Menjerat Gus Dur

Reporter : -
Menjerat Gus Dur
Gus Dur keluar dari Istana Merdeka
advertorial

Adegan saat Gus Dur (Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia ke-4) keluar dari Istana Merdeka hanya dengan menggunakan celana kolor pendek di akhir masa jabatannya pada pertengahan Juli 2001 itu tentu saja tidak pernah disangka oleh Supri, Fotografer kantor Berita Reuters kala itu.

Posisi kamera milik Supri yang horizontal saat itu langsung ia ubah menjadi vertikal demi bisa mendapatkan frame kaki presiden yang hanya memakai celana pendek. Foto jepretannya itu kemudian menjadi salah satu foto paling bersejarah dalam dinamika perpolitikan Indonesia.

Baca Juga: Kisah Sepekan Sebelum Gus Dur Wafat

Kisah tentang akhir masa jabatan Gus Dur yang saat itu harus turun karena “dilengserkan” itu kelak menjadi salah kisah penuh intrik dalam sejarah politik. Sebuah buku berjudul “Menjerat Gus Dur” berhasil merekam dengan baik cerita tentang pelengseran Gus Dur tersebut.

Tak banyak yang menyangka, bahwa buku “Menjerat Gus Dur” yang ditulis oleh wartawan muda Virdika Rizky Utama bakal menjadi buku yang cukup populer, utamanya karena mencoba membongkar banyak sekali fakta bawah tanah terkait dengan pelengseran Gus Dur sebagai Presiden.

Dalam wawancaranya di Kick Andy, Gus Dur pernah mengatakan bahwa kelak, kisah tentang pelengserannya akan terbuka dan tersibak oleh sejarah di masa depan.

“Besok-besok akan terbukti oleh bangsa ini sendiri,” begitu kata Gus Dur.

Dan tampaknya benar belaka, kebenaran tersebut perlahan tersibak melalui banyak jalan, termasuk salah satunya melalui buku “Menjerat Gus Dur”.

Buku “Menjerat Gus Dur” sendiri bersumber dari dokumen-dokumen penting yang berisi tentang banyak informasi mengenai skenario pelengseran Gus Dur yang ditemukan secara tak sengaja oleh Virdika pada 2017 lalu di kantor DPP partai Golkar.

Saat itu, ia bekerja sebagai jurnalis Majalah Gatra dan sedang meliput satu tahun perkembangan renovasi kantor Golkar.

“Ambil aja, Mas. Ini juga mau dikiloin,” begitu kata petugas kebersihan kantor Golkar.

Konon, kalau saja tidak “jatuh” ke tangan Virdika, dokumen-dokumen super penting namun terabaikan tersebut rencananya bakal jatuh ke tangan tukang loak.

Liputan panjang Virdika dalam buku “Menjerat Gus Dur” mencoba mengurai apa yang disebut sebagai Skenario Semut Merah, sebuah skenario untuk menjatuhkan kredibilitas Gus Dur sebagai presiden melalui berbagai upaya termasuk rekayasa kasus Buloggate dan Brunaigate.

Buku “Menjerat Gus Dur”

Yang cukup membuat banyak orang terhenyak saat membaca buku tersebut tentu saja adalah begitu banyaknya nama-nama yang kita tak menyangka bahwa mereka ikut terlibat. Semuanya lengkap dengan perannya masing-masing.

Dalam dokumen tersebut, dikatakan ada campur tangan Hamdan Zoelva, Patrialis Akbar, Ali Marwan, dan beberapa tokoh lainnya yang bertugas mengomandoi aksi mahasiswa dan pemuda saat sidang paripurna.

Lalu ada andil Bambang Tri Atmojo dan Arifin Panigoro yang dikatakan berperan mendukung aksi borong dollar di pasar valuta asing untuk menjatuhkan nilai tukar rupiah saat itu.

Lalu ada juga Parni Hadi dan Surya Paloh yang dikatakan kebagian tugas untuk meng-arrange proses blow up berita di media massa tentang tuntutan mundur terhadap Gus Dur.

Sampai yang tak kalah mengagetkan, adanya peran Dien Syamsuddin yang dalam dokumen ditulis punya andil mengendalikan MUI melalui kasus Ajinomoto yang disebut punya dampak besar, yakni memaksa para ulama dan tokoh agama untuk mencabut dukungannya pada Gus Dur.

Banyaknya tokoh yang disebut inilah yang kemudian menjadi magnet utama buku ini. Tak berlebihan jika kemudian banyak yang sempat mengkhawatirkan keselamatan Virdika sebab sudah berani membongkar sesuatu yang orang lain tak berani membahasnya.

Kepada Virdika, Greg Barton, penulis biografi Gus Dur yang juga memberi kata pengantar dalam buku “Menjerat Gus Dur” bahkan sampai mengatakan sesuatu yang melegakan namun menakutkan: “Saya bersyukur, kamu masih sehat dan hidup.” (*)

*) Sumber : AkalBuku

Editor : Ahmadi