Perilaku Dan Hubungan Parasosial : Kegiatan Sapa Pagi Pegawai

Reporter : -
Perilaku Dan Hubungan Parasosial : Kegiatan Sapa Pagi Pegawai
Pegawai Bea Cukai Juanda berkumpul melalui platform Microsoft Teams untuk mengikuti kegiatan Sapa Pagi
advertorial

Seluruh pegawai Bea Cukai Juanda berkumpul melalui platform Microsoft Teams untuk mengikuti kegiatan Sapa Pagi yang mengangkat topik menarik, yaitu "Perilaku dan Hubungan Parasosial." Narasumber yang ditunjuk untuk mengisi acara ini adalah Eka Sari, Pelaksana Pemeriksa. Tujuan dari kegiatan Sapa Pagi ini adalah untuk lebih mengenal pegawai satu sama lain serta melatih seni berbicara atau Public Speaking.

Eka Sari, narasumber kegiatan ini, membuka sesi dengan menjelaskan konsep Perilaku Parasosial. Ini adalah fenomena di mana seseorang memiliki ketertarikan besar terhadap figur atau tokoh yang ada di media.

Baca Juga: Parah ! Narkotika yang Disembunyikan di Organ Vital

Orang dengan perilaku ini akan mengagumi seseorang, seperti selebriti, musisi, influencer, dan lainnya, yang muncul akibat citra diri yang ditampilkan oleh figur tersebut di media, meskipun mereka tidak pernah bertemu langsung. Mereka merasa dekat dengan figur tersebut, meskipun hubungan ini sebenarnya hanya terjadi pada satu pihak dan tidak ada timbal balik.

Eka Sari juga menjelaskan beberapa tahapan dalam Hubungan Parasosial menurut penelitian Maltby, dkk, 2005. Tahapan ini mencakup:

1. Entertainment Social: Ini adalah tahap awal di mana penggemar hanya sebatas mengagumi dan membicarakan idola mereka sebagai hiburan ketika merasa bosan atau suntuk. Mereka bisa mengikuti berita idola mereka di media sosial dan selalu up-to-date dengan aktivitasnya.

Baca Juga: Bea Cukai Juanda Jelaskan Aturan ke Calon Pekerja Migran Jelang Keberangkatan ke Korsel

2. Intense Personal: Tahap berikutnya, di mana penggemar tidak hanya mengagumi idola mereka tetapi juga merasa telah mengenal idola mereka lebih dalam secara personal. Penggemar mulai terlibat dalam budaya "fandom," seperti streaming, membeli album, voting acara, fan meeting, dan berbagai kegiatan lainnya untuk berinteraksi lebih dekat dengan idola mereka. Meskipun pada tahap ini penggemar mulai mengandai-andaikan diri mereka bersama idola mereka, mereka menyadari bahwa hubungan ini sebatas antara idola dan penggemar.

3. Borderline Pathological: Tahap terakhir adalah tahap yang paling ekstrem. Pada tahap ini, hubungan parasosial bisa menjadi sulit dikontrol dan mengarah pada delusi. Penggemar pada tahap ini bisa memiliki obsesi berlebih pada idola mereka, bahkan sampai melakukan tindakan kriminal seperti menguntit idola mereka secara fisik. Mereka juga bisa menghabiskan jumlah uang yang tidak wajar untuk membeli barang-barang yang berkaitan dengan idola mereka, meskipun barang tersebut sebenarnya tidak berguna.

Setelah pemaparan materi oleh narasumber, kegiatan Sapa Pagi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana para pegawai Bea Cukai Juanda dapat mengajukan pertanyaan seputar topik tersebut. Hal ini memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk berdiskusi lebih lanjut tentang perilaku dan hubungan parasosial.

Baca Juga: Bea Cukai Juanda Musnahkan Barang-Barang Tak Penuhi Ketentuan Larangan dan Pembatasan Impor

Di akhir kegiatan, Kepala Seksi Perbendaharaan, Ako Rako Kembaren, menyampaikan data capaian penerimaan minggu ini, memberikan informasi terkini kepada semua peserta.

Kegiatan Sapa Pagi ini berhasil memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pegawai Bea Cukai Juanda tentang bagaimana perilaku manusia dalam mengembangkan hubungan parasosial dan pentingnya pemahaman ini dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rekan kerja serta masyarakat umum. (dit)

Editor : Syaiful Anwar