Kisah Gita Hermanda, Dari Jurnalis ke Public Relations
Gita Hermanda menceritakan bagaimana dia meninggalkan profesinya sebagai Jurnalis Televisi di MNC Group dan menjadi seorang Public Relations. Cerita itu ditulis melalui akun Linkeding “Gita Hermanda”. Berikut ceritanya.
Kenapa banyak jurnalis bisa shifting career ke bidang Public Relations? Ini pengalamanku 'nyebrang', meninggalkan dunia kewartawanan yang sudah aku geluti sejak tahun 2014 dan berakhir menjadi Senior Public Relations di perusahaan startup.
Dunia Public Relations ternyata RELATED BANGET dengan kinerja kewartawanan:
1. Menulis press release: Sebagai mantan jurnalis, aku terbiasa membuat produk-produk jurnalistik. Menulis adalah makananku sehari-hari, sehingga aku terlatih untuk membuat tulisan yang menarik, namun padat dan jelas. Selain itu, angle berita harus memenuhi news value. Nah, press release dibuat perusahaan untuk didistribusikan ke para jurnalis dan diharapkan tayang menjadi berita atau advertorial. OTOMATIS aku tahu apa saja kebutuhan jurnalis, apa yang disuka dan tidak disuka, supaya berita layak 'naik'.
Baca Juga: Waspada Ada Pihak yang Mengaku dari Media Lintasperkoro.com, Wartawan Resmi Tercantum di Redaksi
2. Media relations: Tiap liputan di lapangan dulu, aku berteman dengan para jurnalis lintas media. Aku ngobrol, bertukar info pergerakan narasumber, tukar gosip di dunia politik sambil menunggu narasumber nongol, sampai nongkrong bareng. Pertemanan se-casual ini ternyata bisa jadi modal berharga ketika aku menjadi seorang PR. Karena aku bisa pitching langsung ke teman-teman jurnalisku, sesantai "aku punya artikel tentang CSR inovatif. gambar-gambarnya bagus, karena langsung ngikutin kegiatan penanaman pohon mangrove di Kampung Beting. Ituloh kampung yang terancam tenggelam". Kalau nggak punya teman jurnalis, akan sulit bagiku menawarkan materi branding yang punya nilai berita tinggi sekalipun. Rumus: punya temen jurnalis + punya materi bernilai berita tinggi = potensi besar berita naik secara organik
3. Media event: Ketika menjadi jurnalis, aku harus membuat angle berita yang menarik tiap kali meliput sebuat event atau acara. Berita akan membosankan jika kita hanya menggambarkan acaranya saja, padahal wartawan butuh substansi materi dari acara tersebut. Ketika menyelenggarakan media event, ide-ide yang ada di kepalaku sudah otomatis ter-setting: materi apa yang berpotensi dikutip media? Dengan begitu, aku bisa merancang talkshow atau kegiatan tertentu dalam media event dengan materi-materi yang dibutuhkan oleh wartawan.
Baca Juga: Sejumlah Media Online Diteror Usai Beritakan Kasus Dugaan Rudapaksa Oknum Security Bank di Surabaya
Masih banyak job desc lainnya.
Editor : Bambang Harianto