Pesan Kiswanto : Jangan Jadi Pendendam

Reporter : -
Pesan Kiswanto : Jangan Jadi Pendendam
Kiswanto
advertorial

Akhir-akhir ini, sejumlah media online menyebutkan nama Kiswanto, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Kantor Cabang Gresik. Pria asal Kabupaten Lamongan ini menjadi objek pemberitaan, terlepas pemberitaan itu berdampak positif bagi pribadi dan instansinya maupun negatif. 

Pemberitaan secara positif karena sejauh ini, proses PPDB (penerimaan peserta didik baru) tingkat SMA/SMK sederajat tidak ada kendala. Sisi negatifnya, Kiswanto disebut sebagai orang yang arogan, mengancam kebebasan pers, atau diksi lain yang setara dengan kata arogan.

Baca Juga: Siswa SMABA Lamongan Harumkan Nama Jawa Timur

Sikap arogan ditujukan ke Kiswanto oleh pihak wartawan setelah mereka hendak konfirmasi perihal dugaan pungutan liar di SMAN Balongpanggang. Saat itu, seorang wartawan datang ke kantor Kiswanto, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Kabupaten Gresik di Jl. DR. Wahidin Sudiro Husodo No.229, Kembangan, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, pada Senin siang, 8 Mei 2023.

Kedatangan mereka hendak menemui si empunya. Mereka ingin mendapat pernyataan dari Kiswanto. Tapi, si Tuan Rumah, katanya, menyambut si tamu dengan sikap arogan, mengajak duel wartawan yang ke kantornya, dan membentak dengan sangat kasar. Perilaku itu direkam menjadi video oleh salah satu wartawan yang hadir.

Tidak terima, seorang wartawan mengadukan tindakan Kiswanto ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Surat pengaduan disampaikan ke Gubernur Jawa Timur melalui kantor Sekdaprov Jawa Timur oleh salah satu Pemimpin Redaksi media online pada Senin 15 Mei 2023.

Perihal surat pengaduan tersebut terkait tindakan sewenang-wenang Kiswanto terhadap wartawan yang akan konfirmasi perihal dugaan Pungli di SMAN 1 Balongpanggang Gresik.

Demi mendapatkan informasi yang utuh dan tidak sepihak, Redaksi mendapat kesempatan bertemu dengan Kiswanto di kantornya pada awal Juni 2023.

Sebelum pertemuan, kami laporan ke resepsionis. Disitu, kami menyampaikan maksud kedatangan dan sudah ada janji sebelumnya dengan Kiswanto. Sekitar 5 menit menunggu, kami dipersilakan masuk ke ruangan Kiswanto yang jaraknya 2 ruangan dari ruang tunggu.

Di dalam ruangan, sambutan hangat diucapkan oleh Kiswanto. Saat kedatangan kami, dia masih menghadap laptop untuk menggarap beberapa pekerjaan. Kedatangan kami berdua membuat Kiswanto menanggalkan kesibukannya sejenak.

Sikap ramah saat menyambut kami seakan menggugurkan tudingan arogan yang berseliweran di beberapa media. Kami tidak sekali itu saja bertemu Kiswanto. Pada beberapa momen, kami sering komunikasi, dan bertamu ke kantornya itu pertama kali bagi kami.

Baca Juga: 76 Siswa Jawa Timur Bersaing di Grand Final Pemilihan Duta Pelajar Anti Korupsi

Kami memulai percakapan yang serius, mulai dari persiapan PPDB, program Dinas Pendidikan Jawar Timur cabang Gresik, dan isu tentang sikap arogansi terhadap wartawan. Semua itu dijawab Kiswanto dengan gamblang. Begitu juga perjalanan karirnya, selama jadi Kepala SMAN 1 Paciran (Lamongan), Kepala SMAN 1 Lamongan, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Cabang Probolinggo, jadi Ketua Ikatan Alumni Unipa periode 2023-2027, hingga Kepala Dinas Pendidikan Jatim Cabang Gresik.

Tentang sikap arogansi terhadap wartawan yang informasinya beredar luas di media massa, Kiswanto mengungkap bahwa itu salah paham. Kiswanto saat peristiwa itu mengatakan dia sedang sibuk menyiapkan beberapa pelaksanaan agenda dan program. Saat bersamaan, datanglah sejumlah orang yang mengaku wartawan datang ke kantornya. 

Saat itulah, Kiswanto terpancing karena merasa harga dirinya direndahkan. Menyangkut harga diri, Kiswanto tak kenal kompromi. Jika dikaitkan dengan jabatan, Kiswanto siap bertanggungjawab terhadap risiko apapun dari kebijakannya.

Akhirnya, salah paham itupun mencuat. Namun, Kiswanto menganggap itu bukan permasalahan yang panjang dan besar. Meski tudingan arogan tersiar di media, bahkan dilaporkan ke Gubernur Jawa Timur, Kiswanto mengaku dirinya tidak dendam. 

"Buat apa dendam kepada orang pembenci kita. Manusia ada batasnya, jabatan, usia, ada akhirnya. Persaudaraan lebih utama," kata Kiswanto menanggapi pemberitaan terhadap dirinya.

Baca Juga: SMA Awards 2023, Siapkan Generasi Emas Menuju Indonesia Emas 2045

Manusia satu sama lain saling membutuhkan. Kiswanto menceritakan pengalaman saat dia bukan siapa-siapa. Dia direndahkan orang, terkhusus pejabat. Namun, situasi itu berbanding terbalik. 

Saat pejabat itu pensiun dan tidak punya pengaruh kekuasaan, pejabat itu membutuhkan Kiswanto. Bukan seorang pejabatnya itu langsung, melainkan anaknya. Dia butuh tandatangan Kiswanto, jika tidak ditandatangani, maka karir anak itu terhenti. Padahal, sebelumnya, Kiswanto sering direndahkan oleh orangtua anak itu semasa jadi pejabat. Kini, dunia terbalik. 

Bagi Kiswanto, dia ikhlas membantu siapapun meskipun sebelumnya dia dapat hinaan. Kiswanto membantu tanpa dendam. Karena dendam, katanya, sumber dari penyakit.

Dia juga bersedia membantu siswa/siswi SMK/SMA sederajat yang tidak mampu beli seragam sekolah atau pun sepatu. Dia juga siap membantu siswa berprestasi bisa melanjutkan studi lanjutan hingga ke universitas. 

Segala bantuan itu diberikan tanpa pamrih. Dia yakin, baik dirinya maupun keluarganya, pasti juga membutuhkan bantuan orang lain. Karena itu, investasi yang dilakukan semasa hidupnya ialah investasi kebaikan. (Ful)

Editor : Redaksi