Kisah Slamet Nuryono, Dari Petani Miskin, Kini Jadi Juragan Kangkung
Desa Karangjati, sebuah dusun kecil di Jawa Tengah, kini dikenal luas berkat seorang petani kangkung bernama Slamet Nuryono. Siapa sangka, pria sederhana berusia 45 tahun ini berhasil mengubah nasibnya dari seorang petani miskin menjadi pengusaha sukses yang dihormati.
Beberapa tahun lalu, kehidupan Slamet jauh dari kata layak. Setiap hari, ia harus berjuang di sawah, menanam kangkung di atas lahan sempit warisan keluarga. Penghasilan yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan sehari-hari. Anak-anaknya seringkali terpaksa bersekolah dengan seragam tambal sulam, sementara hutang menumpuk di warung tetangga.
Baca Juga: Kisah Siti Nurhayati, Petani Kemangi yang Sukses Beromset Puluhan Juta Per Bulan
Namun, titik balik hidup Slamet datang ketika bencana melanda. Pada tahun 2018, banjir besar merendam ladangnya hingga semua tanaman kangkung rusak. Kejadian ini hampir membuat Slamet menyerah.
Dalam keputusasaan, ia merenungi hidupnya dan bertanya, "Apa aku harus menyerah atau bangkit?"
Bangkit dari Keterpurukan
Dengan tekad kuat, Slamet memutuskan untuk mencoba cara baru. Berbekal pinjaman kecil dari koperasi desa, ia mempelajari teknik hidroponik melalui video YouTube dan buku-buku bekas. Awalnya, banyak yang meremehkannya. Beberapa tetangga bahkan mengejeknya, mengatakan bahwa metode modern tidak cocok untuk petani kecil seperti dirinya.
Slamet tetap bertahan. Ia mengubah pekarangan rumahnya menjadi kebun kangkung hidroponik. Tidak mudah, ia sering gagal karena kurang pengalaman. Namun, ia terus belajar dari kesalahan. Dalam waktu enam bulan, hasilnya mulai terlihat. Kangkung yang ditanamnya tumbuh lebih cepat, segar, dan bebas pestisida.
Baca Juga: Kisah Sukses Qomaruzzaman, Petani Melon yang Terlahir Tanpa Tangan
Kesuksesan yang Menginspirasi
Keberhasilan Slamet menarik perhatian pasar lokal. Ia mulai memasok kangkung segar ke supermarket di kota terdekat. Dalam dua tahun, ia tidak hanya melunasi hutangnya tetapi juga mampu membeli lebih banyak lahan untuk mengembangkan usahanya.
Kini, Slamet memiliki lebih dari 10 karyawan, sebagian besar adalah tetangganya yang dulu menganggur. Ia juga membuka pelatihan gratis untuk petani lain yang ingin belajar hidroponik. Bagi Slamet, kesuksesan bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang berbagi.
Baca Juga: Jadi Petani di Merauke, Matius Pendapatannya Rp 20 Juta Perbulan
Pesan untuk Semua Orang
Dalam sebuah wawancara, Slamet berkata dengan mata berkaca-kaca, "Saya ini cuma petani kecil. Tapi saya belajar bahwa tidak ada yang mustahil kalau kita mau berusaha dan percaya pada diri sendiri."
Kisah Slamet Nuryono adalah bukti nyata bahwa kerja keras, ketekunan, dan keberanian untuk mencoba hal baru dapat mengubah kehidupan. Ia bukan hanya seorang petani kangkung, tetapi juga simbol harapan bagi banyak orang. (*)
Editor : Syaiful Anwar