Mengenang Toro Margens, Aktor Film yang Berawal dari Pegawai Kantoran

Reporter : -
Mengenang Toro Margens, Aktor Film yang Berawal dari Pegawai Kantoran
Toro Margens
advertorial

Masih ingat dengan Toro Margens, aktor lawas yang sukses membuat para penonton geram dan sebel dengan peran antagonisnya. Pria kelahiran di Kabupaten Pemalang pada 5 Juli 1950 ini, mendedikasikan dirinya di dunia seni peran hingga masa tuanya. Sebelum menjadi aktor, Torro Margens adalah seorang pegawai kantoran.

la memulai kariernya ketika hijrah ke Ibu Kota Jakarta pada tahun 1970-an. Sambil bekerja di kantoran, ia mencoba bermain film. Pada tahun 1974, ia main dalam film Neraka Perempuan. Setelah itu, ia kembali lagi ke kantor lamanya. Namun, karena merasa kariernya di dunia seni peran, ia keluar dari pegawai kantoran dan mulai total di panggung hiburan.

la pun mulai banyak memerankan peran di layar lebar. Pada tahun 1975, ia main dalam film Malam Pengantin, la terus berkarya hingga tahun 2018. Ada 61 judul film ia perankan.

Namanya terkenal karena kesuksesan aktingnya memerankan peran antagonis. Suaranya yang berat dan mimik berwajah jahat dan sinis mampu membangkitkan emosi penonton. Namun, ia juga menjajal untuk menjadi sutradara dan penata skenario.

Beberapa film yang pernah disutradarai oleh Torro adalah "Bercinta dalam Duka" (1984), "Preman" (1985), "Yang Perkasa" (1986), "Pernikahan Berdarah" (1987), "Lukisan Berlumur Darah" (1988) dan "Cinta Berdarah" (1989).

Lalu "Sepasang Mata Maut" (1989), "Prabu Anglingdarma" (1990), "Prabu Anglingdarma 2" (1990), "Saur Sepuh V (Istana Atap Langit)" (1992), "Surgaku Nerakaku" (1994) dan "Kabut Asmara" (1994).

Selain menjadi sutradara, di antara beberapa film yang disebut di atas, Torro pun bertindak sebagai pemain sekaligus penata skenario.

Tak hanya film, Toro juga aktif dalam beberapa FTV dan Sinetron di antaranya "Padamu Aku Bersimpuh", "Hidayah", "Rahasia Ilahi", "Tukang Bubur Naik Haji The Series" dan yang paling baru "Utusan Dari Surga".

Beberapa kali membintangi film horor, Toro akhirnya didapuk membawakan program misteri "Gentayangan" di salah satu stasiun televisi swasta. Dari sini, namanya makin dikenal luas.

Tak hanya di layar lebar, Torro juga berjaya di layar kaca, baik main sebagai pemain sinetron, FTV, maupun pembawa ancara reality show. la tak berhenti di panggung hiburan hingga ajal menjemputnya.

Pada Jumat, 4 Desember 2019, kabar duka datang dari Sukabumi tempat Torro Margens tinggal. la menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat. Torro wafat pada usia 68 tahun dan dimakamkan di dekat daerah rumahnya. (*)

Editor : Bambang Harianto