Sampah Indofood Banyak Ditemukan di Dasar Waduk Gajah Mungkur

Reporter : -
Sampah Indofood Banyak Ditemukan di Dasar Waduk Gajah Mungkur
advertorial

Empat orang dari Komunitas BRUIN (Badan Riset Urusan Sungai Nusantara) kembali melakukan kegiatan riset dan sensus sampah plastik. Kegiatan sensus sampah kali ini dilaksanakan di kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM) yang berlokasi tidak jauh dari pusat keramaian Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan sensus sampah yang menyasar lokasi di Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu rangkaian kegiatan Brand Audit yang dilakukan BRUIN selama satu tahun lebih sejak tahun 2022. 

Pada saat di lokasi waduk, tim BRUIN menemukan fenomena alam menarik yang disebabkan oleh menyusutnya debiot air Waduk Gajah Mungkur. 

Baca Juga: Puluhan Aktivis Lingkungan dan Akademisi Gelar Aksi Solidaritas Peduli Pantai Lewat Clean Up dan Audit Plastik

“Seiring menyusutnya debit air Waduk Gajah Mungkur karena kemarau, muncul fenomena padang rumput hijau di kawasan wisata waduk. Fenomena padang rumput yang terjadi juga memunculkan fenomena sampah plastik bekas makanan dan minuman yang berserakan di kawasan padang rumput. Sampah yang berserakan di padang rumput, kemungkinan sengaja ditinggalkan pengunjung wisata WGM dan dibuang secara sembarangan,” ujar Muhammad Kholid Basyaiban selaku Koordinator Program Sensus Sampah Plastik dan Divisi Litigasi BRUIN. 

Seiring banyaknya pengunjung wisata dan menjamurnya PKL di kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur, hal tersebut tidak dibarengi dengan kesadaran pengunjung wisata untuk menjaga kebersihan.

Sampah plastik bekas makanan ringan dan minuman banyak berserakan di kawasan Waduk Gajah Mungkur dan kawasan fenomena alam padang rumput. Hal tersebut juga diperparah dengan minimnya fasilitas pengumpulan sampah di kawasan wisata. 

Salah satu penduduk asli setempat Giyono (30 tahun), mengatakan, “Sebelum Waduk gajah Mungkur dibangun, lokasi  padang rumput merupakan pemukiman warga yang yang sengaja ditenggelamkan untuk pembangunan Waduk. Warga pemukiman yang ikut program bedol desa kemudian bertransmigrasi ke wilayah Kalimantan seperti Bengkulu dan bebrapa warga juga merantau ke Ibukota, DKI Jakarta Sebagian warga juga berpindah ke lokasi yang berjarak sekitar dua kilometer sebelah Barat Waduk Gajah Mungkur.” 

Dalam kegiatan sensus sampah plastik banyak ditemukan juga sampah plastik kemasan yang tertanam di dasar Waduk Gajah Mungkur. Sampah plastik yang terkubur dan tertanam di dasar waduk, diduga berasal dari sampah domestik warga pemukiman yang ditenggelamkan untuk waduk. 

“Kami menemukan beberapa kemasan plastik dari produk – produk rumah tangga yang tertanam di dasar Waduk Gajah Mungkur. Sampah plastik tersebut diduga berasal dari sisa – sisa sampah domestik pemukiman warga yang dulu ditenggelamkan karena akan dibangun Waduk Gajah Mungkur. Dalam kegiatan sensus sampah plastik kami mengumpulkan beberapa sample sampah dari 2 lokasi yang masuk di kawasan Waduk Gajah Mungkur. Total sampah yang dikumpulkan berjumlah sekitar 450 pcs sampah," kata Kholid.

“Karena Waduk Gajah Mungkur sangat luas wilayahnya, kami membagi kegiatan sensus sampah/brand audit menjadi 2 lokasi. Lokasi pertama berada di dalam kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur, dan untuk lokasi kedua berada sekitar 4 km sebelah barat kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur dan sebagai kawasan budidaya ikan tawar. Dengan mengunakan metode pengambilan sampah menggunakan transek, kami mengumpulkan sekitar 450 pcs sampah dari 2 lokasi tersebut,” imbuh Kholid, alumni Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo tersebut.

"Produsen penghasil plastik yang kita temukan produknya, kemudian kami akan melakukan advokasi untuk meminta pertanggung jawaban atas sampah produk mereka yang bocor ke lingkungan sesuai dengan regulasi yang ada. Dalam kegiatan sensus sampah/brand audit di kawasan wisata Waduk Gajah Mungkur, tim kami berhasil mengidentifikasi asal muasal sampah, mengetahui karakteristik sampah plastik serta melakukan kompilasi data atas temuan sampah tersebut. Kami juga melist 11 top polluter pencemar plastik di kawasan waduk. Sampah temuan tersebut didominasi oleh sampah jenis makanan dan minuman dari perusahaan FMCG dan unbrand," katanya. 

11 top polluter sampah plastik yang ditemukan secara berurutan adalah :

1. Indofood dengan 94 pcs sampah;

2. Santos Jaya Abadi 90 pcs sampah;

Baca Juga: BRUIN Melakukan Restorasi Kawasan Mangrove Lewat Kampanye Merdeka untuk Mangrove Surabaya

3. Unbrand (tanpa merek) 84 pcs sampah;

4. Wings Food 60 pcs sampah;

5. Danone 24 pcs sampah;

6. Sari Food Incofood Corporation 18 pcs sampah

7. Orang Tua 16 pcs sampah;

8. Unilever 12 pcs sampah;

Baca Juga: Dugaan Mafia Tanah di Balik Menjamurnya Bangunan di Bantaran Kali Surabaya

9. Mayora 12 pcs sampah;

10. Garuda Food 10 pcs sampah;

11. Jaya Prima Abadi 10 pcs sampah;

Kedepannya, Komunitas BRUIN akan mencoba meneliti sampah plastik yang mencemari kawasan Indonesia Timur dan dalam waktu dekat juga BRUIN akan melakukan kegiatan sensus sampah plastik di sungai dengan menggunakan metode Trashboom.

"Harapannya semakin banyak kegiatan sensus sampah plastik yang tim BRUIN lakukan, berbalik juga semakin bertambahnya data temuan sampah plastik yang mencemari lingkungan, khususnya lingkungan perairan," katanya. (kin)

Editor : Ahmadi