Rf disebut kelalaian pihak SMKN 1 Driyorejo.
"Bukan kelalaian atau kurang pengawasan dari pihak sekolah. Kejadian itu pas waktu istirahat. Padahal ada Wali Kelas, namun tidak ada laporan dari murid ataupun Rf. Tahunya Rf dadanya sakit, dan melapor Polsek Driyorejo ,” ungkap Humas SMKN 1 Driyorejo, Ali Usman.
Pihak SMKN 1 Driyorejo juga tak mau masuk ke ranah penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Kepolisian.
Kapolsek Driyorejo, AKP Muhsiran saat diminta konfirmasi membenarkan ada pelaporan terkait kejadian di SMKN 1 Driyorejo.
"Pelaku masih di bawah umur, jadi perkara ini saya akan limpahkan PPA Polres Gresik,” kata Kapolsek Driyorejo, AKP Muhsiran melalui keterangannya kepada wartawan. (adi)
Editor : Syaiful Anwar