Asmara Berujung Petaka di Desa Wedani, Gresik

Reporter : -
Asmara Berujung Petaka di Desa Wedani, Gresik
Samsul terkulai lemah di ruang rawat Puskesmas Cerme
advertorial

Malam itu, pada Selasa (27/6/2023), sekitar pukul 21.00.WIB di Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, peristiwa pengeroyokan itu terjadi. Korbannya ialah Samsul (35 tahun), warga Desa Wedani.

Terduga pelaku ialah pria inisial KS (35 tahun) dan AG (25 tahun), warga Desa Wedani. Keduanya merupakan kakak beradik. 

Baca Juga: Bea Cukai RI Kunjungi Desa Wedani Karena Kepincut Kain Tenun

Dari keterangan Samsul, terduga pelaku tidak hanya 2 orang kakak beradik tersebut, karena masih ada lagi terduga pelaku lainnya yang identitasnya masih dilakukan penyelidikan. Seingat Samsul, satu lagi terduga pelaku ialah Kepala Desa Wedani, inisial HS.

Akibat pengeroyokan itu, Samsul nyaris meregang nyawa. Hampir sekujur tubuhnya lebam, dan beberapa bagian tubuhnya mengalami luka-luka. Dia pun menjalani perawatan di Puskesmas Cerme.

Tidak terima dirinya dikeroyok, Samsul melapor ke Polsek Cerme pada Rabu malam, 28 Juni 2023. Adapun Terlapor ialah KS dan AG.

Kapolsek Cerme, AKP Musihram tidak menampik adanya laporan dugaan pengeroyokan tersebut dengan pelapor ialah Samsul dan Terlapor KS dan AG. Personel Polsek Cerme telah melakukan penyelidikan dan beberapa saksi sudah dimintai keterangan.

"Masih dalam lidik para saksi," ujar Kapolsek Cerme, AKP Musihram dikonfirmasi redaksi Lintasperkoro.com, Jumat 30 Juni 2023.

Usai para saksi dimintai keterangan, pihak Polsek Cerme selanjutnya akan memeriksa para Terlapor.

Aksi pengeroyokan itu diduga pemicunya ialah asmara. Istri KS, yakni UM (30 tahun), disebut memiliki kedekatan dengan Samsul. Kedekatan mereka sampai ke telinga KS hingga dia terbakar api cemburu.

Baca Juga: Kasus Dugaan Pengeroyokan di Desa Wedani Naik ke Tahap Penyidikan, Pelapor: Kapan Diumumkan Tersangka ?

Lalu pada Selasa (27/6/2023), KS mengajak adiknya, AG, serta sejumlah temannya mencari keberadaan Samsul. Informasi yang diterima KS, Samsul berada di rumah temannya, Soleh. KS bersama yang lain bergegas menuju ke rumah Soleh di Desa Wedani.

Tiba di rumah Soleh sekitar pukul 21.00 WIB, KS bertanya keberadaan Samsul ke Sumaun, mertua dari Soleh. Sumaun mengakui keberadaan Samsul di rumahnya.

Tidak lama berselang, Samsul muncul menemui KS dan AG serta sejumlah orang. Tanpa pikir panjang, KS dan AG langsung menghujam tangannya ke muka Samsul dan bagian tubuh lainnya. Keduanya bertubi-tubi memukul Samsul dengan tangan kosong hingga Samsul tersungkur.

Diakui Samsul, pengeroyokan itu tidak cuma dilakukan KS dan AG. Seingatnya, beberapa orang yang ikut juga memukul Samsul. Usai dihajar, Samsul dibawa oleh Kepala Desa (Kades) Wedani ke Balai Desa Wedani. Di Balai Desa, Samsul mengaku dirinya kembali dipukuli, bahkan Kades Wedani diduga ikut memukul.  

Baca Juga: Korban Pengeroyokan di Desa Wedani Berharap Para Terlapor Segera Dipanggil

Pemukulan itu berhenti saat Samsul memohon agar para terduga pelaku membuktikan tudingan perselingkuhan dan mendesak agar istri KS, yaitu UM, didatangkan ke Balai Desa Wedani.

Samsul meminta kepada terduga pelaku agar menanyakan kepada UM siapa yang punya inisiatif foto selfi dengan Samsul dan mengupload ke TikTok.

"Saat UM (istri KS) menjawab, bahwa dirinya (UM) yang melakukan, tetap saja pemukulan kepadaku tak berhenti. Lalu mereka membawaku ke kamar mandi yang ada di kantor Desa Wedani sampai aku pingsan. Saat sadar, personil Polsek Cerme datang dan membawaku ke Puskesmas," kata Samsul bercerita.

Samsul berharap keadilan dari Polsek Cerme dengan memproses pidana para pelaku, termasuk dugaan pemukulan oleh Kepala Desa Wedani. (war)

Editor : Redaksi