Yayasan Konservasi Sungai Nusantara dan Mahasiswa Universitas Trunojoyo Lakukan Sensus Serangga Air
Yayasan Konservasi Sungai Nusantara (YAKIN) melakukan biomonitoring kesehatan sungai bersama mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Kegiatan tersebut dilakukan di Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) yang terletak pada muara Sungai Bengawan Solo di Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
Kawasan Ekonomi Esensial (KEE) berfungsi untuk melindungi kawasan terancamnya di luar kawasan hutan konservasi yang penting bagi konservasi keanekaragaman hayati yang mencakup ekosistem alami dan buatan yang memiliki keunikan baik spesies flora maupun fauna.
Reza Mudawam selaku Koordinator Bidang Penelitian Yayasan Konservasi Sungai Nusantara menyampaikan bahwa "Kita melakukan pemantauan kesehatan sungai dengan metode Biotilik. Biotilik adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan indikator serangga air. Metode ini mudah untuk dilakukan dengan biaya yang minim, sehingga siapa saja bisa melakukan pemantauan kesehatan sungai dengan metode Biotilik. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana parameter kualitas air Sungai Bengawan Solo dengan menggunakan pendekatan indikator Biologi."
Kolaborasi ini dihadiri oleh 48 orang, diantaranya peneliti dari YAKIN, mahasiswa serta Dosen dari Universitas Trunojoyo Madura program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian. Selain melakukan Biotilik, mereka juga melakukan pengujian kualitas air dan pengambilan sampel uji mikroplastik.
Hasil Biotilik di KEE Ujungpangkah Gresik ditemukan 12 famili. Biota yang ditemukan diantaranya dari famili Baetidae, Thiaridae, Parathelphusidae, Cordulidae, Corbiculidae. Gyrinidae, Atyidae, Viviparidae, Chironomidae, Ancylidae, Gerridae dan Mesovellidae.
Baca Juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya
“Kami melakukan biotilik di 4 titik, pada titik 1, 2 dan 3 dinyatakan tercemar berat karena mendapat skor rata-rata 1,25. Pada titik 4 mendapatkan skor rata-rata 2 yang berarti tercemar sedang. Hasil dari pengujian kualitas air berupa suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas masih memenuhi standar baku mutu menurut PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,” imbuh Ilmiyatul Muzaria selaku Mahasiswa MSP UTM.
Lebih lanjut, Fatich Choirul Rozik selaku Mahasiswa MSP UTM, menyampaikan dengan penuh semangat, "Kita harus senantiasa menjaga sungai dan laut agar kita juga dapat merasakan hasilnya di kemudian hari."
Fatich juga berharap akan kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan perairan disekitar mereka.
Baca Juga: Brantas Community Menggelar Aksi Action Day untuk Pulihkan Kualitas Air Sungai Brantas
Direktur Eksekutif Yayasan Konservasi Sungai Nusantara menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi yang cukup bagus, bagaimana terjalin kerjasama antara pegiat lingkungan dan mahasiswa untuk melakukan pemantauan kesehatan lingkungan.
"Kami berharap kegiatan ini sering dilakukan oleh banyak pihak, diantaranya melibatkan pelajar, Pemerintah, masyarakat, dan perusahaan, sehingga menimbulkan kolaborasi untuk pelestarian sungai," katanya. (*)
Editor : Syaiful Anwar