Sang Ayah Melepas Rindu di Balik Jeruji Besi

avatar Redaksi
  • URL berhasil dicopy
Seorang ayah di balik jeruji besi
Seorang ayah di balik jeruji besi
grosir-buah-surabaya

Seorang ayah berinisial AF, tahanan titipan dari Polda Jambi, terbaring di lantai sel. Tubuhnya letih. Wajahnya tirus.

Sudah dua bulan ia tak dikunjungi keluarganya. Dan malam itu, di bawah temaram lampu kantor polisi, keajaiban kecil terjadi.

Dua anak dan seorang istri datang jauh-jauh dari Kecamatan Bajubang, Batanghari. Menempuh perjalanan dua jam, membawa rindu yang nyaris pecah.

Mereka datang bukan membawa makanan mewah, bukan juga barang berharga hanya pelukan dan doa agar kepala keluarga mereka masih kuat bertahan. Namun jeruji besi tetaplah jeruji.

Ia memisahkan tangan, memisahkan pipi, memisahkan hati.

Sampai akhirnya, seorang Polisi bernama Bripka M Handoko datang dan berkata pelan, “Buka saja pintunya. Biar anak itu bisa memeluk ayahnya...”

Tak banyak bicara. Tak banyak aturan. Hanya manusia yang melihat manusia lain sama-sama punya rindu, sama-sama ingin merasa utuh walau sebentar.

Malam itu, pintu sel benar-benar dibuka. Anak kecil itu berlari, memeluk ayahnya tanpa ragu.

Tangis pecah. Lantai menjadi saksi bagaimana cinta menembus baja, hukum, dan prosedur. Mereka berdua tidur berpelukan.

Ayah di dalam sel, anak di luar, namun hati mereka berada di tempat yang sama.

Tak ada sutradara. Tak ada kamera film. Tapi adegan itu lebih nyata dari apa pun yang pernah kita tonton.

Di pojok ruangan, Bripka Handoko berdiri diam. Ia tahu, malam itu bukan sekadar momen keluarga itu adalah bentuk paling murni dari kemanusiaan.

Sebuah “keajaiban kecil” yang mungkin tak masuk berita besar, tapi mengguncang hati mereka yang masih percaya bahwa cinta bisa tumbuh bahkan di tempat yang gelap. Menariknya, ini bukan pertama kalinya Handoko melakukan hal seperti itu.

Sejak tahun 2023, ia dikenal sebagai polisi berhati lembut. Ia pernah membuka pintu sel agar seorang anak perempuan bisa memeluk ayahnya.

Ia percaya, keadilan tak selalu kaku. Bahwa di balik seragam, manusia tetap punya hati.

Barangkali, di dunia yang makin keras, kita butuh lebih banyak Polisi seperti Handoko yang mengerti bahwa keadilan tanpa kasih hanyalah dingin tanpa arah.

“Ayah, aku kangen…”

Lalu dunia seketika menjadi lebih lembut. Karena untuk sesaat, penjara berubah jadi rumah. (*Anhar)