Warga Dusun Bakon Kecewa, Dana Baznas Diduga Dicaplok Kades

Reporter : -
Warga Dusun Bakon Kecewa, Dana Baznas Diduga Dicaplok Kades
Lokasi sendang
advertorial

Keberadaan sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ditambah mengaliri area persawahan ternyata sebatas angan-angan saja bagi warga Dusun Bakon, Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Air bagi warga Dusun Bakon seakan menjadi barang langka yang harus diperjuangkan.

Kepala Desa Telemang yang seharusnya memperjuangkan nasib warganya tersebut seakan cuek. Untuk itu, warga Dusun Bakon harus berjuang dan berpikir keras agar kesulitan air di wilayahnya bisa teratasi.

Baca Juga: Perum Perhutani KPH Mojokerto Lakukan Penanaman Pohon Bersama TNI dan Polri

Untuk kebutuhan air minum, warga harus membeli air dari truk tangki yang didatangkan dari luar. Itupun tidak mencukupi untuk kebutuhan lainnya. Pernah suatu ketika, ada seorang warga Dusun Bakon meninggal dunia. Yang memprihatinkan, air sulit didapat saat hendak memandikan jenazah. Untuk mencari solusi, warga harus mengambil air yang jaraknya cukup jauh.

Karena sudah dalam kondisi kritis akibat kesulitan air, muncullah ide untuk meminta bantuan ke Pemerintah. Kemudian warga bersama tokoh masyarakat Desa Telemang membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) yang diberi nama “Mojolenguk”.

Setelah Pokmas “Mojolenguk” terbentuk, kemudian mengajukan permohonan bantuan dana untuk pengadaan bor dan air bersih tertanggal 17 Februari 2022, yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Timur.

Rozikin sebagai Ketua Pokmas “Mojolenguk” berkata, saat itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Dusun Bakon, Desa Tlemang, pihaknya mengajukan proposal permohonan bantuan dana ke Gubernur Jawa Timur sebesar Rp 337.925.000.

Tidak cukup itu saja. Pokmas “Mojolenguk” juga mengajukan permohonan bantuan pengadaan sumur bor dan air bersih ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cabang Lamongan tertanggal 17 Februari 2023. Untuk mengajukan itu, pihak Pokmas “Mojolenguk” meminta persetujuan ke Kepala Desa Tlemang, Aris Pramono, dan Ketua LMDH Desa Tlemang, Maskun.

Sembari menunggu proposal pengajuan Pokmas Mojolenguk disetujui, warga Dusun Bakon diminta iuran untuk pengadaan air dari lokasi Perhutani. Asumsi warga, air yang bersumber di Perhutani sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum dan irigasi pertanian di saat musim kemarau.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan dan Mahasiswa Menggelar Aksi Teatrikal Melawan Perusakan Hutan Lindung Mendiro Wonosalam

Dari iuran tersebut terkumpul dana sekitar Rp 3,5 juta. Dana yang terkumpul tersebut masih kurang banyak. Menurut hitungan Ketua Pokmas “Mojolenguk”, jarak dari lokasi sumber air Perhutani sampai ke Dusun Bakon untuk pengadaan perlengkapan paralon, dan lain-lain, dibutuhkan biaya sekitar Rp 40 jutaan.

Tak lama kemudian, kabar baik datang dari permohonan yang diajukan Pokmas “Mojolenguk” ke Baznas Lamongan. Pihak Baznas Lamongan memberi kabar jika akan datang ke Desa Tlemang.

Beberapa lama kemudian, pihak Baznas Lamongan datang ke Desa Tlemang dan ditemui oleh Aris Pramono selaku Kepala Desa Tlemang. Yang membuat warga khususnya Pokmas “Mojolenguk” kecewa, Kepala Desa Tlemang tidak berkoordinasi dengan pihak Pokmas Mojolenguk.

“Kepala Desa tidak koordinasi dengan kami. Malah Pak Kades dan timnya menemui pihak Baznas tanpa melibatkan kami selaku pihak yang mengajukan proposal bantuan. Yang menemui Baznas, Pak Kades dan timnya,” kata Ketua Pokmas “Mojolenguk”.

Dari situlah, benih kekecewaan muncul terhadap Kepala Desa Tlemang. Perjuangan Pokmas “Mojolenguk” tidak dihargai oleh Kepala Desa Tlemang. Apalagi, Baznas Lamongan memberikan bantuan Rp 40 juta untuk pengadaan air bersih di Dusun Bakon.

“Perjuangan yang selama ini kami lakukan sia-sia setelah anggaran dari BAZNAS Rp 40 juta turun, malah dialokasikan ke tempat lain oleh Kades Tlemang,” ungkapnya

“Pemdes punya Dana Desa. Lalu dikemanakan realisasi Dana Desa? Masak paving minta orang, dan sekarang untuk air minta orang lain lagi,” ujarnya dengan nada kecewa.

Hal yang patut disesali juga ialah pernyataan Kepala Desa yang menurut informasi, apabila warga Dusun Bakon tidak patuh kepadanya, maka akan dibinasakan. (nif)

Editor : Syaiful Anwar