Target Zero NNC untuk Ekspor Tanaman Hias dan Kayu Sonokeling Melalui Karantina Surab
“Zero Notification of Non Compliance (NNC) untuk ekspor tanaman hias dan produk kayu sonokeling”, pesan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaour Panggabean, pada acara Evaluasi Sertifikasi Karantina Tumbuhan di Wilayah Layanan Karantina Surabaya, Kamis (16/11/2023).
Kepala Barantin juga menekankan mitra kerja karantina atau eksportir, untuk tidak mengutak-atik dokumen, sesuaikan komoditas pertanian yang dilalulintaskan, dan khusus untuk fumigator agar melaksanakan fumigasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Modus Penyelundupan Lobster Pasir di Banyuwangi
“NNC sedari dulu sudah ada, tapi semakin banyak. Hal ini tentu merugikan eksportir dan kinerja Barantin. Mari kita identifikasi masalah nya apa, dan kita selesaikan,” ungkap Kepala Barantin.
Kepala Barantin juga berpesan kepada Pejabat Karantina Surabaya untuk melakukan edukasi, mulai dari hulu, traceability, komitmen dan memberikan layanan karantina 24 jam.
“Bekerja dengan integritas, dengan hati dan jujur,” pungkas Sahat.
Acara yang dihadiri oleh mitra kerja karantina atau eksportir tanaman hias dan produk kayu sonokeling di wilayah layanan Karantina Surabaya ini, berlangsung di Aula Nganjuk, kantor Karantina Surabaya.
Baca Juga: Tokek Sembuhkan Penyakit Kanker, Mitos atau Fakta?
Kepala Karantina Surabaya, Cicik Sri Sukarsih dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa fumigator menjadi salah satu kunci keberterimaan komoditas pertanian ekspor di negara tujuan.
“NNC seringkali diakibatkan tidak dilengkapi dengan Phytosanitary Certificate (PC) dan ditemukan OPTK, karena fumigasi tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan,” ungkap Cicik.
Sosialisasi dan evaluasi ini digagas oleh Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati (KT dan Kehani) sebagai bentuk evaluasi untuk ekspor tanaman hias dan produk kayu sonokeling.
Baca Juga: Di Balik Senyum Salihen Dapatkan Cuan Dari Sapi Madura
“Saya sengaja menggagas kegiatan ini, dengan harapan dapat menekan jumlah NNC, dengan evaluasi langsung ini, kita dapat menemukan solusi atas permasalahan NNC untuk kembali tingkatkan ekspor dan tentunya berdampak pada peningkatan ekonomi,” ungkap Kepala Pusat KT dan Kehani, A.M Adnan.
Hadir dalam sosialisasi dan evaluasi ini, Kepala Barantin, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Jajaran Bidang Karantina Tumbuhan Karantina Surabaya, Ketua Aspphami, Perjaskindo, eksportir tanaman hias dan Ketua Asosiasi Eksportir serta eksportir kayu sonokeling di wilayah layanan Karantina Surabaya, fumigator dan jasa pengiriman. (kin)
Editor : Ahmadi