Dipimpin Gus Yani, Gresik Juara Investasi di Jatim, Tapi Warga Miskin Bertambah

Reporter : -
Dipimpin Gus Yani, Gresik Juara Investasi di Jatim, Tapi Warga Miskin Bertambah
Peringkat investasi di Jawa Timur. (desain : DPMPTSP Jatim)

Kabupaten Gresik dengan luas 1.194 km menjadi daya pikat bagi investor untuk mengeruk keuntungan di dalamnya. Tidak cuma jadi buffer zone bagi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur, tapi Gresik sudah menjadi kabupaten yang mampu bersaing dengan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur, bahkan dengan Kota Surabaya maupun Kabupaten Sidoarjo.

Hadirnya pelabuhan, akses transportasi yang terintegrasi, tol, kawasan industri, kemudahan perizinan, serta masyarakatnya yang kondusif, telah mencatatkan Kabupaten Gresik sebagai juara investasi di Jawa Timur pada triwulan II tahun 2023.

Baca Juga: Ayah Korban Laka Kerja di PT Daesang Legowo, Perkara Telah Selesai Secara Kekeluargaan

Dari data yang diterima Redaksi Lintasperkoro.com dari Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Timur, Kabupaten Gresik menempati peringkat pertama dalam realisasi investasi pada triwulan II 2023.

Tercatat, nilai realisasi investasi di Kabupaten Gresik pada triwulan II tahun 2023, baik dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penananam Modal Dalam Negeri (PMDN), sebesar Rp 12,1 triliun (38,9%). Peringkat kedua ialah Kota Surabaya senilai Rp 5,9 triliun (18,8%), lalu Kabupaten Pasuruan senilai Rp 3,7 triliun (11,9%). Kemudian Kabupaten Sidoarjo senilai Rp 2,6 triliun (8,4%), Kabupaten Mojokerto sebesar Rp 0,8 triliun (2,5%).

Kabupaten Gresik mendominasi realisasi investasi PMA. Jika dirinci, PMA di Kabupaten Gresik sebesar Rp 10,4 triliun, Kabupaten Pasuruan sebesar Rp 1,4 triliun, Kota Surabaya sebesar Rp 0,8 triliun, Kabupaten Tuban sebesar Rp 0,4 triliun, Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp 9,4 triliun.

Sedangkan dari sisi PMDN, Kota Surabaya berada di posisi teratas dengan nilai Rp 5,1 triliun, disusul Kabupaten Pasuruan Rp 2,4 triliun, Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp 2,3 triliun, Kabupaten Gresik sebesar Rp 1,7 triliun, dan Kabupaten Mojokerto sebesar Rp 0,7 triliun.

“Kinerja investasi terdiri dari realisasi PMA, PMDN, dan Usaha Mikro Kecil (UMK), serta penertiban perizinan berusaha yang menjadi kewenangan DPMPTSP Jawa Timur. Sumber data yang digunakan berasal dari BPS, Kementerian Investasi/BPKM RI, serta internal DPMPTSP Jawa Timur,” demikian disampaikan Dyah Wahyu Ermawati selaku Kepala Dinas PMPTSP Jawa Timur, dalam keterangan tertulisnya.

Dari keterangan DPMPTSP Jawa Timur, kontributor tertinggi dalam realisasi investasi di Kabupaten Gresik ialah PT Freeport Indonesia dengan nilai Rp 6,5 triliun. PT Freeport Indonesia berlokasi di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Manyar, Kabupaten Gresik.

Menurut negara asal, beberapa negara yang menanamkan investasinya di daerah yang dipimpin oleh Fandi Akhmad Yani atau Gus Yani ini seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, China, dan beberapa negara lain.

Investasi dari Amerika Serikat di Kabupaten Gresik, terdapat PT Freeport Indonesia, juga ada PT Manyar Maju Refinery (industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya) senilai Rp 0,58 triliun, PT Autokorindo Pratama (industri kendaraan bermotor dan alat transprtasi lainnya) sebesar Rp 0,04 triliun.

Investisasi dari Amerika Serikat

Baca Juga: Keluarga Korban Meninggal Kecelakaan Kerja di PT Daesang Sepakat Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Negara Jepang juga kepincut untuk berinvestasi di Kabupaten Gresik. Hal ini dari realisasi investasinya, ada PT Smelting dari Jepang, yang berinvestasi sebesar Rp 2,2 triliun.

Investasi dari Jepang

China juga berinvestasi di Kabupaten Gresik melalui PT Hailiang Nova Material Indonesia, yaitu perusahaan industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya, sebesar Rp 0,22 triliun. Juga PT Panca Boga Paramita di bidang hotel dan restoran, sebesar Rp 0,07 triliun.

Investasi dari China

Dari Korea Selatan, masing-masing perusahaan yang berinvestasi ialah PT Cheil Jedang Indonesia senilai Rp 0,44 triliun dan PT Daesang Ingredient Indonesia senilai Rp 0,06 triliun.

Dari investasi tersebut, tenaga kerja diserap masing-masing dari PMA sebanyak 5.501 orang dan dari PMDN sebanyak 2.552 orang. Tapi, terdapat tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Gresik, jumlahnya sebanyak 266 orang.

Baca Juga: Smelter PT Freeport Indonesia di KEK JIIPE Resmi Beroperasi

Kendati jadi juara investasi di Jawa Timur, namun pencapaian tersebut dikritisi oleh Efianto, selaku Ketua Aliansi Wartawan dan LSM Gresik Selatan (WaGs). Menurut Efianto, banyaknya industri yang berdiri di Gresik tidak berdampak kepada kesejahteraan masyarakat Gresik dalam arti luas.

Salah satu indikator yang disebut Efianto ialah jumlah penduduk miskin di Gresik bertambah di tahun 2023 ini. Dari jumlah populasi di Kabupaten Gresik sebanyak 1,344 juta orang, penduduk miskin yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur sebanyak 149,75 ribu orang.

“Itu data sampai triwulan I 2023. Lalu buat apa investasi masuk dan jadi juara, tapi masyarakat Gresik tidak menikmatinya. Penduduk miskin bertambah,” kata Efianto dalam keterangannya yang disampaikan pada Senin, 6 November 2023.

Angka meningkat, sebut Efianto, karena sepanjang tahun 2022, warga miskin di Gresik mencapai 149,64 ribu orang.

“Sangat ironis di tengah banyaknya perusahaan dan industri di Gresik, Pemkab Gresik tidak bisa membuat kebijakan yang pro rakyat. Dari data kami, di Gresik pada tahun lalu ada 27.051 perusahaan, bahkan bisa bertambah. Lalu buat apa perusahaan berdiri di Gresik tapi tidak mengakomodir tenaga kerja dari Gresik terlebih dahulu. Berikan pelatihan kepada warga Gresik, jika terampil, rekrut. Di lain itu, gandeng warga sekitar, jadikan mereka plasma. Di Gresik ada banyak BUMN, salurkan TJSL (tanggungjawab sosial lingkungan) untuk memberdayakan masyarakat sekitar industri,” tegas Efianto. (adi)

Editor : Ahmadi